https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/MEKANIKA/issue/feedMEKANIKA: Jurnal Teknik Mesin2024-09-04T08:50:29+00:00Edi Santosoedisantoso@untag-sby.ac.idOpen Journal Systems<div id="journalDescription" style="text-align: justify; font-size: 14px;"><strong>Mekanika: Jurnal Teknik Mesin</strong> is a peer-reviewed journal, published by Department of Mechanical Engineering Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Mekanika: Jurnal Teknik Mesin was first published in 2015. At first this journal was published two times a year, in<strong> July</strong> and <strong>December</strong>. This journal gives readers access to download journal entries in pdf file format. <br><br> Mekanika: Jurnal Teknik Mesin is created as a means of communication and dissemination for researchers to publish research articles or conceptual articles. Mekanika: Jurnal Teknik Mesin only accepts articles related to the topic of Aerodynamics and Fluid Mechanics, Biomechanics, Combustion and Energy Systems, Design and Manufacturing, Dynamics and Control, Materials Sciences and Engineering, Vibrations, Acoustics and Fluid-Structure Interaction. Mekanika: Jurnal Teknik Mesin is available in both print and online. The language used in this journal is Indonesian. <br><br> <strong>This journal has been indexed by</strong>: Google Scholar, PKP Index, Garuda<br> <strong>ISSN (Print): 2460-3384</strong> <br> <strong>ISSN (Online): 2686-3693</strong></div>https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/MEKANIKA/article/view/11523RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KELAPA2024-07-30T09:26:53+00:00Yusuf Nurcahyoyusufekonurcahyo@untag-sby.ac.idAhmad Jabiralijabir@untag-sby.ac.idDian Setiya Widododiansetiyawidodo@untag-sby.ac.idPongky Lubas Wahyudipongkylubaswahyudi@untag-sby.ac.idWisnu Yulianto Nugrohowisnuyulianto@untag-sby.ac.idWhisnu YuliAziz Ariefianto AriefiantoYuliAzizAriefianto@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pada saat ini masyarakat masih menggunakan cara manual untuk memisahkan daging kelapa dengan batoknya, yaitu dengan membelah buah kelapa lalu mencukilnya. Cara ini memakan waktu lama sehingga tidak efisien untuk produksi kopra dan kelapa parut. Untuk mengatasi masalah ini, telah dirancang sebuah alat yang diberi nama Mesin Pengupas Batok Kelapa. Alat ini berfungsi untuk memisahkan daging kelapa dari batoknya dengan menggunakan pisau penahan dan gigi penekan yang digerakkan oleh poros yang terhubung dengan roda gigi gearbox, sabuk, dan puli, serta digerakkan oleh motor bensin. Penggunaan mesin ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi bagi para pelaku usaha di bidang pengolahan kelapa. Mesin ini memiliki kapasitas produksi rata-rata 78 kelapa dalam 10 menit, 264 kelapa dalam 30 menit, dan 663 kelapa dalam 60 menit. Dengan mesin ini, kapasitas produksi dan keamanan dalam pengupasan batok kelapa dapat ditingkatkan secara signifikan.</p>2024-07-30T09:09:10+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/MEKANIKA/article/view/11674ANALISIS PENGARUH VARIASI KECEPATAN DAN ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL LAS2024-07-31T03:54:52+00:00Mohammad Muftimoh.mufti@untag-sby.ac.idIsmail IsmailIsmail@untag-sby.ac.idIchlas Wahidichlaswahid@untag-sby.ac.id<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Prosedur pengelasan memainkan peranan penting dalam sektor teknologi manufaktur, dan prosedur pendinginan selanjutnya digunakan pada material yang dihasilkan dari pengelasan baja ST-42, menggunakan oli SAE-10W-30 sebagai bahan pendingin. Prosedur ini, yang meliputi peleburan logam dan Perlakuan Termal selanjutnya dengan pendinginan yang dipercepat untuk mencapai proses pengerasan, dimaksudkan untuk memperoleh karakteristik material yang sesuai. Nilai tegangan tarik tertinggi diperoleh selama prosedur pendinginan, yang bervariasi tergantung pada laju dan arus pengelasan. Mesin las Gas Metal Arc Welding (GMAW) digunakan dengan fluktuasi arus sebesar 120 A, 130 A, dan 140 A. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh fluktuasi kecepatan pengelasan dan arus listrik terhadap karakteristik mekanik mesin las. pengelasan dan tentukan kombinasi kecepatan dan arus pengelasan yang paling menguntungkan di antara tiga opsi—55 mm/s, 52 mm/s, dan 49 mm/s untuk kecepatan pengelasan, dan 120 A, 130 A, dan 140 A untuk arus pengelasan —dalam hasil pengelasan GMAW. Pada pengujian pada plat induk baja karbon rendah yaitu “ST42” yang dilakukan dengan pengujian tegangan tarik maksimum dan uji kekerasan brinell. Tegangan tarik maksimum terbesar berada pada, Hasil Pengujian Tarik dengan variasi kecepatan 55mm/s, 52mm/s, dan 49mm/s dan variasi arus 120A, 130A, Dan 140A. Dan media pendingin OLI SAE 10W-30 kekuatan tarik maksimum terbesar berada di pengelasan, arus 140A dengan kode spesimen G2 dengan kekuatan tarik maksimum sebesar 43,58 kg/mm2. Dan tegangan tarik maksimum terendah yaitu berada pada kode spesimen A2 di arus 120 A sebesar 33,14 kg/mm2. Dan kecepatan pengelasan 52mm/s. pada media pendingin oli yang didapatkan yaitu semakin besar arus makan semakin tinggi tegangan tarik maksimumnya, sedangkan untuk pengujian kekerasan Brinell, Pengujian Kekerasan Brinell dengan pengambilan sampel titik pada daerah Weld Metal, HAZ, Base Metal. Dan nilai tertinggi kekerasan HBN berada pada arus 130 A dengan kode spesimen D, dan kecepatan Pengelasan 55mm/s sehingga nilai kekerasan yang di dapat sebesar 175,3 HBN Pada daerah weld metal , dan pada daerah HAZ nilai tertinggi berada pada arus 120A pada kode spesimen A dengan kecepatan pengelasan 55mm/s sebesar 164 HBN. Dan pada daerah base metal yang tertinggi yaitu pada arus 130 A pada kode spesimen E, dengan kecepatan pengelasan 52mm/s sebesar 159 HBN.</p>2024-07-30T09:10:22+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/MEKANIKA/article/view/11675PENGARUH ACTIVE FLUX SiO2 DAN MnO2 PADA PENGELASAN A-TIG UNTUK SAMBUNGAN DISSIMILAR METAL PADA KAPAL PERANG2024-09-04T08:50:29+00:00Dika Anggaradika.anggara@ppns.ac.idEriek Wahyu RestuWidodoeriekwahyu@ppns.ac.idPriyambodo NurAdi Nugrohopriyambodonugroho@ppns.ac.idRuddianto Ruddiantoruddianto@ppns.ac.idAang Wahidinaangwahidin@ppns.ac.id<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Salah satu kelemahan pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas) pada penyambungan <em>dissimilar metal</em> untuk penerapan pada sambungan las di kapal perang adalah hasil penetrasi yang dangkal dan harus ada penggunaan <em>buttering weld</em>. Pengembangan terus dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut hingga ditemukan metode A-TIG (Activated Tungsten Inert Gas) untuk meningkatkan kedalaman penetrasi. A-TIG merupakan salah satu pengelasan yang memanfaatkan oksida logam yang berbentuk pasta. Pada penelitian ini digunakan jenis <em>active flux</em> SiO<sub>2</sub> dan MnO<sub>2</sub> ditinjau dari kedalaman penetrasi dan strukturmikro dari sambungan las. Kedalaman penetrasi dengan <em>Active flux</em> SiO<sub>2</sub> lebih dalam dibandingkan dengan MnO<sub>2</sub>. Pada daerah HAZ <em>carbon steel</em> terdapat sturktur mikro <em>grain boundary ferrite, acicular ferrite, bainite, dan perlite</em>. Sementara itu, pada bagian <em>weld metal</em> terdapat <em>grain boundary ferrite, bainite, dan pearlite</em>. HAZ <em>stainless steel</em> terjadi pertumbuhan <em>dendrite ferrite</em> yang melintasi weld metal.</p>2024-07-30T09:11:32+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/MEKANIKA/article/view/11676PENGARUH TEMPERATUR PENEKANAN PANAS DAN REDUKSI KETEBALAN TERHADAP STABILITAS DIMENSI KOMPOSIT ALUMINIUM - ABU DASAR BATU BARA SETELAH PERLAKUAN PANAS T62024-07-30T10:03:43+00:00Harjo Seputroharjoseputera@untag-sby.ac.idMaula Nafimaula.nafi@untag-sby.ac.idMastuki Mastukimastuki@untag-sby.ac.idDedik Saputro Hardiantodediksaputrohhh@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penelitian mengenai kestabilan dimensi berbahan aluminium composite abu dasar batubara sangat penting dilakukan untuk mengetahui kelayakan suatu komponen. Tanpa kestabilan dimensi yang baik, maka sebuah komponen tidak akan mampu memenuhi standart mutu yang sudah ditetapkan. Adapun komponen dari bahan yang yang digunakan adalah Aluminium 6061, serbuk aluminium murni, Cairan HNO<sub>3</sub>, Magnesium, Serbuk Al<sub>2</sub>O<sub>3</sub> ,dan serbuk abu dasar batubara (Buttom Ash yang kemudian dielectroless plating). selanjutnya bahan di cor dengan metode stir casting, stelah itu melewati proses homogenizing dan hot pressing dengan temperatur yang mana setiap temperatur akan dikombinasikan dengan 3 variasi reduksi 5 %, 10%, 15%. Setelah pelat jadi, pelat akan dipotong dengan proses pemesinan untuk membuat spesimen uji. Setelah itu spesimen uji akan melewati proses pengujian ukuran dengan metode Coordinat Measuring Machine (CMM) dan dilanjutkan dengan proses pemanasan T6, setelah proses perlakuan panas T6, spesimen uji akan kembali diuji kestabilan dimensinya dengan metode CMM, untuk mengetahui kestabilan dimensi setelah spesimen uji mendapat perlakuan panas T6. Kestabilan dimensi dapat diamati dari perubahan titik-titik yang diamati, sebuah titik koordinat bisa dikatakan stabil apabila tidak terjadi pergeseran lokasi pada titik tersebut</p> <p><strong>K</strong><strong>ata kunci</strong><strong>:</strong> komposite, reduksi, temperatur, kestabilan dimensi, perlakuan panas T6, metode CMM, hot pressing</p>2024-07-30T09:12:38+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/MEKANIKA/article/view/11677ANALISIS PENGARUH VARIASI KEMIRINGAN SUDUT VARIATOR (PRIMARY PULLEY), UKURAN V-BELT DAN BERAT ROLLER TERHADAP DAYA PADA MOTOR MATIC MIO J 110CC2024-07-30T10:00:43+00:00Royyan Firdausroyyanf@untag-sby.ac.idSupardi Supardisupardi@untag-sby.ac.idI Made Kastiawanmadekastiawan@untag-sby.ac.id<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Sistem transmisi otomatis pada kendaraan matic merupakan transmisi otomatis pengoperasiannya tidak menggunakan perpindahan roda gigi melainkan menggunakan pulley dan belt yang dikenal dengan CVT. Sistem CVT (Continuous Variable Transmission) adalah sisteim transmisi daya dari meisin meinuju roda beilakang meilalui V-beilt yang meinghubungkan antara drivei pulleiy untuk meinggeirakkan drivein pulleiy meinggunakan gaya seintrifugal yang teirjadi pada komponein-komponeinnya, CVT (Continuosly Variablei Transmission ) teirdiri dari drivei pulleiy dan drivein pulleiy. Pada pully primeir teirdapat speieid goveirnor yang beirfungsi meirubah beisar keicilnya diameiteir pully primeir yang seibagai rumahan dari rolleir seintrifugal yang akan meineirima gaya seintrifugal akibat putaran crankshaf. Pada pully primeir teirdapat speieid goveirnor yang beirfungsi meirubah beisar keicilnya diameiteir pully primeir yang seibagai rumahan dari rolleir seintrifugal. peinggeirak pada seipeida motor matic ialah salah satu komponein yang peinting pada seipeida motor seibagaimana pada matic yang beirfungsi seibagai peimindah keiceipatan seisuai rpm meisin seicara otomatis dan tidak mamakai gigi transmisi namun meinggunakan sabuk V-beilt seibagai peineirus atau peinghubung putaran antara keidua pulleiy. Puli seibagai komponein yang beirfungsi untuk meingatur beirat keicilnya diameiteirpuli yang beirhubungan deingan peirbandingan reiduksi putaran meisin, seilain itu puli juga beirfungsi untuk meingatur akseileirasi pada seipda motor. Beirdasarkan hasil peineilitian teintang analisa peingaruh variasi keimiringan sudut variator (primary pulleiy), ukuran v-beilt dan beirat rolleir teirhadap akseileirasi dan peirforma pada motor matic mio j 110cc dapat disimpulkan, untuk daya maksimal yang dapat dicapai di motor Yamaha Mio J 110cc teirleitak pada variasi pulleiy 130 deingan rolleir 10gram dan meinggunakan V-beilt variasi beirnilai 7,855 Hp, untuk daya maksimal yang dapat dicapai di motor Yamaha Mio J 110cc teirleitak pada variasi pulleiy 130 deingan rolleir 8 gram dan meinggunakan V-beilt original deingan nilai 7,555 Hp.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci:</strong> daya,rolleir,pulleiy,otomasi, v beilt</p>2024-07-30T09:13:18+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/MEKANIKA/article/view/11216THE KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS GMAW ALUMINUM 5083 H112 MENGGUNAKAN FILLER METAL ER 5556 ER 5356 DAN ER 51832024-07-30T10:09:05+00:00Hendri Budi Kurniyantohendribudi@ppns.ac.idMuhammad Nafi’ Eka Sudiranafiekasudira@gmail.comMoh. Miftachul Munirmifmunir@gmail.comImam Khoirul Rohmatimkhoirohmat@gmail.comMohammad Thoriq Wahyudiwahyudidd@gmail.comMukhlis Mukhlismukhlis45@gmail.com<p>Pengelasan GMAW plat aluminum 5083 H112 dengan ketebalan 8 mm menggunakan tiga jenis <em>filler metal</em> yang berbeda secara komposisi yaitu ER 5556, ER 5356 dan ER 5183 telah dilakukan. Untuk mengetahui karakteristik sambungan las dilakukan uji kekerasan, uji tarik secara transversal, dan pengamatan struktur mikro sesuai standar yang relevan. Rata-rata kekerasan tertinggi sebesar 76,4 HV di daerah <em>weld metal </em> didapat dengan menggunakan <em>filler metal</em> ER5556 sedangkan kekerasan paling rendah sebesar 67,0 HV diperoleh dengan menggunakan <em>filler metal</em> ER5356. Kekuatan sambungan las tertinggi sebesar 273 MPa didapat dari penggunaan <em>filler metal</em> ER5183. Keuletan paling tinggi didapat dengan menggunakan <em>filler metal</em> ER5356 ini ditunjukkan oleh nilai prosesntase elongasi paling tinggi yaitu 13,5% dibandingkan dengan dua jenis <em>filler metal</em> lainnya berkisar antara 4,2%-4,7%. Porositas ukuran kecil yang merata di daerah logam las ditemukan pada logam las untuk semua jenis <em>filler metal</em> yang digunakan, porositas pada hasil las aluminum pada umumnya disebabkan oleh kelarutan hidrogen yang tinggi di dalam aluminum cair. prosesentase partikel Mg<sub>2</sub>Al<sub>3 </sub>didapat 26,2% pada <em>weld metal </em> filler ER 5556, 24,8% pada <em>weld metal </em> filler ER 5356 dan 25,1% pada <em>weld metal </em> filler ER 5183 dengan ukuran individual partikel relatif besar ditemukan pada <em>weld metal </em> ER 5356.</p> <p><strong>K</strong><strong>ata kunci</strong><strong>:</strong> <em>Pengelasan, GMAW, Aluminum 5083 </em></p> <p> </p>2024-07-30T09:14:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/MEKANIKA/article/view/11679PENGARUH KONVEKSI UDARA PAKSA PADA GASIFIKASI BIOMASSA JERAMI PADI DENGAN BONGGOL JAGUNG TERHADAP SYNGAS DAN NILAI TAR2024-07-30T10:06:59+00:00Ibnu Irawanibnu.irawan@trunojoyo.ac.idFatanur Baity Tsulutsyafatanur@gmail.comWildan Alimwildanalim@gmail.comRullie Annisarulianisa@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Gasifikasi menggunakan bahan jerami padi dengan bongkol jagung adalah teknologi yang baru, karena dapat mengkonversi bahan baku yang kaya unsur karbon menjadi <em>syntetic</em> <em>gas</em> (syngas) yang dapat dibakar dengan mudah. Reaktor gasifikasi adalah model <em>downdraft</em>. Metode eksperimental dengan perbandingan variasi jerami padi dan bonggol jagung yaitu 50 : 50. Syngas yang diukur adalah Hidrogen (H<sub>2</sub>)<sub>g</sub>, Karbonmonoksida (CO)<sub>g</sub>, Metana (CH<sub>4</sub>)<sub>g</sub>. Optimalisasi kerja reaktor gasifikasi ini, yakni dengan cara dengan meningkatkan temperatur pada zona oksidasi. Peningkatan temperatur di zona pembakaran dapat menyebabkan kualitas syngas menjadi baik. Syngas dengan kualitas yang baik akan mempengaruhi nilai kalor bahan bakar dan nilai tar yang sedikit. Hasil syngas yang diperoleh dengan konveksi udara paksa 0.0086 kg/s adalah 16.34 % CO dan 12.50 % gas H<sub>2</sub>. Nilai tertinggi pada gas CH<sub>4</sub> pada konveksi udara paksa 0.0081 kg/s adalah 2.01 %. Volume tar paling rendah merupakan nilai terbaik pada gasifikasi dengan konveksi udara paksa 0.0086 kg/s yaitu 73.81 mg/m<sup>3</sup>. Massa abu paling sedikit pada konveksi udara paksa 0.0086 kg/s bernilai 80.43 gr. Maka kesimpulan dari variasi pengaruh konveksi udara paksa yang paling baik pada proses gasifikasi yaitu pada penggunaan konveksi udara paksa sebesar 0.0086 kg/s.</p> <p> </p> <p><strong>K</strong><strong>ata kunci</strong><strong>:</strong> <em>Konveksi Udara Paksa, Gasifikasi, Bonggol Jagung, Jerami Padi, Syngas.</em></p>2024-07-30T09:15:02+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/MEKANIKA/article/view/11680ANALISIS ANALISIS PENGARUH PUTARAN SPINDLE PROSES PEMBUBUTAN METODE DRY CUTTING DAN WET CUTTING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PAHAT KARBIDA2024-07-30T09:45:58+00:00Moh. Nor Ali Azizaliaziz@untag-sby.ac.idFatkhurrohman Fatkhurrohmanfatkhurrohman@untag-sby.ac.idEdi Santosoedisantoso@untag-sby.ac.idMuhammad Celvin Dewantaracelvin@gmail.comMuhammad Zidane Pratamazidane@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p>Kekasaran permukaan adalah salah satu karakteristik penting dalam metode pemesinan karena berpengaruh pada kinerja komponen mesin. Parameter pemesinan seperti sudut potong dan kecepatan pemakanan benda kerja (<em>feeding</em>) memiliki dampak signifikan terhadap kualitas kekasaran permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh putaran spindle dalam proses pembubutan dengan metode <em>dry cutting</em> dan <em>wet cutting</em> (cairan emulsi dan cairan Synthetic) terhadap kekasaran permukaan Baja ST 60 menggunakan pahat karbida. Penelitian ini dilakukan dengan variasi kecepatan spindle 500, 760, dan 1200 Rpm serta variasi jenis pendinginan, dengan kedalaman pemotongan tetap 1,5 mm dan dilakukan 3 kali pemakanan. Total 27 spesimen Baja ST 60 digunakan dalam eksperimen ini. Berdasarkan hasil pengujian, nilai kekasaran permukaan terendah (Ra) diperoleh pada putaran spindle 1200 Rpm dengan metode wet cutting dan jenis pendingin cairan synthetic, dengan nilai kekasaran rata-rata 1,744 µm. Sedangkan kekasaran permukaan tertinggi (Ra) diperoleh putaran spindle 500 Rpm dengan metode Dry Cutting, dengan nilai kekasaran 5,767 µm. Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan putaran spindle berpotensi menghasilkan permukaan benda kerja yang lebih halus.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci:</strong> <em>Putaran Spindle, Kekasaran Permukaan, Dry Cutting, Wet Cutting, Medium Carbon Steel ST 60</em></p>2024-07-30T09:15:37+00:00##submission.copyrightStatement##