IDENTITAS BUDAYA ETNIK CINA & ETNIK MELAYU DI BANGKA
Abstract
Identitas etnik dan kebudayaan ditandai oleh nilai isi (Value content) dan ciri khas (salience). Nilai isi sendiri terdiri dari macam-macam evaluasi yang dibuat berdasarkan pada kepercayaan-kepercayaan budaya, seperti pengakuan baik orang Cina sendiri maupun orang Melayu, bahwa orang Cina itu bersifat selalu perhitungan dan berpikir untung rugi. Karakter perhitungan ini melekat secara budaya, artinya sudah menyatu dalam falsafah hidup orang Cina, Identitas budaya etnik Cina Bangka dan Melayu Bangka terbentuk melalui interaksi komunikasi antarbudaya yang terjadi diantara mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah fenomenologi dengan teknik pengumpulan data wawancara terhadap 25 informan etnik Cina Bangka dan 5 informan etnik Melayu.Penelitian dilakukan di pulau Bangka. Identitas budaya merupakan perpaduan antara persepsi diri dan pengakuan etnik lain terhadap etnik diri sendiri.identitas budaya sangat penting dipelajari dalam interaksi sosial. Hubungan kebudayaan yang penting bagi banyak orang adalah keetnikan.Identitas adalah sesuatu yang muncul ketika pesan-pesan dipertukarkan diantara orang-orang. Sehingga identitas didefinisikan sebagai suatu yang terbentuk melalui komunikasi antarbudaya. Identitas diciptakan bersama dalam hubungannya dengan orang lain. Siapa kita dan bagaimana kita berbeda dan tampil tergantung dengan siapa kita berinteraksi. Hasil penelitiam menemukan bahwaIdentitas budaya etnik Cina Bangka dalam bentuk persepsi diri mengalami penyesuaian atau adaptasi identitas diri ketika berada dalam sebuah hubungan. Hasil penelitian menemukan bahwa ketika dalam hubungan sosial, etnik Cina Bangka akan menampilkan diri sebagai orang yang “sama saja” dan tidak ada perbedaan dengan etnik Melayu Bangka, orang Cina Bangka akan selalu mengatakan Fan Ngin Tong Ngin Jit Jong atau Cina dan Melayu “sama saja”.Dalam konteks hubungan bisnis, etnik Cina Bangka akan menunjukkan dirinya secara berbeda, bahwa etnik Cina Bangka adalah Tong Ngin yaitu orang yang positif, bijak dan beradab.
Kata kunci : Identitas budaya dan Persepsi
Downloads
References
Asante, Molefi Kete and William B. Gudykunst. 1989. Handbook of International
and Intercultural Communications, New York., USA: Sage
Mc.graw.hill, New York Publications.
Beamer, Linda & Varner, Iris, 2008, Intercultural Communication in The Global
Workpalce, Mc GrawHill, New York
Barth, Fredrik, 1988, Kelompok Etnik dan Batasannya, UI Press,
Copple A. Charles, 1994, Tionghoa Indonesia Dalam Krisis, Pustaka Sinar
harapan, Jakarta
Creswell, John W., 1998, Qualitative Inquiry and Research Design Choosing
Among Five Traditions, Sage Publications
Denzin, Norman K. & Lincoln, Yvonna S., 2009, Handbook Qualitative
Research, Sage Publication, California
Gudykuntst B William.,1997. Cultural Variabilities in Communication : An
Introduction, Communication Research, Sage Publication, USA
Gudykunst, William B., & Asante, Molefe Kete, 1989, Handbook of International
and Intercultural Communication, Sage Publication, USA
Idi, Abdullah, 2009, Asimilasi Cina Melayu di Bangka, Tiara Wacana Yogyakarta
Idi, Abdullah, 2011, Bangka, Sejarah Sosial Cina-Melayu, Tiara Wacana
Yogyakarta
Kuswarno, Engkus, 2009, Fenomenologi, Konsepsi, Pedoman dan Contoh
Penelitian , Widya Padjadjaran, Bandung
Lindlof, Thomas R., 1995, Qualitative Communication Research Methods, Sage
Publications.
Miller, Khaterine, 2005, Communication Theories:Perspective, Processes and
Context, Mc Graw Hill, New York
Moustakas, Clark, 1994, Phenomenological Research Methods, Sage
Publications, USA
Neuliep, W. James, 2006, Intercultural Communication, A Contextual Approach,
Sage Publication, California.
Neuman, W.Lawrence, 2006, Social Research Methods, Qualitative and
Quantitative Approaches. Pearson International Edition, New York.