INTEGRASI PENDEKATAN TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP DALAM COMMUNITY DEVELOPMENT (Studi pada Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Kampung Down Syndrome di Kabupaten Ponorogo)
Abstract
Pendekatan top-down dan bottom up dalam community development memiliki model dan penerapan yang berbeda. Faktanya kedua pendekatan tersebut memiliki implikasi yang saling berlawanan. Peningkatan kualitas hidup masyarakat kampung down syndrome melalui penerapan kedua pendekatan tersebut secara terpisah, belum mampu meningkatkan kualitas hidup secara signifikan. Selain sebagai daerah dengan kantong kemiskinan tertinggi masyarakat kampung down syndrome tidak mudah untuk diberdayakan. Kajian ini bertujuan untuk mengintegrasikan pendekatan top-down dan bottom up sehingga tercipta suatu model yang efektif dalam community development. Fokus dalam kajian ini adalah pembahasan tentang pendekatan top-down dan bottom up dalam studi fenomenologi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa masyarakat dengan keterbatasan akses fisik dan mental tidak mampu menerima strategi community development yang dilakukan oleh pemerintah atau pihak lainnya. Disisi lain masyarakat tidak memiliki inisiatif untuk berkembang dan cenderung pasif dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Sehingga tercipta ketergantungan pada pemberian bantuan yang bersifat insidental. Integrasi pendekatan top-down dan bottom up memberikan ruang intervensi pada pemerintah untuk mengatur proses community development yang disesuaikan dengan kapasitas dan kebutuhan masyarakat, serta memberikan ruang bebas bagi masyarakat untuk menentukan pola community development yang sesuai.
Keywords : top-down, bottom-up, community development, masyarakat miskin, down syndrome
Downloads
References
Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djoeffan, S. H. (2002). Strategi Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan di
Indonesia. Mimbar : Jurnal Sosial dan Pembangunan , Vol 18, No. 1, Hal. 45-77.
Hanif, M., & Asri, D. N. (2016). Perilaku dan Interaksi Sosial Warga Kampung Idiot Desa
Sidoharjo dan Desa Krebet Kecamatan Jambon Kabuaten Ponorogo. Counsellia :
Jurnal Bimbingan dan Konseling , 1-29.
Ife, J., & Tesoriero. (2008). Community Development. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Isidiho, A. O., & Sabran, M. S. (2016). Evaluating the Top-Bottom and Bottom-Up
Community Development Approaches: Mixed Method Approach as Alternative for
Rural Un-Educated Communities in Developing Countries. Mediteranian Journal
of Social Science , Vol 7, No. 4, Hal 266-273.
Nasdian, F. T. (2014). Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Philips, R., & Pittman, R. H. (2009). A Framework for Community and Economic
Development. In R. Philips, & R. H. Pittman, An Introduction to Community
Development (pp. 3-19). New York: Routledge.
Roitman, S. (2016). Top-Down and Bottom-Up Strategies for Housing and Poverty
Alleviation in Indonesia: The PNPM Programme in Yogyakarta. In S. Attia, S.
Shabka, & a. et., Dynamics and Resilience of Informal Areas (pp. 187-210).
Switzerland: Springer International.
Sabatier, P. A. (1986). Top-Down and Bottom Up Approaches to Implementation Research: a
Critical Analysis and Suggested Synthesis. Journal of Public Policy , Vol. 6, No. 1,
Hal. 21-48.632
Suyanto, B. (2001). Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin. Masyarakat
Kebudayaan dan Politik , Vol 14, No. 4 Hal 25-42.
Todaro, M. (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Widayanti, S. (2012). Pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan Teoritis. Walfare : Jurnal Ilmu
Kesejahteraan Sosial , Vol. 1, No. 1, Hal 87-102.
Wijaya, M. (2010). Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Jurnal of Rural and
Developmennt , Vol. 1, No. 1, Hal 1-9.
Yin, R. K. (2011). Qualitative Research from Start to Finish. New York: Guilford Press.