SISTEM AKUNTANSI UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PADA UMKM DI SURABAYA

  • Nenny Syahrenny
  • Emi Kusmaeni
  • Astri Fitria

Abstract

Pada masa sulit seperti ini yang dikarenakan pandemi covid-19, banyak usaha yang terkena dampaknya termasuk para pelaku UMKM. Ada yang dapat bertahan, namun tidak sedikit yang menutup usahanya. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai potensi untuk bangkit, jika UMKM dapat bangkit maka perekonomian nasional akan bangkit. Hal ini dikarenakan jumlah UMKM di Indonesia mencapai 99,99% dari keseluruhan usaha. Berbagai kebijakan pemerintah dilakukan untuk mengupayakan agar UMKM dapat bangkit kembali. Meskipun demikian, kelemahan yang ada pada UMKM perlu diatasi salah satunya kualitas sumber daya manusia dalam managerial, keuangan dan produksi. Mayoritas pelaku UMKM tidak atau kurang memiliki pengetahuan khususnya dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan yang berkualitas dapat membantu pengguna laporan keuangan, terutama pemilik dalam mengambil keputusan. Kualitas laporan keuangan dipengaruhi oleh standar akuntansi keuangan dan sistem informasi akuntansi yang memadai. Tahun 2016, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah mengesahkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM) sebagai standar penyusunan laporan keuangan untuk UMKM yang berlaku efektif 1 Januari 2018. Meskipun sudah lebih 2 tahun sejak berlakunya efektif SAK tersebut, banyak pelaku UMKM belum tau atau belum memahaminya. Pemerintah melalui Dinas Koperasi dan UKM telah berupaya mensosialisasikan standar tersebut ke berbagai pelosok daerah. Implementasi SAK EMKM ini kurang dapat efektif dikarenakan sistem informasi akuntansi yang dimiliki UMKM tidak memadai. Pelaku UMKM mempunyai catatan kas, penjualan dan pembelian namun tidak terintegrasi sehingga tidak dapat menyusun laporan keuangan sesuai standar. Tim pengabdian memberikan solusi kepada mitra, khususnya kepada pelaku UMKM di kota Surabaya untuk menyusun sistem akuntansi yang dapat mendukung implementasi SAK EMKM. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian adalah dengan survey pendahuluan, pelatihan, pendampingan dan penyusunan sistem akuntansi serta pembuatan modul untuk mitra. Modul dibuat agar mitra mempunyai pegangan materi dan petunjuk dalam membuat jurnal. Metode pengabdian yang diberikan mengikuti proses akuntansi dimana pada awalnya adalah mengidentifikasi transaksi atau peristiwa yang akan dicatat kedalam jurnal dan kemudian melakukan pencatatan transaski berdasar bukti kedalam jurnal umum. Kegiatan pengabdian ini masih pada tahap awal yaitu penyusunan kode akun dan pencatatan jurnal. Pelaksanaan pengabdian dibantu 2 mahasiswa akuntansi sehingga memberi manfaat bagi mahasiswa juga untuk mempraktekkan ilmunya di masyarakat. Hasil dari kegiatan ini adalah mitra memahami tahapan awal dari proses akuntansi, mitra telah mempunyai kode akun sebagai langkah awal dalam penyusunan laporan keuangan, transaksi penjualan dan pembelian yang awalnya terpisah-pisah kini sudah terintegrasi dan tercatat didalam jurnal umum. Dalam kegiatan pengabdian, tim mengalami kendala waktu yang disediakan pemilik dalam menyiapkan data dan adanya pembatasan kegiatan masyarakat. Namun demikian tidak menjadi penghalang kami dalam melakukan kegiatan. Kegiatan pengabdian ini kedepannya adalah
54
melanjutkan ke tahap berikutnya dari proses akuntansi. Dengan demikian diharapkan terbentuk sistem akuntansi yang memadai sehingga dapat mendukung implementasi SAK EMKM.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-03-09
Section
Articles