PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MEMBANGUN KEINDONESIAAN MELALUI BERBAGAI MEDIA
Abstract
Membangun Keindonesian membutuhkan proses akulturasi, asimilasi, dan enkulturasi berabad-abad lamanya. Penelitian ini membedah isu yang paling krusial dalam kehidupan berbangsa.Dapatkah rasa nasionalisme tumbuh secara tiba-tiba? Faktor-faktor apa saja menyebabkan komunitas-komunitas di Indonesia dapat berbahasa Melayu? Nusantara yang sangat luas terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil dari Sabang sampai Merauke. Komunitas-komunitas tersebut berasal dari berbagai etnis dan agama bisa memproklamirkan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.Persoalan dalam penelitian ini pertama, menjawab 1) Siapa komunikator yang membentuk pesan keindonesiaan ini sebelum kemerdekaan? 2) Apa situasi dan kondisi atau konteks yang terjadi sebelum kemerdekaan?3)Saluran apa saja yang digunakan sehingga konsep Keindonesiaan ditetapkan?Konsep Komunikasi Interetnik (Young Yun Kim) yang meliputi komunikator, konteks, dan saluran komunikasi. Pendekatan penelitian kualitatif menggunakan kajian literature yang komprehensif, menelusuri sejarah media Islam dan media massa dalam menyebarkan konsep Keindonesiaan. Penyebaran Islam dan pemikirannya melalui Pelaut (400 M), pedagang dan pemukimannya (600 M), raja Sufi pada kerajaan sebagai pusat pengkajian keislaman,sastrawan dalam buku Hikayat,kisah Perang, percetakan dalam penterjemahan buku bahasa Arab ( 1300-1700 M) ke seluruh Indonesia melalui bahasa Melayu, aristokrat dan rakyat (1800) melalui pelatihan Jihad fi Sabililah melawan penjajah, perjuangan organisasi sosial dan organisasi Islam melalui kongress dan konferensi nasional, Internasional, gagasan reformasi melalui tumbuhnya majalah, dan koran dan lokal (1900), Ulama, Santri, dan Pemuda melalui berbagai program penjajah Jepang 1942-1945, dan ulama dan santri mempertahankan kemerdekaan melalui tentara PETA dan Tentara Rakyat, M.Natsir sebagai arsitek lahirnya NKRI Negara Kesatuan RI 1950.
Kata Kunci: KeIndonesiaan, media, komunikasi antarbudaya
Downloads
References
Azra, A. (2000). Islam Substantif agar Umat Tidak Menjadi Buih. Jakarta: Mizan.
Bakti, A. F. (2006). Nation Building; Kontribusi Komunikasi lintas Agama dan
Budaya terhadap Kebangkitan Bangsa Indonesia. Jakarta: Churia Press.
Azra, A. (1999). The Transmission of all Manar's Reformism to MalayIndonesian World : the Cases of al Imam and al Munir. Studia Islamika,
Indonesiann Journal for Islamic Stidies, 6 number 3.
Hadler, J. (2008). Muslims and Natriarchs: Cultural Resilience in Indonesia
through Jihad and Colonialism. New York: Cornell University Press.
Hisyam, T. A. d. M. (2003). Sejarah Umat Islam Indonesia. Jakarta: MUI dan
Pustaka Umat.
Janutama, H. S. (2014). Majapahit Kerajaan Islam. Jakarta: Noura Inspirasi.
Kahin, A. (2015). Historical Indonesia and Dictonary. Maryland: Rowman and
Littlefield.
Latif, Y. (2011). Negara Paripurna (I. S. Ibrahim Ed. Cetakan ke tiga ed.).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mulyani, E. S. Women from Traditional Islamic Educational Institutions in
Indonesia, Negotiating Public Spaces: Amsterdam University Press.
Muniarti, S. (2011). Memahami Integrasi Sosial (B. M. Rakhman Ed.). Jakarta:
CSRC UIN Syarif Hidayatullah.
Muttaqin, F. departemen of antropology, Birminghamton University (SUNY),
New York.
Saidi, R. (2002). Babad Tanah Betawi. Jakarta: Gria Media Prima.
Sudirman, A. (2014). Sejarah Lengkap Indonesia, dari Era Klasik hingga Kini.
Jogyakarta: Diva Press.
Thontowi, J. (1999). SARA: Formulasi Kebhinnekaan dalam Perspektif Hukum.
Jurnal Ilmu-Ilmu sosial, UNISA, UNISIA NO. 40/XXII/IV/1999.
Saidi, R. (2002). Babad Tanah Betawi. Jakarta: Gria Media Prima.
Suminto, A. (1986). Politik Islam Hindia Belanda. Jakarta: LP3ES.
Suryanegara, A. M. (2013). Api Sejarah seri 1. Bandung: Salamadani.
WM, A. H. (2000). ISLAM “Cakrawala Estetika dan Budaya. Jakarta: Firdaus,
IKAPI, dan Ford Foundation.
Zulmuqim, Z. (2015). Transformation of Minangkabau Islamic Education: The
Study of Educational thought Karim Amrullah, Abdullah Ahmad and
Rahman El-Yunusiyah. Al-Taqlim Journal, Faculty Islamic Education and
Teecher Training IAIN Imam Bonjol Padang, 22. No. 2.