Konstruksi Asas Peraturan Daerah Kota Madiun Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Abstract
Enforcement of environmental crimes is a serious problem to be tackled. Enforcement will be carried out based on what basic construction is built on environmental regulations. This study will discuss what the basic construction was built on the Madiun City Perda No.19/2011, whether the basic construction built in the Madiun City Regulation No.19/2011 was in accordance with the basic construction in Law No.32/2009 and whether the basic construction Madiun City Regulation No.19/2011 may have implications for the successful achievement of the objectives of the regulation. This research is a normative legal research using secondary data consisting of primary legal materials in the form of laws and regulations and secondary legal materials, namely literature. The results of the study stated that the basic construction that was built in the Regional Regulation of the City of Madiun No.19/2011 was the primum remedium principle. This principle is constructed in the Regional Regulation of the City of Madiun No.19/2011 based on the condition of the City of Madiun which is based on economic, legal and cultural factors. The basic construction that was built is used for law enforcement purposes and makes it easier to achieve the objectives of environmental enforcement in Madiun City which is contained in Article 3 of the Madiun City Regulation No.19/2011. Despite the construction of the primum remedium principle, its application is not normatively applied because it can result in disruption of the economy, law and culture which are the basis for constructing this principle. The persuasive approach is preferred because it provides more benefits for the government, society and development actors. However, the Madiun City Regulation No.19/2011 still applies the principle of primum remedium if the development carried out results in intolerable adverse impacts and as a form of support for the Madiun City Government in carrying out the mandate of the 1945 Constitution Article 28H paragraph (1) to create a good living environment. and healthy. However, the construction of the primum remedium principle cannot be applied in all regions of Indonesia due to different economic, legal and cultural factors in each region.
Keywords: development; environment; primum remedium
Abstrak
Penegakan kejahatan lingkungan hidup menjadi masalah serius untuk ditangani. Penegakan akan dilakukan berdasarkan konstruksi asas apa yang dibangun pada peraturan tentang lingkungan hidup. Penelitian ini akan membahas tentang konstruksi asas apa yang dibangun pada Perda Kota Madiun No.19/2011, apakah konstruksi asas yang dibangun pada Perda Kota Madiun No.19/2011 telah sesuai dengan konstruksi asas pada UU No.32/2009 serta apakah konstruksi asas Perda Kota Madiun No.19/2011 dapat berimplikasi terhadap pencapaian keberhasilan tujuan dari Perda tersebut. Penelitian ini berjenis penelitian hukum normatif dengan menggunakan data sekunder yang terdiri bahan hukum primer yakni berupa peraturan perundang-undang dan bahan hukum sekunder yakni literatur. Hasil penelitian menyatakan bahwa konstruksi asas yang dibangun pada Perda Kota Madiun No.19/2011 adalah asas primum remedium. Asas tersebut dikonstruksikan pada Perda Kota Madiun No.19/2011 berdasarkan kondisi Kota Madiun yang berdasarkan pada faktor ekonomi, hukum dan budaya. Konstruksi asas yang dibangun digunakan untuk tujuan penegakan hukum dan mempermudah mencapai tujuan penegakan lingkungan hidup Kota Madiun yang terdapat pada Pasal 3 Perda Kota Madiun No.19/2011. Meski berkonstruksi asas primum remedium, penerapannya tidak secara normatif diterapkan lantaran dapat berakibat terganggungnya ekonomi, hukum dan budaya yang menjadi dasar untuk mengkonstruksikan asas ini. Pendekatan secara persuasif lebih dipilih lantaran lebih memberikan manfaat bagi pemerintah, masyarakat serta pelaku pembangunan. Meski demikian, Perda Kota Madiun No.19/2011 tetap memberlakukan asas primum remedium jika pembangunan yang dilakukan mengakibatkan dampak buruk yang tidak dapat ditoleransi serta sebagai bentuk dukungan Pemkot Madiun dalam menjalankan amanat UUD 1945 Pasal 28H ayat (1) untuk mewujudkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Meski demikian, konstruksi asas primum remedium tidak dapat diterapkan diseluruh wilayah Indonesi karena faktor ekonomi, hukum dan budaya yang berbeda disetiap wilayah.
Kata kunci: lingkungan hidup; pembangunan; primum remedium
Downloads
References
Anindyajati, Titis, Irfan Nur Rachman, and Anak Agung Dian Onita. 2016. ‘Konstitusionalitas Norma Sanksi Pidana Sebagai Ultimum Remedium Dalam Pembentukan Perundang-Undangan’, Jurnal Konstitusi, 12.4: 872–92 <https://doi.org/10.31078/jk12410>
Ardika, Ketut. 2021. ‘The Role of Ultimum Remedium Principles as a Basis for Thinking of the Implementation of Criminal Law in Resolving Legal Problems’, in Proceedings of the 2nd International Conference on Law, Social Sciences and Education, ICLSSE 2020, 10 November, Singaraja, Bali, Indonesia (Bali: EAI), pp. 1–5 <https://doi.org/10.4108/eai.10-11-2020.2303387>
Aspan, Zulkifli. 2017. ‘Advokasi Litigasi Kasus Reklamasi Pantai Makassar (Perspektif Undang-Undang Lingkungan Hidup)’, Amanna Gappa, 25.2: 9–24 <https://doi.org/https://doi.org/10.20956/ag.v25i2.2508>
Dg Tawang, Dian Adriawan. 2020. ‘PENERAPAN ASAS ULTIMUM REMEDIUM DALAM KETENTUAN HUKUM PIDANA LINGKUNGAN DI INDONESIA’, SUPREMASI HUKUM, 16.1: 48–61 <https://doi.org/10.33592/jsh.v16i1.717>
Erliyani, Rahmida. 2017. ‘THE ESSENCE OF PRIMUM REMEDIUM PRINCIPLE IN THE ENFORCEMENT OF ENVIRONMENTAL CRIMINAL LAW’, Journal of Law, Policy and Globalization, 64: 77–84 <https://www.iiste.org/Journals/index.php/JLPG/article/view/39533/0>
Fadli, Moh., Mukhlish, and Mustafa Lutfi. 2016. HUKUM & KEBIJAKAN LINGKUNGAN, Cetakan 1 (Malang: UB Press) <https://hukum.ub.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Hukum-dan-Kebijakan-Lingkungan.pdf>
Hayati, Tri. 2019. ‘HAK PENGUASAAN NEGARA TERHADAP SUMBER DAYA ALAM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BENTUK PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN’, Jurnal Hukum & Pembangunan, 49.3: 768–87 <https://doi.org/10.21143/jhp.vol49.no3.2199>
Hutchinson, Terry, and Nigel Duncan. 2012. ‘Defining and Describing What We Do: Doctrinal Legal Research’, Deakin Law Review, 17.1: 83 <https://doi.org/10.21153/dlr2012vol17no1art70>
Jalil, Abdul. 2021. ‘Cemari Lingkungan, Pengusaha Madiun Diminta Kelola Limbah Cair’, Solopos.Com <https://www.solopos.com/cemari-lingkungan-pengusaha-madiun-diminta-kelola-limbah-cair-1173245> [accessed 9 April 2022]
Liputan 6. 2022. ‘Fantastis, Pemkot Madiun Targetkan Investasi Rp193 Miliar Pada 2022’, Liputan6.Com <https://jatim.liputan6.com/read/4932897/fantastis-pemkot-madiun-targetkan-investasi-rp193-miliar-pada-2022> [accessed 8 April 2022]
Marbun, Roy Ganda, Ida Lamsihar Sitompul, Midarmi Halawa, Indah Prihatiani Malau Pasa, and Ganesha Putra Purba. 2020. ‘TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA KORUPSI SEBAGAI EXTRA ORDINARY CRIME’, Jurnal Ilmiah Simantek, 4.3: 234–43 <https://simantek.sciencemakarioz.org/index.php/JIK/article/view/184>
Maroni. 2015. PENGANTAR HUKUM PIDANA ADMINISTRASI, ed. by Sunarto (Bandar Lampung: CV Anugrah Utama Raharja)
Marzuki, Peter Mahmud. 2016. Penelitian Hukum, Edisi Revi (Jakarta: KENCANA)
Naibaho, Nathalina. 2021. ‘Rethinking the Ultimum Remedium Principle to Support Justice and Strong Law Enforcement Institutions in Environmental Crimes’, in OP Conference Series: Earth and Environmental Science (Jakarta: IOP Publishing), DCCXVI, p. 012068 <https://doi.org/10.1088/1755-1315/716/1/012068>
Natsir, Muhammad, and Andi Rachmad. 2018. ‘Penetapan Asas Kearifan Lokal Sebagai Kebijakan Pidana Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Aceh’, Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal), 7.4: 468–89 <https://doi.org/10.24843/JMHU.2018.v07.i04.p05>
Nugraha, Made Satria Wibawa, and Suatra Putrawan. 2018. ‘PEMBERIAN SANKSI PIDANA SEBAGAI ULTIMUM REMEDIUM DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP’, Kertha Wicara : Journal Ilmu Hukum, 7.2: 1–11 <https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/view/38661>
Pratiwi, Kania Tamara, Siti Kotijah, and Rini Apriyani. 2021. ‘Penerapan Asas Primum Remedium Tindak Pidana Lingkungan Hidup’, SASI, 27.3: 363 <https://doi.org/10.47268/sasi.v27i3.471>
Rahmawati, Nur Ainiyah. 2013. ‘HUKUM PIDANA INDONESIA: ULTIMUM REMEDIUM ATAU PRIMUM REMEDIUM’, Recidive, 2.1: 39–44 <https://jurnal.uns.ac.id/recidive/article/view/32002>
RAS, Hernawati, and Joko Trio Suroso. 2020. ‘KEPASTIAN HUKUM DALAM HUKUM INVESTASI DI INDONESIA MELALUI OMNIBUS LAW’, JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, Dan Akuntansi), 4.1: 392–408 <https://doi.org/https://doi.org/10.31955/mea.vol4.iss1.pp392-408>
Riani, Etty, and Muhammad Reza Cordova. 2016. Pengantar Ilmu Lingkungan (Banten: Universitas Terbuka) <https://pustaka.ut.ac.id/lib/pwkl4106-pengantar-ilmu-lingkungan/>
Rosana, Mira. 2018. ‘KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DI INDONESIA’, Kelola: Jurnal Sosial Politik, 1.1: 148–63 <https://doi.org/https://doi.org/10.15575/jk.v1i1.4128>
Sinaga, Fransiska Adelina. 2018. ‘PERKEMBANGAN HUKUM PIDANA LINGKUNGAN HIDUP’, Jurnal LEGISLASI INDONESIA, 15.4: 331–42 <https://doi.org/https://doi.org/10.54629/jli.v15i4.247>
Subyakto, Kukuh. 2015. ‘AZAS ULTIMUM REMEDIUM ATAUKAH AZAS PRIMUM REMEDIUM YANG DIANUT DALAM PENEGAKAN HUKUM PIDANA PADA TINDAK PIDANA LINGKUNGAN HIDUP PADA UU NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP’, Jurnal Pembaharuan Hukum, II.2: 209–13 <https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26532/jph.v2i2.1431>
Superi, Deni. 2018. ‘MPLIKASI ASAS PRIMUM REMEDIUM DALAM PENEGAKAN HUKUM PIDANA LINGKUNGAN HIDUP DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP’ (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) <https://repository.untirta.ac.id/TA/KT/KT03/0/2017/KT0300091/implikasi-asas-primum-remedium-dalam-penegakan-hukum-pidana-lingkungan-hidup-ditinjau-dari-undangundang-nomor-32-tahun-2009-tentang-perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hidup.html>
Suradiyanto, Suradiyanto, and Made Warka. 2015. ‘PEMBANGUNAN HUKUM INVESTASI DALAM PENINGKATAN PENANAMAN MODAL DI INDONESIA’, DiH: Jurnal Ilmu Hukum, 11.21: 25–32 <https://doi.org/10.30996/dih.v11i21.444>
Surmawan, Iskandar, and Hatrik Hamzah. 2014. ‘PENERAPAN ASAS ULTIMUM REMEDIUM TERHADAP PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP DI BENGKULU’ (Universitas Bengkulu) <http://repository.unib.ac.id/9828/>
Wibisana, Andri Gunawan. 2017. ‘Campur Tangan Pemerintah Dalam Pengelolaan Lingkungan: Sebuah Penelusuran Teoretis Berdasarkan Analisis Ekonomi Atas Hukum (Economic Analysis Of Law)’, Jurnal Hukum & Pembangunan, 47.2: 151–81 <https://doi.org/10.21143/jhp.vol47.no2.812>
Widayati, Lidya Suryani. 2015. ‘ULTIMUM REMEDIUM DALAM BIDANG LINGKUNGAN HIDUP’, JURNAL HUKUM IUS QUIA IUSTUM, 22.1: 1–24 <https://doi.org/10.20885/iustum.vol22.iss1.art1>
Authors who publish with Jurnal Hukum Magnum Opus agree to the following terms:
- Authors transfer the copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.. that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)