ASPEK MUTU DAN TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG PORANG
Abstract
Keunggulan tepung porang (Amorphophallus konjac) adalah memiliki kandungan serat tinggi, terutama pembubaran serat. Selain itu, tepung ini memiliki kemampuan menyerap air dan bisa membentuk gel yang bisa meningkatkan kelenturan pada mie basah. Rumusan masalahnya adalah bagaimana jika tepung porang digunakan sebagai ramuan dalam pembuatan mie basah, apakah mie basah yang terbuat dari tepung porang lebih disukai oleh konsumen? Penggantian tepung porang ternyata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kandungan air, protein, lemak, karbohidrat dan abu mie basah. Mie dengan lebih banyak tepung porang tersubstitusi, maka kadar air, kadar lemak dan kadar abu meningkat, sementara kadar protein dan karbohidrat menurun. Hasil uji organoleptik yang menggambarkan tingkat preferensi konsumen terhadap mie basah yang dimasak yang dihasilkan, menunjukkan bahwa tepung substitusi porang sampai 15% tekstur dan warna lebih disukai oleh konsumen. Untuk penyedap, substitusi tepung porang 10% masih disukai konsumen dengan frekuensi 40%, sedangkan tepung substitusi porang di atas 10% hanya beberapa negara bagian seperti aroma mie basah yang dihasilkan.
Kata kunci: Tingkat kesukaan, mie basah, tepung porang
Downloads
References
Anonymous, 1993. Pedoman Pembuatan Roti dan Kue. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Anonymous, 2013. Budidaya Dan Pengembangan Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) Sebagai Salah Satu Potensi Bahan Baku Lokal. Modul Diseminasi. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Porang Indonesia. Universitas Brawijaya Malang.
Astawan, M. 1999. Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M. Wooton. 1995. Ilmu Pangan. Terj. oleh Hari Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia, Press. Jakarta
Chan, Albert P. N. 2009. Konjac Part I: Cultivation To Commercialization Of Components. http://www.worldfoodscience.org/cms/?pid=10035 56. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2013
Dewan Standarisasi Nasional. 1992. SNI – 01 2987-1992. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Larmond, E. 1994. Metoda Pengujian Bahan Pangan Secara Sensoris. Terj.oleh Susrini Idris. PS Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang
Mamudh, Rofijul. 2009. Melihat Budidaya Iles-iles di Hutan Ketapanrame, Trawas. Harian Radar Mojokerto, Senin, 18 Mei 2009
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Mie. eBookPangan.com.
Kusmandar, Feri. 2010. Mengenal Mie dan Teknologi Proses Produksinya. (terhubung berkala) http://itp.fateta.ipb.ac.id (30 Desember 2014)
Retnaningsih, Ch dan Laksmi Hartayani. 2005. Aplikasi Tepung Iles-iles (Amorphophallus konjac) sebagai Pengganti Bahan Kimia Pengenyal pada Mie Basah : Ditinjau dari Sifat Fisikokimia dan Sensoris. Laporan Penelitian Program Penelitian Pemula. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Sari, K.P. 2013. Tepung Glukomanan dari Umbi Porang sebagai Subtitusi Tepung Terigu pada Produk Pangan Alternatif berupa Mie Rendah Kalori. Artikel Populer, Gerakan Cinta Pangan Lokal, Inovasi dan Potensi Daerah, Tulisan Terkini (1 Juli 2013)
Widodo, R., Setijanen D. H dan Dwi, A.R. 2013. Aspek Mutu Produk Roti Tawar untuk Diabetesi Berbahan Baku Tepung Porang dan Tepung Suweg. Laporan Akhir Penelitian Dosen Pemula. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Winarno, FG. 1998. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.
Yaseen, E.I., Herald, T.J., Aramouni, F.M., Alavi, S., 2005. Rheological Properties of Selected Gum Solutions. Food Research International. 38; 111–119
Authors who publish with Heuristic agree to the following terms:
- Authors transfer the copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.. that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)