KOMUNIKASI KELUARGA DI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
Abstract
Kondisi fisik sebuah rumah memiliki kontribusi yang cukup besar pada interaksi dan komunikasi yang terjadi di antara para penghuninya. Perbedaan bentuk atau desain rumah akan berpengaruh pada siapa akan berinteraksi dengan siapa, di mana, kapan dan berapa lama interaksi tersebut dilakukan serta pesan-pesan apa saja yang dibicarakan saat anggota keluarga berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya di dalam rumah. Mengkaji interaksi dan komunikasi yang terjadi antar anggota keluarga yang tinggal dalam sebuah rumah merupakan hal yang menarik, apalagi jika rumah tersebut merupakan rumah yang tidak layak huni. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini berusaha untuk mengkaji mengenai bentuk komunikasi keluarga yang terjadi di rumah yang tidak layak huni. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara, dan studi pustaka. Observasi langsung dilakukan pada sebuah keluarga yang tinggal di sebuah rumah tidak layak huni di Bantaran Sungai Cikapundung. Dimana rumah yang hanya berukuran 34m2 , dihuni oleh tiga keluarga inti yang seluruhnya berjumlah delapan orang. Selain observasi, wawancara mendalam dilakukan kepada seluruh anggota keluarga dan studi literatur dilakukan pada berbagai sumber yang relevan pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pesan-pesan yang disampaikan di dalam rumah tidak layak huni hanyalah sebatas pesan yang bersifat umum. Seluruh penghuni rumah tidak pernah mengkomunikasikan pesan-pesan yang bersifat personal di dalam rumah karena ketidaklayakan rumah menjadikan merekamerasa tidak mendapatkan kebebasan berkomunikasi. Mereka lebih memilih membicarakan pesan-pesan personal di luar rumah. Khusus untuk pesan-pesan tertentu yang bersifat personal tetapi harus dibicarakan di dalam rumah, seperti pembicaraan mengenai hubungan seksual suami istri, maka pembicaraan dilakukan tidak secara verbal melainkan menggunakan isyarat nonverbal. Kata Kunci : Komunikasi Keluarga, Komunikasi Verbal, Komunikasi Nonverbal, Rumah Tidak Layak HuniDownloads
References
Burgess, Ernest W. and Harvey J. Locke. 1960. The Family Form Institution to
Companionship 2nd edition. New York: American Book Company.
Creswell, John W. 1997. Qualitative Inquairy and Reseach Design. California: Sage
Publications
Galvin, Kathleen M. & Bernard J. Brommel. 1982. Family Communication Cohesion and
Change. New York: Scott Foresman and Company
Guharja, Suprihatin. Pengembangan Sumber Daya Keluarga: Bahan Pengajaran. Bogor: PT
BPK Gunung Mulia.
Khairuddin. 2008. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Liberty.
Laurens, Joyce Marcella. 2005. Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta: PT. Grasindo.
Mulyana, Deddy. 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Pratikto. 1982.Jangkauan Komunikasi. Bandung: Alumni.
Rakhmat, Jalaluddin & Muhtar Gandaatmaja (Peny.). 1993. Keluarga Muslim. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Salim, Agus. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (dari Denzin Guba dan
Penerapannya). Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Yin, Robert K. 1996. Studi Kasus: Design dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada.