PRANATA DAN KELEMBAGAAN SOSIAL PADA KOMUNITAS PETANI

  • Aryuni Salpiana Jabar Staf Pengajar Pada Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Halu Oleo Kendari
  • Peribadi Peribadi Staf Pengajar Pada Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Halu Oleo Kendari

Abstract

This paper is a reflection of the revitalization of social institutions and community institutions in the region of South Konawe Regency using a qualitative approach that is related to community studies. The results show that agricultural business bags are geographically segmented according to ethnic diversity. The migrant community from Sounth Sulawesi is more interested in choosing cacao plants as a plantation business in Wawobende Village. While the transmigrant community from Bali is often found in the village of Tridana Mulya is cunning to cultivate rice fields. While The local community is more likely to choose pepper crops (maricca) that commonly found in the village of Asaria as the most underdeveloped rural areas in the Landono district of South Konawe Regency. While the institutions and social institutions in all communities have shifted, it is necessary to fundamentally reconstruct and revitalize efforts. KeyWords: Institutions, Social Institutions, Organitations, Communities and Agriculture.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Collier I. William, dkk. 1996. Pendekatan Baru dalam Pembangunan Pedesaan: Kajian

Pedesaan Selama Dua Puluh Lima Tahun. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Darmawan, Salman.1996. Gerakan Protes Petani dan Integrasi Pedesaan, Prisma, Majalah

Kajian Ekonomi dan Sosial, No 7 – 1996. Jakarta: LP3ES.

Friedman. 1992. Empowerment, The Politics Of Alternative Development, Cambridge and

Oxford, Blackwell.

Hamid, Abdullah. 1985. Manusia Bugis Makassar, Suatu Tinjauan Historis Terhadap Pola

dan Tingkah Laku Dan Pandangan Hidup Bugis Makassar. Jakarta: Inti Idayu

Press.

Ihromi, T.O.1999. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Liliweri, Alo. 2003. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Yokyakarta : LKIS.

Manners, A. Robert dan Kaplan David. 2002. Teori Budaya, Diantar oleh Dr. PM. Laksono.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Peribadi, et. Al,. 2016. Institutional and Capacity Building Rural Social Institutions, IJISET

- International Journal of Innovative Science, Engineering & Technology, Vol.

Issue 2, February 2016.

Poerwanto, Roedhy. 2008. Membangun Pertanian Masa Depan: Meraih Keunggulan

pertanian Indonesia, dalam buku Pemikiran Guru Besar Institut Pertanian

Bogor, Perspektif Ilmu-ilmu Pertanian dalam Pembangunan Nasional, Penebar

Swadaya. Bogor: Ikapi.

Rajagukguk, Herman. 1995. Hukum Agraria, Pola Penguasaan Tanah dan Kebutuhan

Hidup. Jakarta: Chandra Pratama.

Scott C. James, 1981. Moral Ekonimi Petani. Jakarta: LP3ES.

Selomah, Nur, Jabal, H. 2006. Catatan Harian, Tidak Dipublikasi, Kendari-Sultra.

Steward, H. Julian, 1950. Area Research, Theory and Practice, Social Science Research

Council, 230 Park Avenue, New York 17.

Sugandhi, Ayi. 2008. Pedoman Teknis Perencanaan Partisipatif PJM Pronangkis,

PMU/Proyek,P2KP.www.p2kp.org/pustaka/files/modul_pelatihan08/D/1/e/Modul

-Pembangunan-Partisipatif.pdf).

Sumijati, AS (Ed.). 2001. Manusia dan Dinamika Budaya, dari kekerasan Sampai

Baratayuda. Yogyakarta: Fakultas Sastra UGM, Kerjasama dengan Bigraf

Publishing.

Tarimana, Abdurrauf. 1993. Kebudayaan Tolaki. Jakarta: Balai Pustaka.

Tjondronegoro, M.P. Sediono. 1999. Sosiologi Agraria, Kumpulan Tulisan Terpilih,

Penyunting: Sitorus, Felix dan Wiradi Gunawan. Bogor : Yayasan Akatiga, IPB.

Wolf, R. Eric. 1983. Petani, Suatu Tinjauan Antropologi. Jakarta: CV. Rajawali.

Published
2021-04-09