Seminar IQRA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra
en-USSeminar IQRAEFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN TABALONGKALIMANTAN SELATAN
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4952
Program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi merupakan program yang bertujuan untuk melakukan percepatan pembangunan ekonomi masyarakat perdesaan berbasis pada sumberdaya lokal, pengurangan kesenjangan antar wilayah, pengentasan kemiskinan, perbaikan pengelolaan pemerintah daerah di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa serta penguatan institusi lokal di tingkat desa. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengevaluasi dan menilai efektifitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM-PISEW) terhadap pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Tabalong, terutama pada Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Tabalong; (2) Menemukan faktor-faktor yang terpengaruh dalam pelaksanaan PNPM-PISEW di Kawasan Strategis Kabupaten Tabalong; (3) Merumuskan model pemberdayaan masyarakat yang dapat diterapkan di Kabupaten Tabalong khususnya maupun wilayah lainnya pada umumnya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan jenis evaluasi formatif untuk mengukur evaluasi dan efektifitas pelaksanaan PNPMPISEW di KSK Tabalong. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan melalui teknik analisis deskriptif dengan proses pengumpulan, reduksi, penyajian dan verifikasi data. Hasil penelitian tentang Evaluasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan melalui PNPM-PISEW menunjukkan bahwa program ini telah dapat dilaksanakan dengan mekanisme dan tahapan yang cukup baik. Penilaian dari prinsip dasar program, yaitu: transparansi dan akuntabel, demokratis, partisipasi, kesetaraan gender, kolaboratif, dan keberlanjutan secara keseluruhan cukup efektif. Kekurangan dari pelaksanaan program ini adalah partisipasi perempuan yang masih minim dan keberlanjutan program yang belum dipahami oleh masyarakat penerima manfaat. Faktor-faktor yang terpengaruh dalam pelaksanaan PNPM-PISEW di KSK Tabalong adalah terjadinya peningkatan pendapatan, peningkatan kesempatan kerja, dan peningkatan kapasitas pemerintahan kecamatan dan desa. Kata Kunci: PNPM-PISEW, KSK, Evaluasi, Efektifitas, TabalongErwan Erwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101SOCIAL SPACE OF MODERN AND TRADITIONAL MARKET: A Phenomenological Study In Kendary City
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4953
The study aimed to assess the socio-economic space of shopping along with its various problems. This research applied a qualitative approach. It was developed deepenly to analyze the process of socio-economic interaction and communicational action as non economic factor that influenced the flow of the people’s economic growth. In the effort of analyzing the communicational process of selling and buying, it was employed the methods of communicational ethnography, ethnomethodologics, and heuristical symbolic interactionism. Thus, the factors that played the roles in the interaction could be found. The results of the research showed that behind the crowd of traditional shopping arena, there were a few actors of the people’s social economy who feel sad. In addition, at the back of the fanfare of Super Mall, Mega Mall and Hypermarket, it was found a pseudo-reality and a chunk of lies that in turn led to consumptive behavior. It was unavoidable that the consumptive ideology has become a "fantastic cage", so that the upper middle class (the haves) were increasingly fond of spending their money. Inevitably, for the middle and lower classes (the havenots) also attempted to taste a variety of the consumptive goods. Keywords: Social Space, Traditional/Modern and MarketPeribadi Peribadi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN NEGARA (Studi Kebijakan Pemerintah terhadap Pelaku UKM di Provinsi Kalimantan Selatan)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4954
Pemerintah sejak lama dari waktu ke waktu menetapkan berbagai kebijakan dengan tujuan untuk membina dan mengembangkan Pelaku UKM menjadi lebih maju dan lebih besar. Namun demikian, kebijakan tersebut lebih sering dikaitkan dengan upaya untuk mengurangi pengangguran, memerangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Karena itu secara tidak langsung sering dianggap pembinaan dan pengembangan UKM sebagai kebijakan penciptaan kesempatan kerja, atau kebijakan redistribusi pendapatan yang lebih banyak berorientasi sosial daripada berorientasi pasar maupun persaingan terlebih-lebih di era dimana di satu sisi kewenangan pelaksanaan kebijakan dilimpahkan kepada masing-masing daerah dan di sisi lain daerah menghadapi persaingan semakin ketat baik di tingkat regional maupun global. Kebijakan yang diimplementasikan lebih banyak ditujukan hanya untuk mengatasi hal-hal yang bersifat struktural yaitu yang bersifat fisik material. Masih sangat sedikit kebijakan pemerintah khususnya di daerah yang diimplementasikan ke dalam program-program untuk mengarahkan secara langsung untuk pembinaan dan pembangunan spirit kewirausahaan yang berlandaskan pada nilai-nilai budaya lokal, karena kewirausahaan lebih banyak dipandang sebagai aktivitas dunia kepedagangan saja bukan sebagai prilaku dan sikap mental yang mandiri dan inovatif serta tangguh dalam menghadapi kompetisi. Kata kunci : Kebijakan, Kewirausahaan, UKM.M. Sayuti Enggok
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PERAN MEDIA MASSA DALAM EDUKASI PENYADARAN SATWA DILINDUNGI (STUDI KASUS PENAYANGAN KAKAKTUA DILINDUNGI DI NET TV DAN TRANS TV)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4955
Peran dan fungsi media massa dalam masyarakat sangat besar. Mengacu pada pemikiran McQuail, salah satu peran media massa adalah cerminan dari perilaku masyarakat yang diwakilinya. Melalui pemikiran media massa maka kita dapat memahami bagaimana opini dan perilaku masyarakat tersebut. Dalam konteks perlindungan lingkungan khususnya satwa dilindungi, peran media massa di Indonesia masih jauh dari fungsinya sebagai fasilitator edukasi masyarakat. Riset ini menunjukkan betapa rentannya media massa arus utama khususnya televisi dalam menayangkan satwa dilindungi dalam program hiburan mereka. Di sisi lain, media massa arus utama juga beberapa kali memuat kasus penyelundupan satwa dilindungi dan penangkapan pedagang satwa tersebut. Hal ini seharusnya memberikan masukan kepada pengelola media tersebut bahwa satwa dilindungi tidak boleh diperjual belikan, diburu, dikonsumsi, dan dipelihara tanpa ijin yang jelas dari pihak berwenang. Dengan menggunakan studi kasus intrinsik dari Stake, serta pisau analisis menggunakan teori jurnalisme lingkungan, komunikasi lingkungan, dan teori konservasi satwa, riset ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam menggali pemahaman pengelola media Net TV dan Trans TV dalam kasus penayangan satwa dilindungi khususnya burung Kakaktua dalam program hiburan mereka. Hasil riset ini menunjukkan adanya ketidakpahaman pada pengelola program hiburan tersebut tentang peraturan mengenai satwa dilindungi seperti yang tercantum dalam peraturan Pemerintah no 7 tahun 1999 tentang Pemanfaatan dan Pengelolaan Tanaman dan Satwa Liar Dilindungi, serta Undang-Undang no 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Umumnya mereka mencari sensasi dalam penayangan satwa tersebut dan tidak mencari tahu tentang aturan-aturan ini. Dampak dari penayangan ini dapat memberi pengaruh yang buruk secara signifikan kepada khalayaknya. Kata Kunci : Komunikasi Lingkungan, Satwa Dilindungi, Jurnalisme Lingkungan, Media Massa, Studi KasusHerlina AgustinDadang Rahmat Hidayat
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PEMBERDAYAAN PETANI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN (Studi tentang Program Gabungan Kelompok Tani di Desa Menganti, Kecamatan Menganti, Gresik)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4956
Pembedayaan petani perlu dilakukan untuk meningkatkan penyediaan bahan pokok di Indonesia. Salah satu upaya adalah dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah program pemberdayaan untuk meningkatkan usaha pertanian dalam pemberdayaan. Upaya meningkatkan produksi petani pada saat ini banyak mengalami hambatan, sehingga perlu adanya peningkatan pemberdayaan masyarakat petani. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan, menganalisis dan menginterprestasikan tentang proses pemberdayaan pertanian sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan melalui program Gapoktan di Desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualititatif dengan fokus penelitian yaitu Pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan teknologi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model analisis data interaktif. Hasil penelitian , pemberdayaan ekonomi melalui pendistribusian subsidi pupuk dan bibit tanam yang sudah dilaksanakan memberikan dampak peningkatan kemampuan ekonomi petani dan meningkatkan produksi pertanian. Pemberdayaan teknologi melalui sekolah lapang dan penyuluhan yang dilakukan secara rutin memberikan dampak peningkatan kemampuan teknologi bagi petani dan meningkatkan produksi pertanian. Pemberdayaan petani melalui program Gapoktan sudah berjalan dan memberikan dampak peningkatan keberdayaan petani dalam mengembangkan usaha pertanian sehingga dapat mendukung ketahanan pangan di Indonesia Kata kunci : Pemberdayaan Masyarakat, ketahanan pangan,Ertien Rining Nawangsari
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI ISLAM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT INDONESIA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4957
The Islamic phenomenon has been enter in aspect of the Indonesian banking. This thing sign by apprear of syari’ah bank with the operational base on the Islamic lecture. Syari’ah bank is one of the alternative solution of the debate between interest bank and riba. Convensional bank use the interest system and the syari’ah bank use the profit sharing system. That thing who become the difference between the conventional bank and the syari’ah bank. Syari’ah bank in the operational use the accounting system base on the syari’ah principles to make a note for every transaction has been done. Accounting principles who base syari’ah difference with the accounting principles who use in the conventional bank. Accounting principles in the Islamic base on the Al-Qur’an (Al-Baqarah : 282), that is: accountability principle, truth prinsciple, and the justice principle. Bank Muamalat Indonesia (BMI) in the mudharabah financing apply the accounting principles who base in Islamic syariat in the Al-Qur’an, that is : in the accounting process of the mudharabah financing, principles who use in the mudharabah financing and the mechanism of profit sharing system in the mudharabah financing. Keywords :accountability principle,mudharabah financing,profit sharingSiti Nurhasanah
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH BERBASIS KREATIVITAS DAN INOVATIF DI SMK NEGERI 1 JABON, KABUPATEN SIDOARJO
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4958
Berangkat dari fenomena masih banyaknya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang belum mengimplementasikan kebijakan pengembangan kewirausahaan yang berbasis kreativitas dan inovasi, penenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan kewirausahaan yang berbasis kreativitas dan inovasi di SMK Negeri 1 Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Fokus penelitian ini, bagaimana peran Kepala Sekolah : 1) dalam menanamkan jiwa kewirausahaan pada warga sekolah (guru, staf, dan komite sekolah); 2) dalam membangun tim inovatif dan kreatif warga sekolah; dan 3) dalam memecahkan masalah-masalah kewirausahaan. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Data dihimpun menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap informan yang ditetapkan secara purposive, dan juga dihimpun dengan teknik dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber data. Analisis data dilakukan melalui tahap : pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Temuan penelitian, Kepala Sekolah telah : 1) berupaya memberi inspirasi dalam menanamkan jiwa kewirausahaan warga sekolah; 2) banyak berperan dan selalu mengedepankan peningkatan kreativitas warga sekolah; dan 3) mengembangkan strategi pemecahan masalah secara kreatif dan inovatif. Kata Kunci: implementasi kebijakan, manajemen kewirausahaan, kreativ, dan inovatifMashudi MashudiNurul Laili
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KOMUNIKASI KELUARGA DI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4959
Kondisi fisik sebuah rumah memiliki kontribusi yang cukup besar pada interaksi dan komunikasi yang terjadi di antara para penghuninya. Perbedaan bentuk atau desain rumah akan berpengaruh pada siapa akan berinteraksi dengan siapa, di mana, kapan dan berapa lama interaksi tersebut dilakukan serta pesan-pesan apa saja yang dibicarakan saat anggota keluarga berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya di dalam rumah. Mengkaji interaksi dan komunikasi yang terjadi antar anggota keluarga yang tinggal dalam sebuah rumah merupakan hal yang menarik, apalagi jika rumah tersebut merupakan rumah yang tidak layak huni. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini berusaha untuk mengkaji mengenai bentuk komunikasi keluarga yang terjadi di rumah yang tidak layak huni. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara, dan studi pustaka. Observasi langsung dilakukan pada sebuah keluarga yang tinggal di sebuah rumah tidak layak huni di Bantaran Sungai Cikapundung. Dimana rumah yang hanya berukuran 34m2 , dihuni oleh tiga keluarga inti yang seluruhnya berjumlah delapan orang. Selain observasi, wawancara mendalam dilakukan kepada seluruh anggota keluarga dan studi literatur dilakukan pada berbagai sumber yang relevan pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pesan-pesan yang disampaikan di dalam rumah tidak layak huni hanyalah sebatas pesan yang bersifat umum. Seluruh penghuni rumah tidak pernah mengkomunikasikan pesan-pesan yang bersifat personal di dalam rumah karena ketidaklayakan rumah menjadikan merekamerasa tidak mendapatkan kebebasan berkomunikasi. Mereka lebih memilih membicarakan pesan-pesan personal di luar rumah. Khusus untuk pesan-pesan tertentu yang bersifat personal tetapi harus dibicarakan di dalam rumah, seperti pembicaraan mengenai hubungan seksual suami istri, maka pembicaraan dilakukan tidak secara verbal melainkan menggunakan isyarat nonverbal. Kata Kunci : Komunikasi Keluarga, Komunikasi Verbal, Komunikasi Nonverbal, Rumah Tidak Layak HuniHadi Suprapto ArifinMeria Octavianti
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101FENOMENOLOGI KOMUNIKASI ANAK JALANAN TELAAH GAYA PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN ORANG DEWASA PADA ANAK JALANAN DI KOTA CIREBON
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4960
Anak jalanan memiliki gaya komunikasi khas dalam membangun relasi dengan lingkungan. Walaupun bersinggungan dengan konflik dan kekerasan di antara mereka dan orang dewasa, anak jalanan mampu mepertahankan diri dengan berbagai cara. Upaya itu bisa dilakukan dengan caramembangun penyesuaian diri, meningkatkan daya tahan, atau penajaman konflik melalui kekerasan. Perilaku komunikasi dalam penyesuaian diri tersebut, melahirkan gaya komunikasi anak jalanan selama berada di jalanan. Hal ini seperti yang digambarkan olehTeori Interaksi Simbolik dari Charless H. Cooley dan Teori Tafsir Sosial Atas Realitas dari Burger dan Luckman, yang menjelaskan sosialisasi diri dan cara individu membangun konsep diri dalam lingkungan sosialnya. Penelitianini bertujuan untuk menggambarkan perilaku komunikasi yang menghasilkan gaya komunikasi anak jalanan dengan aktor-aktor lainnya dalam lingkungan jalanan. Metode Fenomenologi dan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif dan wawancara mendalam dilakukan terhadap anak jalanan di Kota Cirebon.Analisis data dilakukan dengan teknik analisis interaktif mengalir sesuai tema-tema pembicaraan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; anak jalanan mengembangkan pemaknaan perilaku interaksi dan komunikasi yang khas dengan berbagai pihak seperti orang tua, pengemis, peziarah, dan sesama anak pengemis.Mereka menggunakan dan merekayasa simbol-simbol verbal khas berkomunikasi di lingkungan mereka. Kata kunci: Fenomenologi, Anak jalanan, Gaya Komunikasi, Interaksi Simbolik, Tafsir Sosial.Atwar Bajari
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101RADIO KOMUNITAS DAN PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS KEARIFAN LOKAL
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4961
Peran Radio Komunitas makin menarik seiring dengan pengakuan formal kelembagaan mereka dalam UU 32/2002 tentang Penyiaran. Dalam banyak sisi kehidupan kemasyarakatan, Radio Komunitas telah mencoba memainkan peran penting, termasuk di antaranya penanggulangan bencana. Studi mengenai peranan Radio Komunitas dalam penanggulangan bencana di Jawa Barat ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai peran yang telah dilakukan oleh Radio Komunitas untuk membangkitkan kesadaran masyarakat pendengarnya dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana yang kadang-kadang muncul tanpa diduga. Penelitian dilakukan di Radio PAS FM Katapang Kabupaten Bandung, dan Radio Rasi FM di Cisewu Kabupaten Garut. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam, dan focus group discussion terhadap para pengelola radio, tokoh masyarakat, dan pendengar radio yang bersangkutan. Data dianalisis secara kualtitatif, sehingga menghasilkan deskripsi mengenai fenomena yang tengah diteliti.Hasil penelitian memperlihatkan adanya kebersasilan masing-masing radio komunitas untuk membangkitkan kesadaran masyarakat tentang bahaya bencana alam. Pembangkitkan kesadaran tersebut dilakukan melalui siaran-siaran dialogis, pengerahan massa dalam penanggulangan bencana, pembuatan sekolah bencana, dan kegiatan-kegiatan off air lainnya. Kata kunci: radio komunitas, penanggulangan bencana, kearifan lokalDian Wardiana SjuchroLeili Kurnia Gustini
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101MEMBEDAH STRATEGI PROGRAM TAYANGAN INDIA DALAM INDUSTRI TELEVISI INDONESIA 2014-2017 MELALUI STUDI KASUS
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4962
Indonesia dan India telah sejak lama menjalin hubungan bilateral dalam berbagai bidang. Salah satu wujud hubungan kerja sama tersebut dapat terlihat dari akulturasi budaya yang telah berproses sejak lama. Masalah yang muncul kemudian adalah media justru memberikan ruang secara dominan pada kontenkonten produksi asing dari India. Transmisi budaya melalui tren program tersebut terjadi karena kedekatan kultural antara kedua negara. Peneliti selanjutnya hendak membedah bagaimana strategi program yang memanfaatkan kedekatan budaya sebagai komoditas. Terlebih ketika komodifikasi tersebut diperantarai oleh produk asing sebagai kompetitor konten-konten produksi dalam negeri. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mendalami bagaimana bentukbentuk strategi penayangan program acara India yang dilakukan oleh industri televisi dalam determinasi pasar dalam rentang 2014-2017. Penelitian ini juga mencoba menjelaskan bagaimana cara-cara yang ditempuh oleh kapitalis media dalam mempertahankan tayangan asing dari India. Hal dilakukan dengan menggunakan gabungan pendekatan antara studi kasus bertipe intrinsik dan teori ekonomi politik media varian strukturalisme. Peneliti menyimpulkan bahwa komodifikasi artis asing menjadi bentuk komodifikasi paling unik dalam kasus yang diteliti, dan sekaligus menjadi bentuk komoditas dengan nilai tukar terkuat. Implikasi penelitian ini diharapkan mampu menjadi pengkayaan atas teori ekonomi politik media dan memperhatikan produk konten dalam negeri. Kata Kunci: Industri Televisi Indonesia, Komodifikasi Artis Asing, Studi Kasus, Tayangan India.Melisa Indriana Putri
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PEMBENTUKAN CITRA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) MELALUI REVITALISASI STASIUN KERETA API (Studi Kasus Revitalisasi Stasiun Besar Yogyakarta)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4963
Citra positf perusahaan penting untuk dibangun agar masyarakat memberikan kepercayaan secara luas. PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai penyedia layanan angkutan darat berbasis rel merupakan pihak yang berwenang dalam penyelenggaraan angkutan kereta api. Saat ini, angkutan kereta api telah menjadi pilihan masyarakat dengan jumlah penumpang yang terus meningkat. Walaupun jumlah pengguna angkutan kereta api terus meningkat, bukan berarti tanpa masalah. Salah satu permasalahan yang penting untuk disoroti terkait dengan pelayanan dan fasilitas di stasiun kereta api. Apabila fasilitas dan pelayanan di stasiun kereta api masih di bawah standar, maka akan melahirkan citra buruk bagi perusahaan serta berimbas pada pilihan masyarakat dalam menggunakan moda transportasi. Untuk itu penelitian ini akan terfokus pada masalah pembentukan citra PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui revitalisasi stasiun kereta api, dengan pendekatan kasus pada revitalisasi stasiun besar Yogyakarta. Alasan pemilihan stasiun besar Yogyakarta karena stasiun tersebut terintegrasi dengan konsep pariwisata kota Yogyakarta, bernilai sejarah serta termasuk stasiun tersibuk di Pulau Jawa. Adapun kerangka berpikir yang digunakan berkaitan dengan teori citra, konsep public relation, pelayanan prima dan revitalisasi, dengan menggunakan metoda studi kasus. Melalui penelitian ini akan memberikan sumbangsih pemikiran baru berkaitan dengan arti pentingnya revialisasi stasiun kereta api yang akan berimplikasi kepada citra perusahaan. Kata kunci : humas, citra, PT Kereta Api Indonesia (Persero), revitalisasi, stasiunDoddy Wihardi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR PROGRAM SIARAN DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA SUMATERA SELATAN
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4964
Policy Implementation of broadcast program standard in this research, especially discussing about news programs that became one of the flagship programs of LPP TVRI South Sumatera is the Warta Sumsel’s Program. Warta Sumsel’s Program is one of the leading news programs from TVRI South Sumatra. As a flagship program, Warta Sumsel is expected to be a broadcast that adds insight and accurate information for the community. Therefore, it is important for the Warta Sumsel program to maintain the quality of news that is broadcasted while maintaining the content of the news in accordance with broadcast program standards as set forth in the Indonesian Broadcasting Commission Regulation No. 02 / P / KPI / 03/2012. The results showed that the South Sumatera KPID has performed its duties and functions well although it is still less than optimal. While many things that must be fixed at the agency LPP TVRI South Sumatra. Such facilities are still lacking, the systems that have been implemented need to be evaluated and improved, the appointment of bureaucrats that are not in accordance with professionalism work, and the authority often taken over by some elements. Key Words : policy implementation, broadcast program, standardNurmah SemilMuzhar Apandi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101IDENTITAS KEBUDAYAAN DALAMPESAN IKLAN DI MEDIA ONLINE (Studi Deskriptif Kualitatif Iklan Kit Kat Versi Pendekar Golok Emas dan Kamentok Rider Di Youtube)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4965
Dewasa ini penggunaan media untuk beriklan telah banyak mengalami pergeseran, tidak lagi hanya bertumpu pada media tradisional seperti televisi, radio dan media cetak namun juga mulai banyak menggunakan media online. Kecenderungan media online yang sangat fleksibel dan memudahkan penggunanya dalam mengakses informasi membuat produsen kian banyak memanfaatkannya sebagai medium beriklan. Salah satu media online yang banyak digunakan untuk beriklan saat ini adalah Youtube. Iklan di Youtube selain dapat berdurasi lebih panjang dibanding iklan televisi, juga menuntut untuk dikemas secara kreatif agar mampu menarik perhatian khalayak sasaran yang sebagian besar adalah anak muda. Salah satu cara yakni dengan memasukkan identitas budaya ke dalamnya, yang nampak dalam iklan Kit Kat di Youtube. Hal ini menarik untuk dikaji, mengingat di era yang sudah sangat mengglobal, komunikasi dengan perspektif lintas budaya yang berpijak pada budaya lokal tampaknya masih memiliki relevansi dalam menggerakkan pasar, tak terkecuali pasar untuk segmen anak muda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan khalayak sasaran terhadap identitas kebudayaan dalam pesan iklan di media sosial Youtube dilihat dari perspektif kreativitas iklan. Sebelumnya telah ada penelitian mengenai nilai-nilai budaya dan konstruksi realitas sosial budayadalam iklan TV.Terdapat pula penelitian mengenai penggunaan Youtube yang terkait dengan eksistensi anak muda, namun tidak secara spesifik meneliti iklan yang ditayangkan di media online tersebut. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif kualitatif, dengan prosedur pengumpulan data wawancara mendalam dan FGD.Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sumber data diperoleh dari key informan yakni mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Data dianalisis secara kualitatif yang selanjutnya diinterprestasikan dan disajikan dalam bentuk uraian atau naratif yang kemudian dilakukan interprestasi teoritik untuk memberikan makna terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk identitas kebudayaan yang mampu menarik perhatian khalayak sasaran terbagi menjadi dua, budaya zaman dulu dan zaman modern.Perpaduan dari keduanya menjadi menarik bagi khalayak sasaran. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan khalayak sasaran terhadap identitas kebudayaan dilihat dari perspektif IDENTITAS KEBUDAYAAN DALAMPESAN IKLAN DI MEDIA ONLINE 204 kreativitas iklan meliputi: pendekatan humor, tampilan iklan, alur cerita, ending iklan yang unpredictable, dan yang terakhir adalah musik. Kata kunci: Identitas Kebudayaan, Iklan, Media Online, Youtube.Oktaviana Purnamasari
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101UJI KOMPETENSI JURNALIS DALAM MEMBENTUK PROFESIONALISME JURNALIS
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4966
Jurnalis dan media tidak dapat dipisahkan. Bisa dikatakan bahwa jurnalis adalah ujung tombaknya media dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Jurnalis memiliki tanggung jawab kepada masyarakat dalam memberikan informasi dan juga tanggung jawab terhadap media dan organisisasi yang diikutinya. Tanggung jawab yang harus diberikan kepada masyarakat adalah dengan menyajikan berita yang sesuai fakta di lapangan dan tidak menyebarkan berita bohong. Sehingga sebelum menyebarkan berita, media diharapkan benarbenar meneliti berita yang akan diberikan ke masyarakat agar tidak menimbulkan masalah. Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) merupakan ujian yang diperuntukkan bagi mereka yang telah tercatat sebagai jurnalis di media tempat mereka bekerja, baik media dalam jaringan (daring/online), televisi, radio dan media cetak. Kegiatan ujian ini diselenggarakan Dewan Pers dengan tujuan menjawab permasalahan profesionalisme dan independensi jurnalis serta dalam rangka menegakkan etika jurnalistik di Indonesia. Sesuai dengan tujuannya, UKJ lebih diorganisasikan pada empat unsur utama, yakni: Pertama, Pengetahuan Umum; Kedua, Jurnalisme; Ketiga, Praktik Jurnalistik; dan Keempat, Pendalaman Kode Etik Jurnalistik. Dibagi menjadi tiga level, yaitu Muda, Madya dan Utama, UKJ ditargetkan menjadi alat ukur kualitas jurnalis di Indonesia. Peserta diuji oleh tiga penguji yang telah mendapatkan sertifikasi dari Dewan Pers di lembaga yang sudah ditunjuk sebagai pelaksana. Penelitian ini memfokuskan pada proses tahapan pelaksanaan UKJ, implementasi UKJ, dan dukungan manajemen media dalam UKJ. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data wawancara dengan informan di antaranya jurnalis media cetak di Kota Bandung yang sudah mendapatkan Uji Kompetensi, Ketua AJI dan Pimpinan Redaksi media. Kata Kunci : Uji Kompetensi Jurnalis, Kode Etik Jurnalistik, MediaReni NuraeniRana Akbari Fitriawan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PENGEMBANGAN MODEL KOMUNIKASI BISNIS MIKRO BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI INDONESIA Studi Kasus Pengembangan Model Komunikasi Bisnis Mikro Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4967
Usaha mikro di Indonesia merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008. Melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat, usaha mikro menciptakan peluang kerja yang cukup besar, sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Namun sebagian besar usaha mikro belum menerapkan model komunikasi bisnis yang benar sehingga sulit untuk meningkat menjadi usaha kecil atau menengah. Kesadaran akan perlunya mengembangkan usaha mikro berbasis pemberdayaan masyarakat yang menerapkan model komunikasi bisnis modern mulai muncul di beberapa daerah di Indonesia. Penelitian mengenai pengembangan model komunikasi bisnis mikro berbasis pemberdayaan masyarakat ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dan teknik analisis data deskriptif. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan pengembangan model komunikasi bisnis mikro berbasis pemberdayaan masyarakat di Indonesia, dengan mengambil studi kasus pengembangan model komunikasi bisnis mikro berbasis pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pengembangan model komunikasi binis mikro berbasis pemberdayaan masyarakat melalui organisasi kemasyarakatan seperti majelis taklim, PKK, dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah model komunikasi bisnis yang digunakan mengadopsi manajemen keuangan dan usaha modern. Kata kunci: model komunikasi, komunikasi bisnis, usaha mikro, pemberdayaan masyarakat, Kabupaten Garut.Ilham Gemiharto, S.Sos., M.Si.Hadi . Suprapto Arifin, Drs., M.Si
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH DI JAWA TENGAH (Studi Kasus Regionalisasi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4968
Pembentukan kerjasama Tempat Pemrosessan Akhir Sampah di Jawa-Tengah mengalami stagnasi selama empat tahun, Perlu kajian tentang “Pengembangan konsep kelembagaan kerjasama antar daerah” yang bertujuan untuk menemukan bangunan logika konseptual kelembagaan kerjasama TPA sampah regional dalam peraturan perundangan, menemukan konsep kelembagaan kerjasama antar daerah yang memiliki kekuatan dasar pengembangan kerjasama Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah regional di Jawa Tengah.Teori kerjasama untuk menganalisa kasus kerjasama dalam penelitian ini, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, data dan informasi diperoleh dari pejabat terkait pengelolaan sampah dan kerjasama antar daerah serta peraturan perundangan kerjasama dan pengelolaan sampah. Hasil penelitian adalah terdapat pengaturan pengelolaan sampah yang tidak konsisten, belum ada peraturan perundangan khusus yang mengatur kerjasama TPA regional. Konsep kelembagaan structural-hierarkis sebagai model pengaturan kerjasama TPA regional.Temuan penting penelitian ini adalah: terdapat kesalahan perumusan konsep kerjasama wajib dan kerjasama sukarela dalam peraturan perundangan kerjasama, pengelolaan sampah adalah urusan pemerintah yang tidak bisa dikerjasamakan antar daerah, perlu dibentuk lembaga kerjasama berbentuk forum koordinasi, monitoring dan evaluasi di dalam kerjasama TPA regional disamping lembaga pengelola sampah, kerangka regulasi kerjasama TPA regional hanya pada pembangunan dan pemanfaatan sarana-prasaranan, konsep kelembagaan kerjasama yang bermodel/pola structural-hiererkis sulit di implementasikan dalam dominasi paradigma desentralisasi. Kata kunci: kerja sama, regional, Peraturan-perundangan, struktural hirarkis, sampah.Aris Toening Winarni
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101REFORMASI SDM SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEMBANGUNAN ADIL GENDER DI KABUPATEN SIDOARJO
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4969
Upaya mereformasi aparatur negara di Kabupaten Sidoarjo sudah dilakukan namun masih di posisi pinggiran karena belum menyentuh bagian-bagian penting mendasar dalam sistem administrasi. Reformasi birokrasi direduksi sebatas menaikkan gaji dan mengangkat tenaga honorer sebagai PNS. Dalam upaya mewujudkan keadilan sosial, pemerintah mengeluarkan regulasi yang mensyaratkan adanya kesetaraan dan keadilan gender dinyatakan secara eksplisit dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional.Tujuan penelitian : 1) reformasi SDM sebagai upaya peningkatan pembangunan adil gender dan 2) mendeskripsikan kendala reformasi SDM sebagai upaya peningkatan pembangunan adil gender di Kabupaten Sidoarjo. Hasil penelitian kesenjangan gender disebabkan oleh berbagai hal : berkaitan dengan sosial budaya, intepretasi agama, struktur ekonomi, hukum dan perundang-undangan yang terimplementasi dalam berbagai kebijakan dan program yang dirancang untuk tanpa memperhatikan adanya perbedaan permasalahan, aspirasi, pengalaman dan kebutuhan antara laki-laki dan perempuan, termasuk akibat-akibatnya bagi perempuan dan laki-laki sehingga kebijakan dan program tersebut menjadi netral gender. Adapun kendalanya; perempuan tersubordinasi oleh faktor-faktor yang dikonstruksikan secara sosial. Selanjutnya ketidakadilan dan diskriminasi gender yang merupakan kondisi tidak adil akibat dari sistem dan struktur sosial baik secara langsung dan tidak secara langsung berupa dampak suatu perundang-undangan maupun kebijakan. Kata kunci : Reformasi SDM, upaya peningkatanpembangunan, adil genderLuluk FauziahMashudi Mashudi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KAJIAN NETNOGRAFI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK UNTUK KOMUNIKASI MENYUSUI
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4970
Angka kematian ibu dan bayi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat dan penentu keberhasilan pembangunan masyarakat. Meskipun ASI menjadi penting dalam pembangunan, tingkat pemberian ASI di Indonesia masih di bawah target global. Salah satu penyebab rendahnya tingkat pemberian ASI adalah tidak memadainya dukungan yang diberikan pada ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI. Pada era teknologi komunikasi berjejaring seperti sekarang ini, dukungan sosial telah berkembang dengan munculnya dukungan sosial online yang dipertukarkan melalui teknologi seperti Internet dan media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunikasi menyusui khususnya komunikasi dukungan menyusui dalam group Facebook terkait menyusui melalui pendekatan kualitatif menggunakan analisis netnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial yang muncul di group Facebook terkait menyusui lebih bersifat emosional. Dukungan emosional adalah dukungan yang paling banyak diberikan dalam group Facebook, sementara dukungan informasional menjadi tipe dukungan yang paling banyak diminta. Administrator group memegang peran signifikan dalam memoderasi pertukaran dukungan ini untuk memastikan kredibilitas informasi yang dibagikan antar anggota. Berdasarkan hasil temuan tersebut, diindikasikan bahwa media sosial dapat secara positif memfasilitasi dukungan sosial untuk ibu dalam menjalankan proses menyusuinya. Kata kunci: netnography, social media, development communication, breastfeedingWichitra Yasya
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PENGEMBANGAN TEKNIK ANALISA INTERAKSI SISTEM FLANDERS (FLANDERS INTERACTION ANALYSIS CATEGORIES) DALAM KEGIATAN CERAMAH AGAMA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4971
Penelitian bidang Ilmu Dakwah sangat perlu dikembangkan. Salah satunya dengan mengembangkan sistem analisis interaksi antara pendakwah dan mad’u dalam proses ceramah agama. Hal ini penting karena interaksi memiliki pengaruh timbal-balik atau saling mempengaruhi. Flanders Interaction Analysis Categories (FIAC) merupakan system yang cocok untuk analisis interaksi ceramah agama karena system tersebut digunakan untuk menganalisa interaksi dalam penelitian komunikasi maupun pendidikan. Jenis penelitian ini Deskriptif-kualitatif. Teknik analisanya adalah Teknik Analisis Taksonomi (TAT). Domain yang digunakan adalah Stimulus dan Respon, dengan Taksonominya Perilaku Dai yang mempengaruhi secara tidak langsung dan langsung (Domain Stimulus) kemudian Respon positif dan negatif. Hasil penelitian ini bahwa stimulus yang mempengaruhi secara tidak langsung yaitu:, membuka acara, menyapa yang punya hajat, dan menutup acara. Perilaku yang mempengaruhi secara langsung terdiri dari: Pemberian materi, menjelaskan, menegaskan kembali, menjawab pertanyaan sendiri, bercerita, mengambil implikasi cerita, menceritakan pengalaman pribadi, membacakan dan menerjemahkan serta menjelaskan maksud dan mengambil intisari serta kesimpulan dalil, memberi contoh, dan aplikasi. Sedangkan respon terdiri: Respon Positif: nyeletuk, tertawa, tersenyum, menjawab pertanyaan, menjawab salam, menjawab amin, dan melanjutkan penggalan kata. Respon negatifnya perilaku diam. Kata kunci : Flanders Interaction Analysis Categories (FIAC), Teknik Analisis Taksonomi (TAT), Stimulus, Respon, Domain.Nurul HidayatiNunung KhoeriyahAde Rina Farida
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PENGEMBANGAN TEKNIK ANALISA INTERAKSI SISTEM FLANDERS (FLANDERS INTERACTION ANALYSIS CATEGORIES) DALAM KEGIATAN CERAMAH AGAMA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4972
Penelitian bidang Ilmu Dakwah sangat perlu dikembangkan. Salah satunya dengan mengembangkan sistem analisis interaksi antara pendakwah dan mad’u dalam proses ceramah agama. Hal ini penting karena interaksi memiliki pengaruh timbal-balik atau saling mempengaruhi. Flanders Interaction Analysis Categories (FIAC) merupakan system yang cocok untuk analisis interaksi ceramah agama karena system tersebut digunakan untuk menganalisa interaksi dalam penelitian komunikasi maupun pendidikan. Jenis penelitian ini Deskriptif-kualitatif. Teknik analisanya adalah Teknik Analisis Taksonomi (TAT). Domain yang digunakan adalah Stimulus dan Respon, dengan Taksonominya Perilaku Dai yang mempengaruhi secara tidak langsung dan langsung (Domain Stimulus) kemudian Respon positif dan negatif. Hasil penelitian ini bahwa stimulus yang mempengaruhi secara tidak langsung yaitu:, membuka acara, menyapa yang punya hajat, dan menutup acara. Perilaku yang mempengaruhi secara langsung terdiri dari: Pemberian materi, menjelaskan, menegaskan kembali, menjawab pertanyaan sendiri, bercerita, mengambil implikasi cerita, menceritakan pengalaman pribadi, membacakan dan menerjemahkan serta menjelaskan maksud dan mengambil intisari serta kesimpulan dalil, memberi contoh, dan aplikasi. Sedangkan respon terdiri: Respon Positif: nyeletuk, tertawa, tersenyum, menjawab pertanyaan, menjawab salam, menjawab amin, dan melanjutkan penggalan kata. Respon negatifnya perilaku diam. Kata kunci : Flanders Interaction Analysis Categories (FIAC), Teknik Analisis Taksonomi (TAT), Stimulus, Respon, Domain.Nurul HidayatiNunung KhoeriyahAde Rina Farida
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PENGEMBANGAN TEKNIK ANALISA INTERAKSI SISTEM FLANDERS (FLANDERS INTERACTION ANALYSIS CATEGORIES) DALAM KEGIATAN CERAMAH AGAMA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4973
Penelitian bidang Ilmu Dakwah sangat perlu dikembangkan. Salah satunya dengan mengembangkan sistem analisis interaksi antara pendakwah dan mad’u dalam proses ceramah agama. Hal ini penting karena interaksi memiliki pengaruh timbal-balik atau saling mempengaruhi. Flanders Interaction Analysis Categories (FIAC) merupakan system yang cocok untuk analisis interaksi ceramah agama karena system tersebut digunakan untuk menganalisa interaksi dalam penelitian komunikasi maupun pendidikan. Jenis penelitian ini Deskriptif-kualitatif. Teknik analisanya adalah Teknik Analisis Taksonomi (TAT). Domain yang digunakan adalah Stimulus dan Respon, dengan Taksonominya Perilaku Dai yang mempengaruhi secara tidak langsung dan langsung (Domain Stimulus) kemudian Respon positif dan negatif. Hasil penelitian ini bahwa stimulus yang mempengaruhi secara tidak langsung yaitu:, membuka acara, menyapa yang punya hajat, dan menutup acara. Perilaku yang mempengaruhi secara langsung terdiri dari: Pemberian materi, menjelaskan, menegaskan kembali, menjawab pertanyaan sendiri, bercerita, mengambil implikasi cerita, menceritakan pengalaman pribadi, membacakan dan menerjemahkan serta menjelaskan maksud dan mengambil intisari serta kesimpulan dalil, memberi contoh, dan aplikasi. Sedangkan respon terdiri: Respon Positif: nyeletuk, tertawa, tersenyum, menjawab pertanyaan, menjawab salam, menjawab amin, dan melanjutkan penggalan kata. Respon negatifnya perilaku diam. Kata kunci : Flanders Interaction Analysis Categories (FIAC), Teknik Analisis Taksonomi (TAT), Stimulus, Respon, Domain.Nurul HidayatiNunung KhoeriyahAde Rina Farida
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PERAN MEDIA SOSIAL TWITTER DALAM MEMBENTUK GERAKAN SOSIAL #MELAWAN ASAP DI RIAU
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4974
Penelitian ini mengkaji tentang kekuatan media baru yaitu media sosial Twitter yang mampu membentuk gerakan sosial, dalam hal ini adalah menyuarakan penderitaan masyarakat Riau terhadap kabut Asap yang terjadi secara terus menerus setiap tahunnya.Latar belakang dari penelitian ini adalah reaksi dari kabut asap di Riau yang menimbulkan rasa kekecewaan terhadap pemerintah dan bentuk dari rasa empati dengan terbentuknya #MelawanAsap Tujuan penelitian ini ingin mengetahui dan mendeskripsikan Twitter sebagai media sosial dalam menyuarakan penderitaan masyrakat Riau akibat bencana kabut asap di Riau dalam membentuk gerakan sosial #Melawanasap. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode penelitian Deskriptif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa #MelawanAsap merupakan salah satu saluran bagi masyarakat dalam menyampaikan kekecewaan dan menyuarakan penderitaan masyarakat terhadap kabut asap di Riau. Sehingga terjadinya tindak lanjut yang berawal dari gerakan #MelawanAsap. Hal ini menunjukkan bahwa Twitter berperan dan memiliki kekuatan besar dalam membentuk gerakan sosial. Kata Kunci : Media Sosial, Twitter, Gerakan Sosial, #Melawan AsapIntan MulyanaNani Nurani Muksin
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KERJA SAMA JEPANG DAN FILIPINA DALAM BIDANG TENAGA KERJA SEBAGAI INDIKATOR PEMBANGUNAN
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4975
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerja sama Jepang dan Filipina dalam bidang tenaga kerja sebagai indikator pembangunan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penurunan produktivitas perekonomian akibat merosotnya jumlah penduduk Jepang dalam sepuluh tahun terakhir. Sedangkan Filipina menghadapi masalah pengangguran dan jumlah penduduk usia kerja yang sangat besar akibat bonus demografi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif dengan jenis data sekunder yang dikumpulkan melalui studi literatur. Hasil penelitian adalah Pemerintah Jepang dan Filipina menjalin kerja sama bilateral tingkat kolaborasi dalam bidang tenaga kerja. Jepang menerima pekerja migran Filipina (Overseas Filipino Workers/OFW) berdasarkan pertimbangan kompetensi OFW yang mampu menopang industry manufaktur dan jasa melalui tingkat pengetahuan dan keahlian, sertifikasi keahlian, kesadaran hukum akan hak dan kewajiban sebagai pekerja migran, pengetahuan bahasa asing, latar belakang historis, dan kedekatan geografis. Filipina memiliki Philippines Overseas Employment Administration (POEA) yang membuat program pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga kerja, memiliki UU Tenaga Kerja Migran yang disebut Republic Act yang berisi pemerintah wajib menyediakan 100 juta peso untuk bantuan hukum/membayar pengacara. Republic Act juga mengamanatkan pembuatan Resource Centre di negara yang banyak tenaga kerja Filipina. Upaya serius Pemerintah Filipina menghasilkan remitansi dari OFW sebesar 10% dari total devisa dan mampu menopang pembangunan ekonomi dan sosial. Kata kunci: kerja sama bilateral, tenaga kerja, pembangunanDenada Faraswacyen L. Gaol, M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) KOTA GORONTALO
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4976
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Kualitas Pelayanan Publik pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kota Gorontalo.Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan observasi langsung danwawancara yang difokuskan pada kualitas pelayanan publik dan faktor-faktor pendukung dan penghambat kualitas pelayanan publik di SAMSAT Kota Gorontalo. Penelitian dilakukan di Kantor SAMSAT Kota Gorontalo pada bulan Maret sampai dengan Mei 2017. Hasil penelitian menunjukkan kualitas pelayanan publik di SAMSAT Kota Gorontalo saat ini belum maksimal. Hal ini ditunjukan oleh : 1). Waktu penyelesaian pelayanan yang masih cukup lama, 2). Prosedur pelayanan yang kurang tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat dan 3). Kurangnya informasi yang diperoleh masyarakat mengenai syarat-syarat pengurusan administrasi di SAMSAT Kota Gorontalo. Faktor pendukung kualitas pelayanan publik di SAMSAT Kota Gorontalo yaitu1). Aksesbilitas yang mudah dijangkau oleh penerima layanan, 2).Kesesuaian biaya biaya yang dibayarkan masyarakatdengan tarif yang berlaku dalam perundang-undangan. Faktor penghambat kualitas pelayanan di SAMSAT Kota Gorontalo adalah1). Alokasi anggaran yang minim dari pemerintah daerah bagi SAMSAT Kota Gorontalo, 2). Sarana dan prasarana yang belum memadai, 2). Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang belum mencukupi, 3) Kurangnya dukungan teknologi informasi. Kata Kunci : Pelayanan publik, SAMSAT, kota GorontaloAsna AnetaMaha Atma KadjiHais Dama
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101MANAJEMEN KRISIS GOVERNMENT RELATIONS PT. PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU PADA KASUS KURANGNYA PEMAHAMAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI HULU MIGAS
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4977
This research is trying to analyze about strategy of PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu to build mutual understand about upstream oil and gas industry with the government of Blora City. The purpose of this research is want to understand how the government relations through the several problem and how the government understand of these ways. By using the constructivist approach, the writer try to make an analysis of information respondents. From the result, we can understand that government relations have a crisis plan to face that crisis. They have to do some action to identify, mapping, analyze crisis with answer the questions of 5W+1H. Keyword : Crisis Management, Government RelationsDiah Safitri NingrumSa’diyah El Adawiyah.S.Sos.M.S
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101FENOMENA TRIAL BY THE MOB (PENGADILAN MASSA) DALAM KASUS BASUKI TJAHAJA PURNAMA (AHOK) DITINJAU DARI ASPEK HUKUM
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4978
Pengadilan massa adalah suatu pengadilan yang terbentuk di tengah banyak orang yang berkumpul untuk tujuan tertentu. Dalam kasus Basuki Tjahaja Purnama (AHOK) yang terkenal dengan kasus penistaan agama banyak sekali massa yang menginginkan AHOK untuk segera ditahan atau dipenjara padahal proses persidangan masih berjalan hingga saat ini. Proses persidangan belum sampai pada tahapan pembacaan putusan dan massa sudah langsung mengecap bahwa AHOK bersalah sebagai penista agama. Dilihat dari kacamata hukum bahwa tindakan massa ini sudah menyalahi aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Hukum di Indonesia mengedepankan asas praduga tak bersalah yang harus ditaati oleh semua warga negara Indonesia. Tidak ada yang boleh menghakimi ataupun mengecap seseorang bersalah sebelum hakim di pengadilan yang memutuskan. Pada kasus AHOK ini banyak pihak-pihak yang menginginkan AHOK untuk segera dipenjara sebelum hakim memutuskan bersalah. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan Undang-Undang No. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman ditegaskan bahwa :”setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau dihadapkan di muka sidang pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data secara library research. Analisis menggunakan analisis normatif yuridis dengan sumber peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia. Kata kunci : Pengadilan massa, Kasus Basuki Tjahaja Purnama (AHOK) dan Aspek hukumGerald Theodorus L. Toruan, S.H.,M.H
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PERSEPSI AKADEMISI MENGENAI PENGANGURAN TERBUKA2016 DI JAWA BARAT SERTA KEBIJAKAN DALAM RANGKA MENANGGULANGINYA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4979
Penelitian ini dilatar belakangi oleh berita yang isinya menyatakan bahwa Pengganguran Terbuka di Jawa Barat meningkat dari 2015 yakni 8,72 persen menjadi 2016 8,89 persen dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi akademi mengenai terjadinya peningkatan Pengangguran Terbuka dan Kebijakan apa saja yang dapat menanggulanginya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan metode penggambilan data FGD yang meliputi 11 orang ordinary informan dan 1 orang key informan.Kesimpulan dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor penyebab pengganguran terbuka adalah : Pengganguran disebabkan oleh industri yang padat modal bukan padat karya, Banyak tenaga kerja yang memilih dalam bekerja dan meminta gaji yang besar, Adanya investasi, namun tidak adanya lapangan kerja baru dan maraknya tenaga kerja dari cina mengganti karyawan lokal, Dulu konsentrasi Jabar kearah Industri, namun sekarang ke perdagangan. Mahalnya biaya tenaga kerja sehingga banyak pabrik yang tutup, Kurangnya Skill yang dibutuhkan oleh lapangan kerja. Sedangkan cara mengatasi pengganguran terbuka adalah: Dengan memberdayakan masyarakat desa, Menciptakan lapangan kerja, Mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pelatihan (skill) yang dibutuhkan pasar kerja, Mewajibkan pemodal untuk lebih mengutamakan kebijakan padat karya ketimbang padat modal, Mendistribusikan sumber daya yang secara adil untuk setiap daerah, Memberikan pelatihan kewirausahaan kepada mahasiswa serta link mengenai dana dan pemasaran. Keyword: Persepsi Akademisi, Pengganguran, Jawa Barat 2016.Hamirul hmirulDedi Epriadi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101INTERRELASI PEMERINTAHAN DESA DENGAN INSTITUSI ADAT DI MAIWA KABUPATEN ENREKANG
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4980
Sejarah masyarakat Maiwa di Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan adanya institusi adat dengan sistem pemerintahan lokal yang telah berlangsung lama.Mereka menamakannya pemerintahan Appa’ Alliri(empat orang penyelenggara pemerintahan). Sistem ini menempatkan Appa’ Alliri sebagai pelaksana semua kegiatan kemasyarakatan sekaligus sebagai pengambil keputusan adat tertinggi di masyarakat Maiwa. Masuknya birokrasi modern di Maiwa, menimbulkan pergeseran. Pergeseran tersebut adalahinstitusi adat Appa’ Alliri terfokus pada penyelenggaraan ritual adat sedangkan pemerintahan desa terfokus pada pembangunan sarana/prasarana. Dalam konteks uraian di atas, tulisan ini mengungkapkan proses interrelasi antara institusi adat dengan pemerintah desa. Karenaitu, dilakukan wawancara kepada anggota Appa’ Alliri, kepala desa, tokoh dan masyarakat Maiwa dalam proses pengambilan keputusan di antara mereka sebagai bentuk kerjasama yang saling mendukung (interrelasi). Studi dokumentasi dan observasi juga merupakan kegiatan penguat penelitian ini. Data yang terkumpul dianalisis dengan Model Interaktif yang melahirkan interpretasi peneliti. Berdasarkan analisis terhadap data, maka hasil penelitian diperoleh hal-hal sebagai berikut: (1) pengambilan keputusan dilakukan melalui Tudang Sipulung (Appa’ Alliri,warga dan kepala desa). (2) pelaksanaan keputusan didukung oleh adat (Appa Alliri) dan legitimasi formal (kepala desa). (3) institusi adat bertanggungjawab pada aspek ritual adat, kepala desa bertanggungjawab pada dukungan sarana/prasarana. Kata Kunci: interrelasi, Appa’ Alliri, kepala desa, tudang sipulung, adat, legitimasi formal.Syamsul BahriM. Natsir TompoRasyidah ZainuddinHarifuddin Halim
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KAJIAN PENOLOGI TERHADAP POLA PENGHUKUMAN YANG DILAKUKAN OLEH BIDANG PROPAM POLDA METRO JAYA DALAM MENANGANI PENYIMPANGAN POLISI
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4981
Polisi sebagai sebuah departemen pemerintahan yang didirikan untuk memelihara keteraturan serta ketertiban(dalam masyarakat), dengan menegakan hukum, dan mendeteksi kejahatan serta mencegah terjadinya kejahatan. Penghukuman (Penologi) adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah penghukuman/pemidanaan serta system atau cara bagaimana memperlakukan orang-orang yang sedang dalam menjalani hukuman (narapidana). George B Volt menyebutkan teori adalah bagian dari suatu penjelasan yang yang muncul manakala seseorang dihadapkan pada suatu gejala yang tidak dimengerti.Artinya teori bukan saja sesuatu yang penting tetapi lebih dari itu karena di sangat dibutuhkan dalam rangka mencari jawaban akademis.Teori Tujuan pemidanaan dalam leteratur disebutkan berbeda-beda namun secara subtansi sama.Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang mampu memberikan deskripsi secara detail dan analisa mengenai kualitas atau isi dari suatu pengalaman manusia. Hal ini membuat penelitian kualitatif mampu menggambarkan suatu kehidupan dari sisi yang berbeda berdasarkan sudut pandang dari setiap orang yang mengamatinya. Penelitian kualitatif ini merupakan bentuk penelitian yang secara aktif melibatkan peneliti untuk mengumpulkan dan menggunakan data-data empiris dengan berbagai cara dan metode. Kata Kunci :Polisi, Bid.Propam, Penologi, dan KualitatifNuri Andrian
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM RINTISAN MODEL DESA BERDIKARI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DI KABUPATEN BLORA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4982
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang multidimensi, oleh karena itu memerlukan penangananyang komprehensip. Gubernur Jawa Tengah memberikan prioritas penanganan yang tinggi terhadap masalah pengurangan kemiskinan, sesuai dengan RPJMD Jawa Tengah tahun 2013-1018. Pada Maret 2014 jumlahpenduduk miskin mencapai 4,836 juta jiwa (14,46%) dengandistribusi di perdesaan sebanyak 2,891 juta jiwa (59,78%)dan di perkotaan sebanyak 1,945 juta jiwa (40,22%).Mengingat jumlah penduduk miskin di perdesaanlebih banyak dibanding perkotaan, oleh sebab itu penanggulangan kemiskinandi perdesaan perlumendapatkan perhatian dan penanganan yang lebihkonseptual, sistematis serta berkelanjutan. Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah nomor 11 tahun 2015 tentang Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa Untuk Rintisan Model Desa Berdikari Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20015, maka untuk menanggulangi kemiskinan di Perdesaan Blora telah ditunjuk desa:Temulus, Sumberejo dan Pilang Kecamatan Randublatung sebagai Rintisan Model Desa Berdikari. Jenis Kegiatan yang dipilih untuk menanggulangi kemiskinan adalah peternakan kambing, pembuatan paving dan batik printing. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan melalui Rintisan Model Desa Berdikari. Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model deskriptif kualitatif. Dalam menganalisis data yang diperoleh dari lapangan dengan menggunakan teori dari Van Meter dan Van Horn, Hasil penelitian ini adalah, bahwa implementasi kebijakan dari program Rintisan Model Desa Berdikari dapat berjalan dengan baik, meski perlu penyempurnaan dari segi regulasi, implementasi, koordinasi, komunikasi, sinkronisasi dan sinergitas program antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Blora. Keyword: Kemiskinan, Desa Berdikari, sinergitas, deskriptif-kualitatifADI PURWANTO
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM RINTISAN MODEL DESA BERDIKARI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DI KABUPATEN BLORA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4983
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang multidimensi, oleh karena itu memerlukan penangananyang komprehensip. Gubernur Jawa Tengah memberikan prioritas penanganan yang tinggi terhadap masalah pengurangan kemiskinan, sesuai dengan RPJMD Jawa Tengah tahun 2013-1018. Pada Maret 2014 jumlahpenduduk miskin mencapai 4,836 juta jiwa (14,46%) dengandistribusi di perdesaan sebanyak 2,891 juta jiwa (59,78%)dan di perkotaan sebanyak 1,945 juta jiwa (40,22%).Mengingat jumlah penduduk miskin di perdesaanlebih banyak dibanding perkotaan, oleh sebab itu penanggulangan kemiskinandi perdesaan perlumendapatkan perhatian dan penanganan yang lebihkonseptual, sistematis serta berkelanjutan. Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah nomor 11 tahun 2015 tentang Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa Untuk Rintisan Model Desa Berdikari Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20015, maka untuk menanggulangi kemiskinan di Perdesaan Blora telah ditunjuk desa:Temulus, Sumberejo dan Pilang Kecamatan Randublatung sebagai Rintisan Model Desa Berdikari. Jenis Kegiatan yang dipilih untuk menanggulangi kemiskinan adalah peternakan kambing, pembuatan paving dan batik printing. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan melalui Rintisan Model Desa Berdikari. Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model deskriptif kualitatif. Dalam menganalisis data yang diperoleh dari lapangan dengan menggunakan teori dari Van Meter dan Van Horn, Hasil penelitian ini adalah, bahwa implementasi kebijakan dari program Rintisan Model Desa Berdikari dapat berjalan dengan baik, meski perlu penyempurnaan dari segi regulasi, implementasi, koordinasi, komunikasi, sinkronisasi dan sinergitas program antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Blora. Keyword: Kemiskinan, Desa Berdikari, sinergitas, deskriptif-kualitatifADI PURWANTO
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM RINTISAN MODEL DESA BERDIKARI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DI KABUPATEN BLORA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4984
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang multidimensi, oleh karena itu memerlukan penangananyang komprehensip. Gubernur Jawa Tengah memberikan prioritas penanganan yang tinggi terhadap masalah pengurangan kemiskinan, sesuai dengan RPJMD Jawa Tengah tahun 2013-1018. Pada Maret 2014 jumlahpenduduk miskin mencapai 4,836 juta jiwa (14,46%) dengandistribusi di perdesaan sebanyak 2,891 juta jiwa (59,78%)dan di perkotaan sebanyak 1,945 juta jiwa (40,22%).Mengingat jumlah penduduk miskin di perdesaanlebih banyak dibanding perkotaan, oleh sebab itu penanggulangan kemiskinandi perdesaan perlumendapatkan perhatian dan penanganan yang lebihkonseptual, sistematis serta berkelanjutan. Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah nomor 11 tahun 2015 tentang Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa Untuk Rintisan Model Desa Berdikari Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20015, maka untuk menanggulangi kemiskinan di Perdesaan Blora telah ditunjuk desa:Temulus, Sumberejo dan Pilang Kecamatan Randublatung sebagai Rintisan Model Desa Berdikari. Jenis Kegiatan yang dipilih untuk menanggulangi kemiskinan adalah peternakan kambing, pembuatan paving dan batik printing. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan melalui Rintisan Model Desa Berdikari. Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model deskriptif kualitatif. Dalam menganalisis data yang diperoleh dari lapangan dengan menggunakan teori dari Van Meter dan Van Horn, Hasil penelitian ini adalah, bahwa implementasi kebijakan dari program Rintisan Model Desa Berdikari dapat berjalan dengan baik, meski perlu penyempurnaan dari segi regulasi, implementasi, koordinasi, komunikasi, sinkronisasi dan sinergitas program antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Blora. Keyword: Kemiskinan, Desa Berdikari, sinergitas, deskriptif-kualitatifADI PURWANTO
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM RINTISAN MODEL DESA BERDIKARI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DI KABUPATEN BLORA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4987
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang multidimensi, oleh karena itu memerlukan penangananyang komprehensip. Gubernur Jawa Tengah memberikan prioritas penanganan yang tinggi terhadap masalah pengurangan kemiskinan, sesuai dengan RPJMD Jawa Tengah tahun 2013-1018. Pada Maret 2014 jumlahpenduduk miskin mencapai 4,836 juta jiwa (14,46%) dengandistribusi di perdesaan sebanyak 2,891 juta jiwa (59,78%)dan di perkotaan sebanyak 1,945 juta jiwa (40,22%).Mengingat jumlah penduduk miskin di perdesaanlebih banyak dibanding perkotaan, oleh sebab itu penanggulangan kemiskinandi perdesaan perlumendapatkan perhatian dan penanganan yang lebihkonseptual, sistematis serta berkelanjutan. Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah nomor 11 tahun 2015 tentang Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa Untuk Rintisan Model Desa Berdikari Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20015, maka untuk menanggulangi kemiskinan di Perdesaan Blora telah ditunjuk desa:Temulus, Sumberejo dan Pilang Kecamatan Randublatung sebagai Rintisan Model Desa Berdikari. Jenis Kegiatan yang dipilih untuk menanggulangi kemiskinan adalah peternakan kambing, pembuatan paving dan batik printing. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan melalui Rintisan Model Desa Berdikari. Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model deskriptif kualitatif. Dalam menganalisis data yang diperoleh dari lapangan dengan menggunakan teori dari Van Meter dan Van Horn, Hasil penelitian ini adalah, bahwa implementasi kebijakan dari program Rintisan Model Desa Berdikari dapat berjalan dengan baik, meski perlu penyempurnaan dari segi regulasi, implementasi, koordinasi, komunikasi, sinkronisasi dan sinergitas program antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Blora. Keyword: Kemiskinan, Desa Berdikari, sinergitas, deskriptif-kualitatifADI PURWANTO
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KESIAPAN PEMERINTAH DESA DALAM MENYAMBUT DANA DESA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4988
Tahun 2015 ini merupakan tahun pertama kalinya pemerintah desa menerima kucuran Dana Desa yang jumlahnya sekitar 1,4 miliar untuk satu desa sesuai amanat UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Dana ini dimaksudkan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa. Namun apakah dengan kondisi desa yang ada sekarang mampu mengelola Dana Desa ini dengan baik? Satu tema penting adalah mengkaji seberapa baik seluruh komponen terkait dipersiapkan guna menjamin pencapaian tujuan. Studi yang dilakukan selama ini terkait kesiapan pemerintah daerah tidak dilakukan secara komprehensif dan mendalam, sehingga target pencapaian tujuan menjadi terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peta kesiapan pemerintah desa yang ruang lingkupnya:(1) memotret data lapangan mengenai kondisi kesiapan desa saat ini di beberapa pemerintah desa yang dijadikan kasus; (2) membuat identifikasi masalah mengenai kesiapan pemerintah desa dari segi kesiapan aparatur dan kualitas perencanaan desa; (3) merumuskan rekomendasi untuk melakukan perbaikan-perbaikan guna menjamin lebih baiknya kondisi ke depan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei 2015-Mei 2016 di Desa Sukamulya Kecamatan Cibeber dan Desa Bayah Barat kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Kesimpulan dari penelitian ini ialah: Kesiapan SDM aparatur pemerintah desa belum memadai sehingga kesulitan dalam membuat pengajuan, pengelolaan dan pelaporan anggaran serta menyusun RKPDes. Kata Kunci: Kesiapan Desa, Dana Desa, Aparatur Pemerintah Desa, Perencanaan DesaElis Teti RusmiatiKasidiyono Kasidiyono
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101OPTIMALISASI KARAKTERISTIK LEMBAGA DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN PERIJINAN PERIKANAN TANGKAP (SIPI) DI JAWA TENGAH
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4989
Tujuan penelitian ini untuk menganalisisoptimalisasi karakteristik lembaga dalam implementasi kebijakan pelayananperijinanperikanantangkap di Jawa Tengah.Pelayanan perijinan perikanan tangkap selama ini banyak dikeluhkan pengusaha perikanan dan nelayan. Dinas Kelautan dan Perikanan serta Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UPT PTSP) yang mempunyai karakteristik berbeda, telah berupaya menemukan strategi yang sesuai agar implementasi kebijakan pelaksanaan sesuai harapan dari sasaran kebijakan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang sesuatu dengan jelas terhadap suatu keadaan. Ditemukan bahwa optimaslisasi karakteristik baik DKP dan PTSP telah menerapkan beberapa strategi penyelesaian masalah akan tetapi belum cukup memuaskan dalam implementasi kebijakan pelayanan perizinan perikanan tangkap.Dr. Kismartini, MSi Dr. Kismartini, MSi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101MEMETAKAN TIPOLOGI PEMILIH DKI DALAM PILKADA 2017
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4990
Pilkada 2017 telah digelar, yang menarik pada pilkada serentak tahap dua tersebut adalah bahwa DKI Jakarta menjadi salah satu peserta Pilkada paling banyak disorot media baik lokal, nasional maupun internasional, tidak heran, karena DKI Jakarta menjadi baromoter pemerintahan dari seluruh pemerintahan daerah di seluruh Indonesia.. Perebutan kekuaasaan kepemimpinan di DKI juga menjadi wacana publik yang terus menjadi kajian menarik untuk dilihat dari sudut manapun. Baik bagi para bakal calon yang maju bertarung, tim kampanye , isu dan propaganda politik yang dimainkan oleh para pendukung, maupun oleh para pengelola medis. Pertarungan akhirnya dimenangkan oleh pasangan Anies dan Sandy. Bagaimana tipologi pemilih DKI yang terpetakan dalam Pilkada itu, pertanyaan menarik yang perlu dalam tulisan ini. Kata kunci : Pilkada DKI, Tipologi Pemilih dan Propanda dalam kampanye.Lely Arrianie
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PELAYANAN PUBLIK BERBASIS ICT DI DESA UBUNG KAJA, DENPASAR BALI
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4991
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana Desa Ubung Kaja di Denpasar Bali dalam memanfaatkan ICT (Information, Communication, Technology) atau TIK (Teknologi, Informasi, Komunikasi) untuk diserminasi informasi atau menyebarluaskan informasi mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan di desa tersebut. Salah satu cara transformasi birokrasi dalam pelayanan publik adalah penerapan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dalam pelayanan publik. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriftif kualitatif dengan pendekatan wawancara untuk mengetahui bagaimana kinerja aparat desa di dalam menggunakan ICT dan studi dokumentasi dari sosial media untuk membandingkan diserminasi informasi dari beberapa desa yang ada di Denpasar Bali. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Kepala Desa Ubung Kaja telah berhasil mengimplementasikan e-governance dengan merekonstruksi sistem ICT di Desa Ubung Kaja, membuat sinergi antar Banjar yang komunikatif, dan bisa menjadi contoh untuk desa lainnya di Denpasar pada khususnya dan Bali pada umumnya. Kata kunci: ICT, Media Sosial, Pelayanan PublikNyoman Diah Utari Dewi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101ANALISIS ETNOGRAFI KOMUNIKASI DALAM TRADISI MAKKOBAR PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT PADANGLAWAS UTARA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4992
Tujuan penelitian ini menganalisis Situasi Komunikatif, Peristiwa Komunikatif, Tindak Komunikatif pada tradisi makkobar dalam Upacara Perkawinan Adat Padanglawas Utara. Makkobar merupakan proses komunikasi yang mengawali kegiatan adat (horja) subetnis Batak Angkola di Padanglawas Utara. Pada makkobar (sidang adat) melibatkan unsur kekerabatan Dalihan na tolu (Suhut dan Kahanggi, Anak boru, Mora), Raja-raja, Natobang–Natoras, hatobangon, dan Orang Kaya. Metode yang digunakan adalah Etnografi Komunikasi dengan Teori Interaksi Simbolik. Hasil Penelitian Aktivitas komunikasi yang berlangsung pada makkobar meliputi dua situasi komunikatif, yaitu makkobar indahan tukkus panuturi yang berlangsung di dalam ruangan rumah, dan makkobar maralok-alok yang diselenggarakan di luar ruangan Galanggang siriaon (gelanggang sukacita). Peristiwa komunikatif yang terjadi sesuai dengan perbedaan settingnya. Makkobar indahan tukkus panuturi adalah percakapan bersifat tertutup. Makkobar maralok-alok merupakan percakapan bersifat terbuka. Tindak komunikatif umumnya berupa pernyataan, pujian, permohonan, nasehat, perintah, dan doa. Nilai kearifan lokal komunikasi seperti komunikasi efektif, dan membentuk keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah terkandung dalam makkobar. Kata kunci: makkobar, interaksi, kearifan lokal, etnografi komunikasiRahmanita GintingIskandar ZulkarnainNenggih Susilowati
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL DI MALANG RAYA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4993
Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan pemetaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan oleh Pemerintah Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu). Melalui kesenian tradisional bisa menjadi media komunikasi yang digunakan masyarakat dalam menyampaikan berbagai pesan yang mengandung nilai, norma, aturanaturan, termasuk pesan pembangunan yang berasal dari pemerintah. Melalui kesenian tradisional, di samping untuk hiburan, pendidikan, memberi informasi, melakukan kontrol, juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memecahkan persoalan masyarakat dengan cara mereka sendiri (kearifan lokal). Karena itu menjaga eksistensi kesenian tradisional menjadi tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, yang memfokuskan pengumpulan data terkait dengan pemetaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan oleh Pemerintah Malang Raya. Data dikumpulkan melalui, wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan teknik interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Haberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya pemetaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan oleh Pemerintah Malang Raya adalah dengan membagikan kartu nomor induk seniman, monitoring ke sanggar seni, mengadakan festival rutin kesenian tradisional seperti Kuda Lumping, Tari Baskalan, Tari Topeng, Bantengan, dan beberapa kesenian tradisional yang lain. Hal lain yang dikembangkan adalah dilakukan pembinaan rutin dan diberikan sarana prasarana latihan dan gedung pertunjukkan. Kata Kunci: Pemetaan, Pengembangan, Kesenian Tradisional, Malang Raya.Sugeng Winarno
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL DI MALANG RAYA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4994
Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan pemetaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan oleh Pemerintah Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu). Melalui kesenian tradisional bisa menjadi media komunikasi yang digunakan masyarakat dalam menyampaikan berbagai pesan yang mengandung nilai, norma, aturanaturan, termasuk pesan pembangunan yang berasal dari pemerintah. Melalui kesenian tradisional, di samping untuk hiburan, pendidikan, memberi informasi, melakukan kontrol, juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memecahkan persoalan masyarakat dengan cara mereka sendiri (kearifan lokal). Karena itu menjaga eksistensi kesenian tradisional menjadi tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, yang memfokuskan pengumpulan data terkait dengan pemetaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan oleh Pemerintah Malang Raya. Data dikumpulkan melalui, wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan teknik interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Haberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya pemetaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan oleh Pemerintah Malang Raya adalah dengan membagikan kartu nomor induk seniman, monitoring ke sanggar seni, mengadakan festival rutin kesenian tradisional seperti Kuda Lumping, Tari Baskalan, Tari Topeng, Bantengan, dan beberapa kesenian tradisional yang lain. Hal lain yang dikembangkan adalah dilakukan pembinaan rutin dan diberikan sarana prasarana latihan dan gedung pertunjukkan. Kata Kunci: Pemetaan, Pengembangan, Kesenian Tradisional, Malang Raya.Sugeng Winarno
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101STRATEGI KOMUNIKASI PRODUK (Studi kasus strategi komunikasi produk smartphone merek Sonyyang mengalami fase decline)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4995
Product is a result that must be published and able to answer the needs of the community, therefore it is very important to indicate how the process for the product to the hands of consumers as expected by the manufacturer. One of the key is the communication strategy applied must be in accordance with the stages of product life cycle (product life cycle), communication strategy that failed to cause fatal things. This research tries to answer how the appropriate communication strategy of product especially at product that experiencing of decline phase. With the aim of the research can know and understand the right strategy for products that experience decline phase (decline), especially in marketing communication perspective. The research method used is qualitative case study. The result of the research is one of the appropriate communication strategy to save the product entering the decline phase is A-TR theory (Awareness, Trial, Reinforcement), Awareness of focus which must be chosen is to create advertisement with the aim of emphasizing on awakening public awareness. The trial is expected to maximize awareness process. Reinforcement stage (reinforcement) producers only as a measuring tool for the success of the strategy that is prepared. With the use of A-TR product communication strategy (Awareness, Trial, Reinforcement) is expected to rescue products that begin decline phase, so have the courage to enter the market and show its existence back in the market. Keywords: product communication strategy, advertising theory, product life cycleAfifatur RohimahAyun Maduwinarti
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101DEMOKRATISASI DI INDONESIA : PERGESERAN PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM KELOMPOK SOSIAL PEDESAAN ( DESA JAMBANGAN ) DI KABUPATEN NGAWI
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4996
Penelitian ini lebih memusatkan perhatian terhadap adanya otomi daerah tahun 1999 yang sudah lebih dari 17 tahun , Perhatian tehadap pergeseran peran tokoh masyarakat di pedesaan khusnya di desa jambangan hal ini merupakan esensi dari demokratisasi. Metode yang digunakan lebih menekankan pada diskriptip kualitatif dengan mengacu pada datan dokumenyang di elaborasai dengan proses wawancara terbuka Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada seluruh bagian dapat ditegaskan bahwa Pada pergeseran peranan tokoh kelompok soisal di pedesaan Ngawi ditemukan adanya tata nilai yang konsisten/ajeg dan terbuka yang dapat menjamin sirkulasi. Tata nilai yang konsisten dan terbuka tersebut berdasarkan atas pemilikan seseorang terhadap : a) Kemampuan individu terhadap teknologi dan informasi b) Kemampuan ekonomi yang tidak selalu bersumber dari tanah pertanian yang dikelola secara tradisional, tetapi juga bersumber pada pekerjaan diluar tanah pertanian . c) Pendidikan umum yang relatif tinggi dari masyarakat sekitarnya d) Moral dan norma yang didasarkan atas agama/ kepercayaan dan budaya. setempat Adanya keajegan tata nilai dan sah dalam masyarakat serta terbuka untuk setiap orang dalam rekuitmen pemimpin sosial masyarakat akan menjamin terjadinya pola sirkulasi Pemimpin. Sekalipun pola ini berjalan lambat tetapi sangat kondusif dalam proses menuju sistem politik yang domokratis\ Kata Kunci : Demoktatisasi – Pergeseran Peran – Munculnya Tokoh MasyarakatArif DarmawanRachmawati NovariaTri Yuliati
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN TABALONGKALIMANTAN SELATAN
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4997
Program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi merupakan program yang bertujuan untuk melakukan percepatan pembangunan ekonomi masyarakat perdesaan berbasis pada sumberdaya lokal, pengurangan kesenjangan antar wilayah, pengentasan kemiskinan, perbaikan pengelolaan pemerintah daerah di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa serta penguatan institusi lokal di tingkat desa. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengevaluasi dan menilai efektifitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM-PISEW) terhadap pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Tabalong, terutama pada Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Tabalong; (2) Menemukan faktor-faktor yang terpengaruh dalam pelaksanaan PNPM-PISEW di Kawasan Strategis Kabupaten Tabalong; (3) Merumuskan model pemberdayaan masyarakat yang dapat diterapkan di Kabupaten Tabalong khususnya maupun wilayah lainnya pada umumnya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan jenis evaluasi formatif untuk mengukur evaluasi dan efektifitas pelaksanaan PNPMPISEW di KSK Tabalong. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan melalui teknik analisis deskriptif dengan proses pengumpulan, reduksi, penyajian dan verifikasi data. Hasil penelitian tentang Evaluasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan melalui PNPM-PISEW menunjukkan bahwa program ini telah dapat dilaksanakan dengan mekanisme dan tahapan yang cukup baik. Penilaian dari prinsip dasar program, yaitu: transparansi dan akuntabel, demokratis, partisipasi, kesetaraan gender, kolaboratif, dan keberlanjutan secara keseluruhan cukup efektif. Kekurangan dari pelaksanaan program ini adalah partisipasi perempuan yang masih minim dan keberlanjutan program yang belum dipahami oleh masyarakat penerima manfaat. Faktor-faktor yang terpengaruh dalam pelaksanaan PNPM-PISEW di KSK Tabalong adalah terjadinya peningkatan pendapatan, peningkatan kesempatan kerja, dan peningkatan kapasitas pemerintahan kecamatan dan desa. Kata Kunci: PNPM-PISEW, KSK, Evaluasi, Efektifitas, TabalongErwan Erwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101MEMANDANG KONFLIK PERTAMINA VI BALONGAN MELALUI CONTENTIOUS POLITICS: REPERTOAR WARGA BALONGAN SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI POLITIK
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4998
Konflik yang terjadi di Desa Majakerta merupakan ketegangan yang sifatnya merata dan dinamis karena dipengaruhi oleh intrik kepentingan masing-masing kelompok. Baik itu antar masyarakat, antara masyarakat dengan tokoh masyarakat, antara tokoh masyarakat dengan pemerintah, dengan pihak PT Pertamina VI Balongan, maupun antar pemerintah itu sendiri. Penyebab adanya konflik tersebut adalah adanya pendistribusian bantuan maupun program yang tidak merata ke seluruh lapisan masyarakat. Disitulah muncul peluang yang kemudian dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan untuk mencari keuntungan. Memandang konflik yang terjadi di Balongan melalui Contentious Politics dapat dilihat ketika terdapat peluang yang diperebutkan banyak pihak, yaitu berupa dana bantuan CSR yang akan dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial dari PT Pertamina VI Balongan. Perebutan peluang tersebut oleh berbagai pihak, baik itu masyarakat, tokoh masyarakat, Pemdes dan Pemkab membuat konflik yang terjadi semakin bertambah kompleks. Perguliran wacana dan isu yang berkembang dalam masyarakat pun membuat ekskalasi konflik semakin membesar, dan dimanfaatkan beberapa oknum untuk memobilisasi massa sehingga terjadi pergerakan. Konflik yang terjadi tersebut dilihat melalui teori Contentius Politics dengan menggunakan repertoar untuk melihat bagaimana fenomena yang terjadi di Desa Majakerta. Melalui repertoar tersebut bisa terlihat bahwa ekskalasi konflik di Desa Majakerta semakin membesar, yang terlihat dari perseteruan yang terkoordinasi meningkat, yang mengakibatkan perseteruan yang melibatkan aktor-aktor yang lebih luas dan yang menjembatani klaim-klaim mereka dengan identitas-identitas mereka. Kata Kunci: Konflik, Balongan, Contentious Politics, RepertoarBeta Puspitaning Ayodya, S.Sos, M.A,Dewi Sri Andika Rusmana, S.I.Kom, M.Med.
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101SOCIAL SPACE OF MODERN AND TRADITIONAL MARKET: A Phenomenological Study In Kendary City
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/4999
The study aimed to assess the socio-economic space of shopping along with its various problems. This research applied a qualitative approach. It was developed deepenly to analyze the process of socio-economic interaction and communicational action as non economic factor that influenced the flow of the people’s economic growth. In the effort of analyzing the communicational process of selling and buying, it was employed the methods of communicational ethnography, ethnomethodologics, and heuristical symbolic interactionism. Thus, the factors that played the roles in the interaction could be found. The results of the research showed that behind the crowd of traditional shopping arena, there were a few actors of the people’s social economy who feel sad. In addition, at the back of the fanfare of Super Mall, Mega Mall and Hypermarket, it was found a pseudo-reality and a chunk of lies that in turn led to consumptive behavior. It was unavoidable that the consumptive ideology has become a "fantastic cage", so that the upper middle class (the haves) were increasingly fond of spending their money. Inevitably, for the middle and lower classes (the havenots) also attempted to taste a variety of the consumptive goods. Keywords: Social Space, Traditional/Modern and MarketPeribadi Peribadi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101MEMBONGKAR KONSTRUKSI PEREMPUAN DALAM IKLAN SUSU PELANGSING WRP BODY SHAPE
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5000
Iklan pelangsing menciptakan konstruksi baru bagi wanita yakni tubuh sempurna.Maraknya produk-produk kecantikan semakin memperkokoh kedudukan laki-laki. Pandangan bahwa cantik adalah untuk memuaskan lelaki. Beragamnya produk semakin tidak membantu wanita menjadi dirinya sendiri. Produk-produk tersebut justru ingin menyeragamkan wanita. Pandangan mengenai perempuan cantik tak lepas dari kriteria sempurna: tubuh langsing, tinggi semampai, berisi, dan cantik. Laki-laki sebagai subyek yang harus menang. Iklan WRP menunjukkan bahwa konstruksi atas tubuh perempuan merupakan cara untuk menyeragamkan perempuan. Produk kosmetik terus digencarkan untuk membuat wanita cantik seperti apa yang ingin disampaikan dan membuat wanita tidak ada pilihan lagi. Perempuan bukan lagi dipandang sebagai perempuan, tapi disamakan dalam sebuah konstruksi. Iklan WRP secara tidak langsung telah melakukan upaya mendisiplinkan bagian tubuh perempuan. Iklan berusaha mendikte apa yang seharusnya dikonsumsi masyarakat dengan menumbuhkan wants dan need perempuan. Agar perempuan tunduk pada nilai-nilai yang ada. Padahal realitas yang ditawarkan adalah semu. Keyword: iklan susu pelangsing, konstruksi, patriarkiFitri Norhabiba
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101MEMBONGKAR KONSTRUKSI PEREMPUAN DALAM IKLAN SUSU PELANGSING WRP BODY SHAPE
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5001
Iklan pelangsing menciptakan konstruksi baru bagi wanita yakni tubuh sempurna.Maraknya produk-produk kecantikan semakin memperkokoh kedudukan laki-laki. Pandangan bahwa cantik adalah untuk memuaskan lelaki. Beragamnya produk semakin tidak membantu wanita menjadi dirinya sendiri. Produk-produk tersebut justru ingin menyeragamkan wanita. Pandangan mengenai perempuan cantik tak lepas dari kriteria sempurna: tubuh langsing, tinggi semampai, berisi, dan cantik. Laki-laki sebagai subyek yang harus menang. Iklan WRP menunjukkan bahwa konstruksi atas tubuh perempuan merupakan cara untuk menyeragamkan perempuan. Produk kosmetik terus digencarkan untuk membuat wanita cantik seperti apa yang ingin disampaikan dan membuat wanita tidak ada pilihan lagi. Perempuan bukan lagi dipandang sebagai perempuan, tapi disamakan dalam sebuah konstruksi. Iklan WRP secara tidak langsung telah melakukan upaya mendisiplinkan bagian tubuh perempuan. Iklan berusaha mendikte apa yang seharusnya dikonsumsi masyarakat dengan menumbuhkan wants dan need perempuan. Agar perempuan tunduk pada nilai-nilai yang ada. Padahal realitas yang ditawarkan adalah semu. Keyword: iklan susu pelangsing, konstruksi, patriarkiFitri Norhabiba
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101MEMBONGKAR KONSTRUKSI PEREMPUAN DALAM IKLAN SUSU PELANGSING WRP BODY SHAPE
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5002
Iklan pelangsing menciptakan konstruksi baru bagi wanita yakni tubuh sempurna.Maraknya produk-produk kecantikan semakin memperkokoh kedudukan laki-laki. Pandangan bahwa cantik adalah untuk memuaskan lelaki. Beragamnya produk semakin tidak membantu wanita menjadi dirinya sendiri. Produk-produk tersebut justru ingin menyeragamkan wanita. Pandangan mengenai perempuan cantik tak lepas dari kriteria sempurna: tubuh langsing, tinggi semampai, berisi, dan cantik. Laki-laki sebagai subyek yang harus menang. Iklan WRP menunjukkan bahwa konstruksi atas tubuh perempuan merupakan cara untuk menyeragamkan perempuan. Produk kosmetik terus digencarkan untuk membuat wanita cantik seperti apa yang ingin disampaikan dan membuat wanita tidak ada pilihan lagi. Perempuan bukan lagi dipandang sebagai perempuan, tapi disamakan dalam sebuah konstruksi. Iklan WRP secara tidak langsung telah melakukan upaya mendisiplinkan bagian tubuh perempuan. Iklan berusaha mendikte apa yang seharusnya dikonsumsi masyarakat dengan menumbuhkan wants dan need perempuan. Agar perempuan tunduk pada nilai-nilai yang ada. Padahal realitas yang ditawarkan adalah semu. Keyword: iklan susu pelangsing, konstruksi, patriarkiFitri Norhabiba
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN NEGARA (Studi Kebijakan Pemerintah terhadap Pelaku UKM di Provinsi Kalimantan Selatan
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5003
Pemerintah sejak lama dari waktu ke waktu menetapkan berbagai kebijakan dengan tujuan untuk membina dan mengembangkan Pelaku UKM menjadi lebih maju dan lebih besar. Namun demikian, kebijakan tersebut lebih sering dikaitkan dengan upaya untuk mengurangi pengangguran, memerangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Karena itu secara tidak langsung sering dianggap pembinaan dan pengembangan UKM sebagai kebijakan penciptaan kesempatan kerja, atau kebijakan redistribusi pendapatan yang lebih banyak berorientasi sosial daripada berorientasi pasar maupun persaingan terlebih-lebih di era dimana di satu sisi kewenangan pelaksanaan kebijakan dilimpahkan kepada masing-masing daerah dan di sisi lain daerah menghadapi persaingan semakin ketat baik di tingkat regional maupun global. Kebijakan yang diimplementasikan lebih banyak ditujukan hanya untuk mengatasi hal-hal yang bersifat struktural yaitu yang bersifat fisik material. Masih sangat sedikit kebijakan pemerintah khususnya di daerah yang diimplementasikan ke dalam program-program untuk mengarahkan secara langsung untuk pembinaan dan pembangunan spirit kewirausahaan yang berlandaskan pada nilai-nilai budaya lokal, karena kewirausahaan lebih banyak dipandang sebagai aktivitas dunia kepedagangan saja bukan sebagai prilaku dan sikap mental yang mandiri dan inovatif serta tangguh dalam menghadapi kompetisi. Kata kunci : Kebijakan, Kewirausahaan, UKM.M. Sayuti Enggok
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PEMBERDAYAAN PETANI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN (Studi tentang Program Gabungan Kelompok Tani di Desa Menganti, Kecamatan Menganti, Gresik)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5004
<p>Pembedayaan petani perlu dilakukan untuk meningkatkan penyediaan bahan pokok di Indonesia. Salah satu upaya adalah dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah program pemberdayaan untuk meningkatkan usaha pertanian dalam pemberdayaan. Upaya meningkatkan produksi petani pada saat ini banyak mengalami hambatan, sehingga perlu adanya peningkatan pemberdayaan masyarakat petani. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan, menganalisis dan menginterprestasikan tentang proses pemberdayaan pertanian sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan melalui program Gapoktan di Desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualititatif dengan fokus penelitian yaitu Pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan teknologi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model analisis data interaktif. Hasil penelitian , pemberdayaan ekonomi melalui pendistribusian subsidi pupuk dan bibit tanam yang sudah dilaksanakan memberikan dampak peningkatan kemampuan ekonomi petani dan meningkatkan produksi pertanian. Pemberdayaan teknologi melalui sekolah lapang dan penyuluhan yang dilakukan secara rutin memberikan dampak peningkatan kemampuan teknologi bagi petani dan meningkatkan produksi pertanian. Pemberdayaan petani melalui program Gapoktan sudah berjalan dan memberikan dampak peningkatan keberdayaan petani dalam mengembangkan usaha pertanian sehingga dapat mendukung ketahanan pangan di Indonesia</p><p>Kata kunci : Pemberdayaan Masyarakat, ketahanan pangan</p>Ertien Rining Nawangsari
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101IMPLEMENTASI HUMAN RELATION PIMPINAN PASCA PERGANTIAN KEPEMIMPINAN DI ORGANISASI (Human Relations Kepala Sekolah Pasca Pergantian Kepala Sekolah di SMP Negeri 48 Surabaya)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5005
Penelitian ini mengkaji mengenai implementasi human relations yang dilakukan oleh pimpinan pasca pergantian kepemimpinan di dalam organisasi. Penelitian ini dilakukan karena organisasi terdiri dari bagian-bagian yang saling tergantung satu sama lain, sedangkan ketika terjadinya perubahan dalam hal ini pergantian pimpinan, hal tersebut akan berpengaruh kepada bagian-bagian organisasi lainnya, antara lain ketidakpastian informasi pada anggotaanggota organisasi, sehingga human relationspimpinan yang baru menjadi penting dalam mengelola situasi di sekolah terkait dengan perubahan organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif, metode penelitiannya menggunakan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dimana data yang didapat nantinya pengujian keabsahan datanya menggunakan triangulasi sumber. Hasil dan temuan dari penelitian ini adalah implementasi yang dilakukan oleh pimpinan dalam menghadapi perubahan organisasi yang dilihat dari empat unsur, yaitu konten komunikasi, arah komunikasi, saluran komunikasi dan gaya komunikasi. Hasil dan temuan menunjukkan bahwa implementasi human relations yang dilakukan oleh pimpinan cukup berhasil sehingga dapat menekan dan menghilangkan ketidakpastian informasi yang terjadi akibat dari perubahan kepemimpinan di organisasi, hal tersebut ditandai dengan lancarnya proses pergantian yang terjadi ketika pergantian kepala sekolah. Kata kunci : Human Relations, Konten Komunikasi, Arah Komunikasi, Saluran Komunikasi, Gaya Komunikasi, Proses Perubahan OrganisasiMohammad Insan Romadhan, S.I.Kom., M.Med
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI ISLAM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT INDONESIA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5006
The Islamic phenomenon has been enter in aspect of the Indonesian banking. This thing sign by apprear of syari’ah bank with the operational base on the Islamic lecture. Syari’ah bank is one of the alternative solution of the debate between interest bank and riba. Convensional bank use the interest system and the syari’ah bank use the profit sharing system. That thing who become the difference between the conventional bank and the syari’ah bank. Syari’ah bank in the operational use the accounting system base on the syari’ah principles to make a note for every transaction has been done. Accounting principles who base syari’ah difference with the accounting principles who use in the conventional bank. Accounting principles in the Islamic base on the Al-Qur’an (Al-Baqarah : 282), that is: accountability principle, truth prinsciple, and the justice principle. Bank Muamalat Indonesia (BMI) in the mudharabah financing apply the accounting principles who base in Islamic syariat in the Al-Qur’an, that is : in the accounting process of the mudharabah financing, principles who use in the mudharabah financing and the mechanism of profit sharing system in the mudharabah financing. Keywords :accountability principle,mudharabah financing,profit sharingSiti Nurhasanah
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101FENOMENOLOGI KOMUNIKASI ANAK JALANAN TELAAH GAYA PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN ORANG DEWASA PADA ANAK JALANAN DI KOTA CIREBON
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5007
<p>Anak jalanan memiliki gaya komunikasi khas dalam membangun relasi dengan lingkungan. Walaupun bersinggungan dengan konflik dan kekerasan di antara mereka dan orang dewasa, anak jalanan mampu mepertahankan diri dengan berbagai cara. Upaya itu bisa dilakukan dengan caramembangun penyesuaian diri, meningkatkan daya tahan, atau penajaman konflik melalui kekerasan. Perilaku komunikasi dalam penyesuaian diri tersebut, melahirkan gaya komunikasi anak jalanan selama berada di jalanan. Hal ini seperti yang digambarkan olehTeori Interaksi Simbolik dari Charless H. Cooley dan Teori Tafsir Sosial Atas Realitas dari Burger dan Luckman, yang menjelaskan sosialisasi diri dan cara individu membangun konsep diri dalam lingkungan sosialnya. Penelitianini bertujuan untuk menggambarkan perilaku komunikasi yang menghasilkan gaya komunikasi anak jalanan dengan aktor-aktor lainnya dalam lingkungan jalanan. Metode Fenomenologi dan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif dan wawancara mendalam dilakukan terhadap anak jalanan di Kota Cirebon.Analisis data dilakukan dengan teknik analisis interaktif mengalir sesuai tema-tema pembicaraan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; anak jalanan mengembangkan pemaknaan perilaku interaksi dan komunikasi yang khas dengan berbagai pihak seperti orang tua, pengemis, peziarah, dan sesama anak pengemis.Mereka menggunakan dan merekayasa simbol-simbol verbal khas berkomunikasi di lingkungan mereka.</p><p>Kata kunci: Fenomenologi, Anak jalanan, Gaya Komunikasi, Interaksi Simbolik, Tafsir Sosial.</p>Atwar Bajari
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PENATAAN KELEMBAGAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMPANG
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5008
Penataan kelembagaan pemerintahan daerah merupakan konsekuensi dari perubahan mendasar sistem pemerintahan daerah sebagaimana ditetapkan dalam kebijakan desentralisasi. Otonomi organisasi menjadi salah satu faktor penting untuk menjamin pelaksanaan otonomi daerah secara keseluruhan. Dalam melaksanakan otonomi organisasi, pemerintah daerah harus memiliki kepekaan dan rasionalitas terhadap kebutuhan dan permasalahan dalam wilayahnya.Dasar utama pembentukan perangkat daerah adalah adanya urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah dan menjadi kewenangan daerah, yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib dibagi atas urusan yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan dimaksud, pemerintahan daerah memprioritaskan pelaksanaan urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, agar kebutuhan dasar masyarakat dapat termenuhi secara optimal. Penataan kelembagaan organisasi perangkat daerah Kabupaten Sampang dilakukan untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi dan pelayanan kepada masyarakat sebagai unsur pelaksana Otonomi Daerah.Analisis terhadap kebutuhan perangkat daerah menghendaki adanya evaluasi terhadap kondisi eksisting organisasi perangkat daerah. Hasil evaluasi akan mengakibatkan perubahan organisasi perangkat daerah, berupa pembentukan unit baru, penggabungan unit-unit yang sudah ada, penghapusan unit-unit yang sudah ada, dan perubahan fungsi-fungsi unit yang sudah ada, baik pada Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas, Badan dan Kecamatan. Pembentukan perangkat daerah harus mempertimbangkan faktor keuangan, jumlah penduduk, kemampuan keuangan daerah serta besaran beban tugas sesuai dengan urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah sebagai mandat yang wajib dilaksanakan oleh setiap daerah melalui perangkat daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, di Kabupaten Sampang terdapat 31 Satuan Kerja Perangkat Daerah dan 14 Kecamatan. Nomenklatur organisasi perangkat daerah tersebut sudah tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya penataan kelembagaan Perangkat Daerah Kabupaten Sampang yang dilaksanakan.Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan studi naratif. Kajian perubahan kelembagaan perangkat daerah Kabupaten Sampang. Selain itu, studi literatur dan dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data dan bahan berupa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengaturan kelembagaan perangkat daerah. Dengan adanya penataan kelembagaan organisasi perangkat daerah Kabupaten Sampang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, jumlah Organisasi Perangkat Daerah menjadi 30 Satuan Kerja Perangkat Daerah dan 14 Kecamatan. PENATAAN KELEMBAGAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMPANG 1296 Kata Kunci: Penataan Kelembagaan, Otonomi OrganisasiYusuf HariyokoAnggraeny Puspaningtyas
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101MEMBEDAH STRATEGI PROGRAM TAYANGAN INDIA DALAM INDUSTRI TELEVISI INDONESIA 2014-2017 MELALUI STUDI KASUS
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5009
<p>Indonesia dan India telah sejak lama menjalin hubungan bilateral dalam berbagai bidang. Salah satu wujud hubungan kerja sama tersebut dapat terlihat dari akulturasi budaya yang telah berproses sejak lama. Masalah yang muncul kemudian adalah media justru memberikan ruang secara dominan pada kontenkonten produksi asing dari India. Transmisi budaya melalui tren program tersebut terjadi karena kedekatan kultural antara kedua negara. Peneliti selanjutnya hendak membedah bagaimana strategi program yang memanfaatkan kedekatan budaya sebagai komoditas. Terlebih ketika komodifikasi tersebut diperantarai oleh produk asing sebagai kompetitor konten-konten produksi dalam negeri. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mendalami bagaimana bentukbentuk strategi penayangan program acara India yang dilakukan oleh industri televisi dalam determinasi pasar dalam rentang 2014-2017. Penelitian ini juga mencoba menjelaskan bagaimana cara-cara yang ditempuh oleh kapitalis media dalam mempertahankan tayangan asing dari India. Hal dilakukan dengan menggunakan gabungan pendekatan antara studi kasus bertipe intrinsik dan teori ekonomi politik media varian strukturalisme. Peneliti menyimpulkan bahwa komodifikasi artis asing menjadi bentuk komodifikasi paling unik dalam kasus yang diteliti, dan sekaligus menjadi bentuk komoditas dengan nilai tukar terkuat. Implikasi penelitian ini diharapkan mampu menjadi pengkayaan atas teori ekonomi politik media dan memperhatikan produk konten dalam negeri.</p><p>Kata Kunci: Industri Televisi Indonesia, Komodifikasi Artis Asing, Studi Kasus, Tayangan India.</p>Melisa Indriana Putri
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LAUT UKM KENJERAN SURABAYA BERBASIS MARKETING MIX SYARIAH
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5010
Keunggulan pemasaran dapat dicapai dengan memperhatikan 7 (tujuh) variabel “Marketing Mix” yang terdiri dari Product, Price, Place (distibution), Promotion, People, Process, dan Physical Evidence. Mengingat 87,18% penduduk Indonesia memeluk agama Islam (Shaw, 2006) maka sangat relevan bila diterapkan model Marketing Mix Syariah. Melalui Marketing Mix Syariah seluruh proses, baik proses penciptaan, penawaran maupun perubahan nilai (value), tidak boleh bertentangan dengan akad dan prinsip muamalah yang Islami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk olahan ikan laut UKM Kenjeran Surabaya tergantung dari hasil tangkapan nelayan baik secara kuantitas maupun kualitas. Penetapan harga sesuai dengan kesepakatan antara penjual-pembeli, dan tidak ada unsur riba. Distribusi pemasaran produk dipasarkan di daerah sekitar dan melayani pesanan. Promosi dilaksanakan melalui pameran ketika di kelurahan atau di lingkungan RT/RW menyelenggarakan hajatan. Layanan pemasaran sewajarnya, disertai salam, sapa, senyum, sopan, dan santun. Proses pemasaran secara konvensional belum memperhatikan kemasan produk yang menarik dan merek (brand) yang dapat dikenal masyarakat lebih luas. Bukti fisik pemasaran masih digunakan pencatatan sederhana dan seadanya. Kata kunci: UKM, Pemasaran Produk, Marketing Mix SyariahSiti Maro’ah
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PEMBENTUKAN CITRA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) MELALUI REVITALISASI STASIUN KERETA API (Studi Kasus Revitalisasi Stasiun Besar Yogyakarta)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5011
<p>Citra positf perusahaan penting untuk dibangun agar masyarakat memberikan kepercayaan secara luas. PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai penyedia layanan angkutan darat berbasis rel merupakan pihak yang berwenang dalam penyelenggaraan angkutan kereta api. Saat ini, angkutan kereta api telah menjadi pilihan masyarakat dengan jumlah penumpang yang terus meningkat. Walaupun jumlah pengguna angkutan kereta api terus meningkat, bukan berarti tanpa masalah. Salah satu permasalahan yang penting untuk disoroti terkait dengan pelayanan dan fasilitas di stasiun kereta api. Apabila fasilitas dan pelayanan di stasiun kereta api masih di bawah standar, maka akan melahirkan citra buruk bagi perusahaan serta berimbas pada pilihan masyarakat dalam menggunakan moda transportasi. Untuk itu penelitian ini akan terfokus pada masalah pembentukan citra PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui revitalisasi stasiun kereta api, dengan pendekatan kasus pada revitalisasi stasiun besar Yogyakarta. Alasan pemilihan stasiun besar Yogyakarta karena stasiun tersebut terintegrasi dengan konsep pariwisata kota Yogyakarta, bernilai sejarah serta termasuk stasiun tersibuk di Pulau Jawa. Adapun kerangka berpikir yang digunakan berkaitan dengan teori citra, konsep public relation, pelayanan prima dan revitalisasi, dengan menggunakan metoda studi kasus. Melalui penelitian ini akan memberikan sumbangsih pemikiran baru berkaitan dengan arti pentingnya revialisasi stasiun kereta api yang akan berimplikasi kepada citra perusahaan.</p><p>Kata kunci : humas, citra, PT Kereta Api Indonesia (Persero), revitalisasi, stasiun</p>Doddy Wihardi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101ANALISIS FORMULASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016-2021
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5012
The election and inauguration of the regional head and deputy The head of the region then attaches the obligation to prepare the Regional Medium-Term Development Plan (RPJMD) of Sidoarjo Regency in 2016-2021 as a development guideline for 5 (five) years. RPJMD is a document of Regional Development Planning for a period of 5 (five) years. Based on the above description, the research formulation is to describe, analyze and interpret the process of preparing RPJMD, supporting and inhibiting factors and preparing the RPJMD drafting model. The research method used is qualitative method. The results of research, preparation RPJMD Sidoarjo district through a political approach, technocratic and participatory. Implementation has not been done well, there are still many shortcomings.Constraints include time discipline, job responsibilities, lack of quality of human resources, lack of understanding of the implementation of tasks in every implementation of RPJMD arrangement to the errors in the mechanism of determining the RPJMD. Supporting factors are available instruments for assessing the performance of an implementative program. Strong working motivation with systemic and scheduled work patterns. Data and information are sufficient, their Musrenbang, availability planning studies can be used as a line in the planning based economy. Data and information is adequate, the role of technocrats in the preparation. The National Development Paradigm is humanitybased development. Inhibiting factors have not been optimal synergy of regional planning and sectoral adequate. There is no agreement between the planning and controllers related to the values of humanity. Have not done a deep study. Proposal of SKPD programs and activities and community aspirations has not been accompanied by accurate analysis. Bappekabnj merely quotes old data, not yet optimal planning based on bureaucratic transformation. The RPJMD drafting / formulation model in the New Public Service paradigm, deliberative policy must therefore accommodate 3 (three) models of policy formulation, ie public choice model, system model and democratic model. The model was then given the name of an objective and participatory system model. Keywords: Policy formulation, RPJMD, SidoarjoMuhammad Zuhdi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101ANALISIS FORMULASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016-2021
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5013
The election and inauguration of the regional head and deputy The head of the region then attaches the obligation to prepare the Regional Medium-Term Development Plan (RPJMD) of Sidoarjo Regency in 2016-2021 as a development guideline for 5 (five) years. RPJMD is a document of Regional Development Planning for a period of 5 (five) years. Based on the above description, the research formulation is to describe, analyze and interpret the process of preparing RPJMD, supporting and inhibiting factors and preparing the RPJMD drafting model. The research method used is qualitative method. The results of research, preparation RPJMD Sidoarjo district through a political approach, technocratic and participatory. Implementation has not been done well, there are still many shortcomings.Constraints include time discipline, job responsibilities, lack of quality of human resources, lack of understanding of the implementation of tasks in every implementation of RPJMD arrangement to the errors in the mechanism of determining the RPJMD. Supporting factors are available instruments for assessing the performance of an implementative program. Strong working motivation with systemic and scheduled work patterns. Data and information are sufficient, their Musrenbang, availability planning studies can be used as a line in the planning based economy. Data and information is adequate, the role of technocrats in the preparation. The National Development Paradigm is humanitybased development. Inhibiting factors have not been optimal synergy of regional planning and sectoral adequate. There is no agreement between the planning and controllers related to the values of humanity. Have not done a deep study. Proposal of SKPD programs and activities and community aspirations has not been accompanied by accurate analysis. Bappekabnj merely quotes old data, not yet optimal planning based on bureaucratic transformation. The RPJMD drafting / formulation model in the New Public Service paradigm, deliberative policy must therefore accommodate 3 (three) models of policy formulation, ie public choice model, system model and democratic model. The model was then given the name of an objective and participatory system model. Keywords: Policy formulation, RPJMD, SidoarjoMuhammad Zuhdi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR PROGRAM SIARAN DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA SUMATERA SELATAN
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5014
<p>Policy Implementation of broadcast program standard in this research, especially discussing about news programs that became one of the flagship programs of LPP TVRI South Sumatera is the Warta Sumsel’s Program. Warta Sumsel’s Program is one of the leading news programs from TVRI South Sumatra. As a flagship program, Warta Sumsel is expected to be a broadcast that adds insight and accurate information for the community. Therefore, it is important for the Warta Sumsel program to maintain the quality of news that is broadcasted while maintaining the content of the news in accordance with broadcast program standards as set forth in the Indonesian Broadcasting Commission Regulation No. 02 / P / KPI / 03/2012. The results showed that the South Sumatera KPID has performed its duties and functions well although it is still less than optimal. While many things that must be fixed at the agency LPP TVRI South Sumatra. Such facilities are still lacking, the systems that have been implemented need to be evaluated and improved, the appointment of bureaucrats that are not in accordance with professionalism work, and the authority often taken over by some elements.</p><p>Key Words : policy implementation, broadcast program, standard</p>Nurmah SemilMuzhar Apandi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101ANALISIS FORMULASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016-2021
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5015
The election and inauguration of the regional head and deputy The head of the region then attaches the obligation to prepare the Regional Medium-Term Development Plan (RPJMD) of Sidoarjo Regency in 2016-2021 as a development guideline for 5 (five) years. RPJMD is a document of Regional Development Planning for a period of 5 (five) years. Based on the above description, the research formulation is to describe, analyze and interpret the process of preparing RPJMD, supporting and inhibiting factors and preparing the RPJMD drafting model. The research method used is qualitative method. The results of research, preparation RPJMD Sidoarjo district through a political approach, technocratic and participatory. Implementation has not been done well, there are still many shortcomings.Constraints include time discipline, job responsibilities, lack of quality of human resources, lack of understanding of the implementation of tasks in every implementation of RPJMD arrangement to the errors in the mechanism of determining the RPJMD. Supporting factors are available instruments for assessing the performance of an implementative program. Strong working motivation with systemic and scheduled work patterns. Data and information are sufficient, their Musrenbang, availability planning studies can be used as a line in the planning based economy. Data and information is adequate, the role of technocrats in the preparation. The National Development Paradigm is humanitybased development. Inhibiting factors have not been optimal synergy of regional planning and sectoral adequate. There is no agreement between the planning and controllers related to the values of humanity. Have not done a deep study. Proposal of SKPD programs and activities and community aspirations has not been accompanied by accurate analysis. Bappekabnj merely quotes old data, not yet optimal planning based on bureaucratic transformation. The RPJMD drafting / formulation model in the New Public Service paradigm, deliberative policy must therefore accommodate 3 (three) models of policy formulation, ie public choice model, system model and democratic model. The model was then given the name of an objective and participatory system model. Keywords: Policy formulation, RPJMD, SidoarjoMuhammad Zuhdi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101DENTITAS KEBUDAYAAN DALAMPESAN IKLAN DI MEDIA ONLINE (Studi Deskriptif Kualitatif Iklan Kit Kat Versi Pendekar Golok Emas dan Kamentok Rider Di Youtube)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5016
<p>Dewasa ini penggunaan media untuk beriklan telah banyak mengalami pergeseran, tidak lagi hanya bertumpu pada media tradisional seperti televisi, radio dan media cetak namun juga mulai banyak menggunakan media online. Kecenderungan media online yang sangat fleksibel dan memudahkan penggunanya dalam mengakses informasi membuat produsen kian banyak memanfaatkannya sebagai medium beriklan. Salah satu media online yang banyak digunakan untuk beriklan saat ini adalah Youtube. Iklan di Youtube selain dapat berdurasi lebih panjang dibanding iklan televisi, juga menuntut untuk dikemas secara kreatif agar mampu menarik perhatian khalayak sasaran yang sebagian besar adalah anak muda. Salah satu cara yakni dengan memasukkan identitas budaya ke dalamnya, yang nampak dalam iklan Kit Kat di Youtube. Hal ini menarik untuk dikaji, mengingat di era yang sudah sangat mengglobal, komunikasi dengan perspektif lintas budaya yang berpijak pada budaya lokal tampaknya masih memiliki relevansi dalam menggerakkan pasar, tak terkecuali pasar untuk segmen anak muda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan khalayak sasaran terhadap identitas kebudayaan dalam pesan iklan di media sosial Youtube dilihat dari perspektif kreativitas iklan. Sebelumnya telah ada penelitian mengenai nilai-nilai budaya dan konstruksi realitas sosial budayadalam iklan TV.Terdapat pula penelitian mengenai penggunaan Youtube yang terkait dengan eksistensi anak muda, namun tidak secara spesifik meneliti iklan yang ditayangkan di media online tersebut. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif kualitatif, dengan prosedur pengumpulan data wawancara mendalam dan FGD.Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sumber data diperoleh dari key informan yakni mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Data dianalisis secara kualitatif yang selanjutnya diinterprestasikan dan disajikan dalam bentuk uraian atau naratif yang kemudian dilakukan interprestasi teoritik untuk memberikan makna terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk identitas kebudayaan yang mampu menarik perhatian khalayak sasaran terbagi menjadi dua, budaya zaman dulu dan zaman modern.Perpaduan dari keduanya menjadi menarik bagi khalayak sasaran. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan khalayak sasaran terhadap identitas kebudayaan dilihat dari perspektif IDENTITAS KEBUDAYAAN DALAMPESAN IKLAN DI MEDIA ONLINE 204 kreativitas iklan meliputi: pendekatan humor, tampilan iklan, alur cerita, ending iklan yang unpredictable, dan yang terakhir adalah musik.</p><p>Kata kunci: Identitas Kebudayaan, Iklan, Media Online, Youtube.</p>Oktaviana Purnamasari
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101STRATEGI PEMBELAJARAN PAI PADA PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA SD KELAS AWAL DI SDLB PEMBINA TINGKAT I CILANDAK LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran PAI pada anak tuna rahita SD Kelas Awal di SDLB Pembina Tingkat I Cilandak Jakarta Selatan pada tahun pelajaran 2015/2016. Subyek penelitian adalah peserta didik tunagrahita SD Kelas Awal dengan kategori tunag rahita ringan (C) dan sedang (C1) yang berjumlah 42 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Pengolahan dan analisis data meliputi reduksi, display data, mengambil kesimpulan dan verifikasi. Prosedur dilakukan dengan mengadakan reduksi, selanjutnya mengadakan display data yang didapat dari lapangan dan setelah mengadakan pengolahan dan pengamatan atas hasil dari penelitian, selanjutnya dilakukan penyimpulan dan diakhiri dengan verifikasi untuk mendapat validitas kesimpulan akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran PAI yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran telah terlaksana dengan cukup baik. Perencanaan pembelajaran (kurikulum) PAI mengacu kepada kurikulum SD umum dan belum dilakukan modifikasi, substitusi, ataupun omisi. Modifikasi kurikulum baru dilakukan atas inisiatif dan kreativitas guru. Pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan tujuan, materi, metode, media, dan asesmen perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing anak secara individual karena kemampuan peserta didik tidak dapat dipersamakan dan distandarisasikan. Evaluasi hasil pembelajaran baik yang terkait dengan prosedur, mekanisme, cara dan alat yang digunakan sama seperti yang dilakukan pada SD umum. Namun telah terjadi modifikasi pada bentuk soal, tidak diberlakukan ujian nasional (UN) melainkan ujian sekolah untuk evaluasi akhir program. Kata kunci: peserta didik tuna grahita, strategi pembelajaranRika Sa’diyah
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KAJIAN NETNOGRAFI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK UNTUK KOMUNIKASI MENYUSUI
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5018
<p>Angka kematian ibu dan bayi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat dan penentu keberhasilan pembangunan masyarakat. Meskipun ASI menjadi penting dalam pembangunan, tingkat pemberian ASI di Indonesia masih di bawah target global. Salah satu penyebab rendahnya tingkat pemberian ASI adalah tidak memadainya dukungan yang diberikan pada ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI. Pada era teknologi komunikasi berjejaring seperti sekarang ini, dukungan sosial telah berkembang dengan munculnya dukungan sosial online yang dipertukarkan melalui teknologi seperti Internet dan media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunikasi menyusui khususnya komunikasi dukungan menyusui dalam group Facebook terkait menyusui melalui pendekatan kualitatif menggunakan analisis netnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial yang muncul di group Facebook terkait menyusui lebih bersifat emosional. Dukungan emosional adalah dukungan yang paling banyak diberikan dalam group Facebook, sementara dukungan informasional menjadi tipe dukungan yang paling banyak diminta. Administrator group memegang peran signifikan dalam memoderasi pertukaran dukungan ini untuk memastikan kredibilitas informasi yang dibagikan antar anggota. Berdasarkan hasil temuan tersebut, diindikasikan bahwa media sosial dapat secara positif memfasilitasi dukungan sosial untuk ibu dalam menjalankan proses menyusuinya. Kata</p><p>kunci: netnography, social media, development communication, breastfeeding</p>Wichitra Yasya
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PERAN MEDIA SOSIAL TWITTER DALAM MEMBENTUK GERAKAN SOSIAL #MELAWAN ASAP DI RIAU
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5019
<p>Penelitian ini mengkaji tentang kekuatan media baru yaitu media sosial Twitter yang mampu membentuk gerakan sosial, dalam hal ini adalah menyuarakan penderitaan masyarakat Riau terhadap kabut Asap yang terjadi secara terus menerus setiap tahunnya.Latar belakang dari penelitian ini adalah reaksi dari kabut asap di Riau yang menimbulkan rasa kekecewaan terhadap pemerintah dan bentuk dari rasa empati dengan terbentuknya #MelawanAsap Tujuan penelitian ini ingin mengetahui dan mendeskripsikan Twitter sebagai media sosial dalam menyuarakan penderitaan masyrakat Riau akibat bencana kabut asap di Riau dalam membentuk gerakan sosial #Melawanasap. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode penelitian Deskriptif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa #MelawanAsap merupakan salah satu saluran bagi masyarakat dalam menyampaikan kekecewaan dan menyuarakan penderitaan masyarakat terhadap kabut asap di Riau. Sehingga terjadinya tindak lanjut yang berawal dari gerakan #MelawanAsap. Hal ini menunjukkan bahwa Twitter berperan dan memiliki kekuatan besar dalam membentuk gerakan sosial.</p><p>Kata Kunci : Media Sosial, Twitter, Gerakan Sosial, #Melawan Asap</p>Intan MulyanaNani Nurani Muksin
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101RISET OPINI PUBLIK DALAM INDUSTRI POLITIK DI INDONESIA: Kelembagaan, Publikasi, Peluang, dan Tantangan
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5020
Keberadaan riset opini publik akan semakin populer seiring dengan penyelenggaraan pemilu langsung di Indonesia baik di tingkat nasional maupun lokal (daerah). Riset opini publik menjadi salah satu instrumen untuk membaca secara akurat aspirasi, harapan, kekecewaaan, dan dukungan publik dalam kontestasi politik. Riset opini publik juga bermanfaat untuk mengetahui aspirasi, evaluasi, dan kepuasan publik terkait berbagai macam isu politik yang berkembang di masyarakat. Hasil survei politik akan semakin dibutuhkan sebagai salah satu referensi bagi pemilih dan juga bagi kandidat yang akan, sedang, dan pasca mengikuti kontestasi pemilu. Kajian kritis ini fokus pada pembahasan tentang posisi lembaga survei politik sebagai korporasi industri baru di bidang politik yang meliputi eksistensi kelembagaan, profesionalisme publikasi, peluang, dan harapan dimasa kini dan mendatang. Hasil kajian menunjukkan bahwa lembaga riset politik seringkali menghadapi problem independensi dan dilema etis. Agar marwah lembaga dan hasil riset terjaga maka lembaga survei perlu memperjelas status sebagai lembaga survei untuk konsultasi dan tim pemenangan atau sebagai lembaga survei untuk suplai informasi publik. Peluang lembaga survei untuk menjadi kontrol pemilu publik sangat diperlukan keberadaannya bagi demokrasi dan pemilu di Indonesia. Guna meningkatkan fungsi kontrol atas peran lembaga survei, maka RISET OPINI PUBLIK DALAM INDUSTRI POLITIK DI INDONESIA: Kelembagaan, Publikasi, Peluang, dan Tantangan 1380 lembaga survei harus profesional, transparan, dan meningkatkan tanggungjawab kepada publik. Selain itu lembaga survei politik juga menguatkan peran asosiasi untuk mengawasi kualitas survei opini publik agar senantiasa patuh kepada kode etik yang telah disepakati bersama. Kata Kunci: Riset Opini Publik, Lembaga Survei Politik, Independensi, Etika, Pemilu Langsung, Daerah, IndonesiaSurokim Surokim
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF – DELIBERATIF; UPAYA MENGEMBANGKAN KONSEP DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5021
Pendidikan Islam saat ini dibutuhkan eksistensinya di kehidupan masyarakat karena pengaruh globalisasi dan moderenisasi. Pendidikan Islam mampu menterjemahkan nilai-nilai normatif ke dalam kehidupan masyarakat sehingga pendidikan Islam hanya dipersepsikan mayoritas masyarakat Muslim sebagai pendidikan transenden atau pendidikan yang hanya sibuk memperkuat spiritual tanpa menyinggung permasalahan sosial. Makalah ini difokuskan pada dua masalah utama konsep pendidikan Islam di abad ke-21; siswa terlalu fokus pada keahlian teknis dan tidak siap bertransformasi menjadi profesional sejati yang melayani kepentingan publik; dan Pendidik menggunakan keahlian teknisnya untuk merencanakan teknis pembelajaran tanpa strategi perencanaan yang matang untuk menyiapkan siswa dalam bertransformasi menjadi profesional sejati, yang kelak nanti mereka menggunakan pengetahuan dan keahliannya untuk kepentingan publik. Kedua masalah tersebut berangkat dari asumsi rasionalitas pendekatan linier sebab-akibat sebagai cara terbaik untuk merencanakan kurikulum dan mengaplikasikannya pada pola pembelajaran siswa. Studi ini mengajukan sebuah konsep baru, yang mengintegrasikan teori pembelajaran transformatif Jack Mezirow dengan teori kurikulum deliberatif Joseph Schwab untuk memecahkan kebuntuan teknis/rasional pada operasional kurikulum dan pendidikan Islam. Konsep pendidikan Islam perlu transformatif. Karena itu perencanaan kurikulum harus dilakukan secara deliberatif. Pendekatan transformatif-deliberatif terhadap perencanaan kurikulum dapat diimplementasikan guna membantu pendidik dalam menggunakan pendekatan baru tersebut untuk proses kurikulum dan akselerasi perubahan yang dibutuhkan. Kata Kunci : Pendidikan Islam, Transformatif, Deliberatif, Kurikulum, PembelajaranIstikomah, M.Hum Istikomah, M.Hum
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KERJA SAMA JEPANG DAN FILIPINA DALAM BIDANG TENAGA KERJA SEBAGAI INDIKATOR PEMBANGUNAN
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5022
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerja sama Jepang dan Filipina dalam bidang tenaga kerja sebagai indikator pembangunan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penurunan produktivitas perekonomian akibat merosotnya jumlah penduduk Jepang dalam sepuluh tahun terakhir. Sedangkan Filipina menghadapi masalah pengangguran dan jumlah penduduk usia kerja yang sangat besar akibat bonus demografi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif dengan jenis data sekunder yang dikumpulkan melalui studi literatur. Hasil penelitian adalah Pemerintah Jepang dan Filipina menjalin kerja sama bilateral tingkat kolaborasi dalam bidang tenaga kerja. Jepang menerima pekerja migran Filipina (Overseas Filipino Workers/OFW) berdasarkan pertimbangan kompetensi OFW yang mampu menopang industry manufaktur dan jasa melalui tingkat pengetahuan dan keahlian, sertifikasi keahlian, kesadaran hukum akan hak dan kewajiban sebagai pekerja migran, pengetahuan bahasa asing, latar belakang historis, dan kedekatan geografis. Filipina memiliki Philippines Overseas Employment Administration (POEA) yang membuat program pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga kerja, memiliki UU Tenaga Kerja Migran yang disebut Republic Act yang berisi pemerintah wajib menyediakan 100 juta peso untuk bantuan hukum/membayar pengacara. Republic Act juga mengamanatkan pembuatan Resource Centre di negara yang banyak tenaga kerja Filipina. Upaya serius Pemerintah Filipina menghasilkan remitansi dari OFW sebesar 10% dari total devisa dan mampu menopang pembangunan ekonomi dan sosial.</p><p>Kata kunci: kerja sama bilateral, tenaga kerja, pembangunan</p>Denada Faraswacyen L. Gaol, M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEDUDUKAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI PERBANKAN SYARIAH
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5023
Perbankan syariah tumbuh dan dikembangkan sebagai alternatif bagi praktik perbankan konvensional. Kritik terhadap bank konvensional oleh konsep perbankan syariah, bukanlah menolak bentuk dalam fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan, melainkan dalam karakteristiknya yang lain, misalnya masih terdapatnya unsur riba, judi (maysir), ketidakpastian (gharar), dan bathil. Salah satu parameter untuk menilai suatu produk apakah telah memenuhi prinsip syariah atau tidak adalah dengan memperhatikan akad-akad dan berbagai ketentuannya yang digunakan dalam produk tersebut. Produk-produk dalam kegiatan keuangan syariah, jika terhadapnya dilakukan al-takyif al-fiqi, beberapa atau bahkan sebagian terbesar ternyata mengandung beberapa akad. Salah satunya adalah akad murabahah yang terjadi dalam aplikasi perbankan syariah mengandung beberapa akad. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: keabsahan multi akad pada perbankan syariah, model serta ketentuan multiakad pada akad murabahah di perbankan syariah. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat dua pendapat mengenai status keabsahan multi akad, pertama pendapat yang mengharamkan multi akad dan pendapat yang membolehkan multi akad. Pedapat yang kuat dan unggul menurut penulis adalah pendapat kedua yang membolehkan multi akad. Model serta pembiayaan murabahah pada perbankan syariah menggunakan beberapa akad, yaitu akad jual beli murabahah dan akad wakalah, posisi serta kedudukan akad wakalah dalam produk pembiayaan pada akad murabahah menjadi akad pelengkap yang terbebas dari larangan multi akad. Kata Kunci: Multi Akad, Perbankan Syariah, MurabahahPopon SrisusilawatiPanji Adam
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Suatu Studi Tentang Pendidikan Tinggi Pada Akademi Angkatan Laut Surabaya)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5024
Memperhatikan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi sesuai dengan jenjangnya. Kebijakan ini diperkuat oleh PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, batas akhir para Dosen untuk memenuhi kualifikasi akademik Dosen sesuai jenjang adalah pada bulan Desember 2015, jika tidak maka Dosen akan dikenai sanksi.Hal ini menjadi masalah yang cukup berat sehingga akhirnya banyak Perguruan Tinggi meminjam Dosen dari luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya, model implementasi kualifikasi akademik Dosen dan model rekrutmen Dosen di AAL Surabaya. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskritif,focus penelitian diarahkan pada implementasi kualifikasi akademi Dosen AAL dengan menggunakan teori Model Van Meter dan Van Horn sebagai konfirmasi teori. Teori ini digunakan sebagai rujukan untuk mengkonfirmasi pelaksanaan implementasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya, guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori Van Meter dan Van Horn (1975) sebagai konfirmasi teori belum seluruh variabelnya dapat mengimplementasikan kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya. Namun dapat ditemukan beberapa temuan, sebagai berikut: AAL Surabaya belum memiliki Standar Kualifikasi Akademi Dosen, masih banyak Dosen yang memiliki kualifikasi akademik tidak sesuai atau belum memenuhi persyaratan untuk menjadi Dosen, dimana sebagian besar Dosen masih memiliki kualifikasi akademik S1 yang seharusnya berkualifikasi akademik S2, terdapat juga ketidaksesuaian kualifikasi kompetensi Dosen. KebijakanAAL Surabaya mengenai Dosen adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Dosen AALSurabaya untuk mengembangkan kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana S2 di PTN/PTS. Berdasarkan hasil temuan, agar kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya berhasil, tidak hanya mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melainkan juga sebagai pedoman, maka implikasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen AAL Surabaya dengan mengaplikasikan Sistem Informasi dan Komitmen Pemimpin sebagai variabel koreksi untuk teori Van Meter dan Van Horn (1975) sehingga menjadi 8 variabel. Kata Kunci: Kebijakan, Kualifikasi Akademik, Profesi Dasar, Kompetensi.Suhirwan Suhirwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PERSEPSI AKADEMISI MENGENAI PENGANGURAN TERBUKA2016 DI JAWA BARAT SERTA KEBIJAKAN DALAM RANGKA MENANGGULANGINYA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5025
<p>Penelitian ini dilatar belakangi oleh berita yang isinya menyatakan bahwa Pengganguran Terbuka di Jawa Barat meningkat dari 2015 yakni 8,72 persen menjadi 2016 8,89 persen dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi akademi mengenai terjadinya peningkatan Pengangguran Terbuka dan Kebijakan apa saja yang dapat menanggulanginya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan metode penggambilan data FGD yang meliputi 11 orang ordinary informan dan 1 orang key informan.Kesimpulan dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor penyebab pengganguran terbuka adalah : Pengganguran disebabkan oleh industri yang padat modal bukan padat karya, Banyak tenaga kerja yang memilih dalam bekerja dan meminta gaji yang besar, Adanya investasi, namun tidak adanya lapangan kerja baru dan maraknya tenaga kerja dari cina mengganti karyawan lokal, Dulu konsentrasi Jabar kearah Industri, namun sekarang ke perdagangan. Mahalnya biaya tenaga kerja sehingga banyak pabrik yang tutup, Kurangnya Skill yang dibutuhkan oleh lapangan kerja. Sedangkan cara mengatasi pengganguran terbuka adalah: Dengan memberdayakan masyarakat desa, Menciptakan lapangan kerja, Mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pelatihan (skill) yang dibutuhkan pasar kerja, Mewajibkan pemodal untuk lebih mengutamakan kebijakan padat karya ketimbang padat modal, Mendistribusikan sumber daya yang secara adil untuk setiap daerah, Memberikan pelatihan kewirausahaan kepada mahasiswa serta link mengenai dana dan pemasaran.</p><p>Keyword: Persepsi Akademisi, Pengganguran, Jawa Barat 2016.</p>Hamirul HamirulDedi Epriadi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Suatu Studi Tentang Pendidikan Tinggi Pada Akademi Angkatan Laut Surabaya)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5026
Memperhatikan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi sesuai dengan jenjangnya. Kebijakan ini diperkuat oleh PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, batas akhir para Dosen untuk memenuhi kualifikasi akademik Dosen sesuai jenjang adalah pada bulan Desember 2015, jika tidak maka Dosen akan dikenai sanksi.Hal ini menjadi masalah yang cukup berat sehingga akhirnya banyak Perguruan Tinggi meminjam Dosen dari luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya, model implementasi kualifikasi akademik Dosen dan model rekrutmen Dosen di AAL Surabaya. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskritif,focus penelitian diarahkan pada implementasi kualifikasi akademi Dosen AAL dengan menggunakan teori Model Van Meter dan Van Horn sebagai konfirmasi teori. Teori ini digunakan sebagai rujukan untuk mengkonfirmasi pelaksanaan implementasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya, guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori Van Meter dan Van Horn (1975) sebagai konfirmasi teori belum seluruh variabelnya dapat mengimplementasikan kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya. Namun dapat ditemukan beberapa temuan, sebagai berikut: AAL Surabaya belum memiliki Standar Kualifikasi Akademi Dosen, masih banyak Dosen yang memiliki kualifikasi akademik tidak sesuai atau belum memenuhi persyaratan untuk menjadi Dosen, dimana sebagian besar Dosen masih memiliki kualifikasi akademik S1 yang seharusnya berkualifikasi akademik S2, terdapat juga ketidaksesuaian kualifikasi kompetensi Dosen. KebijakanAAL Surabaya mengenai Dosen adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Dosen AALSurabaya untuk mengembangkan kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana S2 di PTN/PTS. Berdasarkan hasil temuan, agar kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya berhasil, tidak hanya mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melainkan juga sebagai pedoman, maka implikasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen AAL Surabaya dengan mengaplikasikan Sistem Informasi dan Komitmen Pemimpin sebagai variabel koreksi untuk teori Van Meter dan Van Horn (1975) sehingga menjadi 8 variabel. Kata Kunci: Kebijakan, Kualifikasi Akademik, Profesi Dasar, Kompetensi.Suhirwan Suhirwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Suatu Studi Tentang Pendidikan Tinggi Pada Akademi Angkatan Laut Surabaya)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5027
Memperhatikan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi sesuai dengan jenjangnya. Kebijakan ini diperkuat oleh PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, batas akhir para Dosen untuk memenuhi kualifikasi akademik Dosen sesuai jenjang adalah pada bulan Desember 2015, jika tidak maka Dosen akan dikenai sanksi.Hal ini menjadi masalah yang cukup berat sehingga akhirnya banyak Perguruan Tinggi meminjam Dosen dari luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya, model implementasi kualifikasi akademik Dosen dan model rekrutmen Dosen di AAL Surabaya. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskritif,focus penelitian diarahkan pada implementasi kualifikasi akademi Dosen AAL dengan menggunakan teori Model Van Meter dan Van Horn sebagai konfirmasi teori. Teori ini digunakan sebagai rujukan untuk mengkonfirmasi pelaksanaan implementasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya, guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori Van Meter dan Van Horn (1975) sebagai konfirmasi teori belum seluruh variabelnya dapat mengimplementasikan kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya. Namun dapat ditemukan beberapa temuan, sebagai berikut: AAL Surabaya belum memiliki Standar Kualifikasi Akademi Dosen, masih banyak Dosen yang memiliki kualifikasi akademik tidak sesuai atau belum memenuhi persyaratan untuk menjadi Dosen, dimana sebagian besar Dosen masih memiliki kualifikasi akademik S1 yang seharusnya berkualifikasi akademik S2, terdapat juga ketidaksesuaian kualifikasi kompetensi Dosen. KebijakanAAL Surabaya mengenai Dosen adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Dosen AALSurabaya untuk mengembangkan kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana S2 di PTN/PTS. Berdasarkan hasil temuan, agar kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya berhasil, tidak hanya mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melainkan juga sebagai pedoman, maka implikasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen AAL Surabaya dengan mengaplikasikan Sistem Informasi dan Komitmen Pemimpin sebagai variabel koreksi untuk teori Van Meter dan Van Horn (1975) sehingga menjadi 8 variabel. Kata Kunci: Kebijakan, Kualifikasi Akademik, Profesi Dasar, Kompetensi.Suhirwan Suhirwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Suatu Studi Tentang Pendidikan Tinggi Pada Akademi Angkatan Laut Surabaya)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5028
Memperhatikan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi sesuai dengan jenjangnya. Kebijakan ini diperkuat oleh PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, batas akhir para Dosen untuk memenuhi kualifikasi akademik Dosen sesuai jenjang adalah pada bulan Desember 2015, jika tidak maka Dosen akan dikenai sanksi.Hal ini menjadi masalah yang cukup berat sehingga akhirnya banyak Perguruan Tinggi meminjam Dosen dari luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya, model implementasi kualifikasi akademik Dosen dan model rekrutmen Dosen di AAL Surabaya. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskritif,focus penelitian diarahkan pada implementasi kualifikasi akademi Dosen AAL dengan menggunakan teori Model Van Meter dan Van Horn sebagai konfirmasi teori. Teori ini digunakan sebagai rujukan untuk mengkonfirmasi pelaksanaan implementasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya, guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori Van Meter dan Van Horn (1975) sebagai konfirmasi teori belum seluruh variabelnya dapat mengimplementasikan kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya. Namun dapat ditemukan beberapa temuan, sebagai berikut: AAL Surabaya belum memiliki Standar Kualifikasi Akademi Dosen, masih banyak Dosen yang memiliki kualifikasi akademik tidak sesuai atau belum memenuhi persyaratan untuk menjadi Dosen, dimana sebagian besar Dosen masih memiliki kualifikasi akademik S1 yang seharusnya berkualifikasi akademik S2, terdapat juga ketidaksesuaian kualifikasi kompetensi Dosen. KebijakanAAL Surabaya mengenai Dosen adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Dosen AALSurabaya untuk mengembangkan kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana S2 di PTN/PTS. Berdasarkan hasil temuan, agar kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya berhasil, tidak hanya mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melainkan juga sebagai pedoman, maka implikasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen AAL Surabaya dengan mengaplikasikan Sistem Informasi dan Komitmen Pemimpin sebagai variabel koreksi untuk teori Van Meter dan Van Horn (1975) sehingga menjadi 8 variabel. Kata Kunci: Kebijakan, Kualifikasi Akademik, Profesi Dasar, Kompetensi.Suhirwan Suhirwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KAJIAN PENOLOGI TERHADAP POLA PENGHUKUMAN YANG DILAKUKAN OLEH BIDANG PROPAM POLDA METRO JAYA DALAM MENANGANI PENYIMPANGAN POLISI
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5029
<p>Polisi sebagai sebuah departemen pemerintahan yang didirikan untuk memelihara keteraturan serta ketertiban(dalam masyarakat), dengan menegakan hukum, dan mendeteksi kejahatan serta mencegah terjadinya kejahatan. Penghukuman (Penologi) adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah penghukuman/pemidanaan serta system atau cara bagaimana memperlakukan orang-orang yang sedang dalam menjalani hukuman (narapidana). George B Volt menyebutkan teori adalah bagian dari suatu penjelasan yang yang muncul manakala seseorang dihadapkan pada suatu gejala yang tidak dimengerti.Artinya teori bukan saja sesuatu yang penting tetapi lebih dari itu karena di sangat dibutuhkan dalam rangka mencari jawaban akademis.Teori Tujuan pemidanaan dalam leteratur disebutkan berbeda-beda namun secara subtansi sama.Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang mampu memberikan deskripsi secara detail dan analisa mengenai kualitas atau isi dari suatu pengalaman manusia. Hal ini membuat penelitian kualitatif mampu menggambarkan suatu kehidupan dari sisi yang berbeda berdasarkan sudut pandang dari setiap orang yang mengamatinya. Penelitian kualitatif ini merupakan bentuk penelitian yang secara aktif melibatkan peneliti untuk mengumpulkan dan menggunakan data-data empiris dengan berbagai cara dan metode.</p><p>Kata Kunci :Polisi, Bid.Propam, Penologi, dan Kualitatif</p>Nuri Andrian
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Suatu Studi Tentang Pendidikan Tinggi Pada Akademi Angkatan Laut Surabaya)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5030
Memperhatikan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi sesuai dengan jenjangnya. Kebijakan ini diperkuat oleh PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, batas akhir para Dosen untuk memenuhi kualifikasi akademik Dosen sesuai jenjang adalah pada bulan Desember 2015, jika tidak maka Dosen akan dikenai sanksi.Hal ini menjadi masalah yang cukup berat sehingga akhirnya banyak Perguruan Tinggi meminjam Dosen dari luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya, model implementasi kualifikasi akademik Dosen dan model rekrutmen Dosen di AAL Surabaya. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskritif,focus penelitian diarahkan pada implementasi kualifikasi akademi Dosen AAL dengan menggunakan teori Model Van Meter dan Van Horn sebagai konfirmasi teori. Teori ini digunakan sebagai rujukan untuk mengkonfirmasi pelaksanaan implementasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya, guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori Van Meter dan Van Horn (1975) sebagai konfirmasi teori belum seluruh variabelnya dapat mengimplementasikan kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya. Namun dapat ditemukan beberapa temuan, sebagai berikut: AAL Surabaya belum memiliki Standar Kualifikasi Akademi Dosen, masih banyak Dosen yang memiliki kualifikasi akademik tidak sesuai atau belum memenuhi persyaratan untuk menjadi Dosen, dimana sebagian besar Dosen masih memiliki kualifikasi akademik S1 yang seharusnya berkualifikasi akademik S2, terdapat juga ketidaksesuaian kualifikasi kompetensi Dosen. KebijakanAAL Surabaya mengenai Dosen adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Dosen AALSurabaya untuk mengembangkan kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana S2 di PTN/PTS. Berdasarkan hasil temuan, agar kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya berhasil, tidak hanya mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melainkan juga sebagai pedoman, maka implikasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen AAL Surabaya dengan mengaplikasikan Sistem Informasi dan Komitmen Pemimpin sebagai variabel koreksi untuk teori Van Meter dan Van Horn (1975) sehingga menjadi 8 variabel. Kata Kunci: Kebijakan, Kualifikasi Akademik, Profesi Dasar, Kompetensi.Suhirwan Suhirwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Suatu Studi Tentang Pendidikan Tinggi Pada Akademi Angkatan Laut Surabaya)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5031
Memperhatikan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi sesuai dengan jenjangnya. Kebijakan ini diperkuat oleh PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, batas akhir para Dosen untuk memenuhi kualifikasi akademik Dosen sesuai jenjang adalah pada bulan Desember 2015, jika tidak maka Dosen akan dikenai sanksi.Hal ini menjadi masalah yang cukup berat sehingga akhirnya banyak Perguruan Tinggi meminjam Dosen dari luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya, model implementasi kualifikasi akademik Dosen dan model rekrutmen Dosen di AAL Surabaya. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskritif,focus penelitian diarahkan pada implementasi kualifikasi akademi Dosen AAL dengan menggunakan teori Model Van Meter dan Van Horn sebagai konfirmasi teori. Teori ini digunakan sebagai rujukan untuk mengkonfirmasi pelaksanaan implementasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya, guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori Van Meter dan Van Horn (1975) sebagai konfirmasi teori belum seluruh variabelnya dapat mengimplementasikan kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya. Namun dapat ditemukan beberapa temuan, sebagai berikut: AAL Surabaya belum memiliki Standar Kualifikasi Akademi Dosen, masih banyak Dosen yang memiliki kualifikasi akademik tidak sesuai atau belum memenuhi persyaratan untuk menjadi Dosen, dimana sebagian besar Dosen masih memiliki kualifikasi akademik S1 yang seharusnya berkualifikasi akademik S2, terdapat juga ketidaksesuaian kualifikasi kompetensi Dosen. KebijakanAAL Surabaya mengenai Dosen adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Dosen AALSurabaya untuk mengembangkan kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana S2 di PTN/PTS. Berdasarkan hasil temuan, agar kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya berhasil, tidak hanya mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melainkan juga sebagai pedoman, maka implikasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen AAL Surabaya dengan mengaplikasikan Sistem Informasi dan Komitmen Pemimpin sebagai variabel koreksi untuk teori Van Meter dan Van Horn (1975) sehingga menjadi 8 variabel. Kata Kunci: Kebijakan, Kualifikasi Akademik, Profesi Dasar, Kompetensi.Suhirwan Suhirwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Suatu Studi Tentang Pendidikan Tinggi Pada Akademi Angkatan Laut Surabaya)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5033
Memperhatikan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi sesuai dengan jenjangnya. Kebijakan ini diperkuat oleh PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, batas akhir para Dosen untuk memenuhi kualifikasi akademik Dosen sesuai jenjang adalah pada bulan Desember 2015, jika tidak maka Dosen akan dikenai sanksi.Hal ini menjadi masalah yang cukup berat sehingga akhirnya banyak Perguruan Tinggi meminjam Dosen dari luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya, model implementasi kualifikasi akademik Dosen dan model rekrutmen Dosen di AAL Surabaya. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskritif,focus penelitian diarahkan pada implementasi kualifikasi akademi Dosen AAL dengan menggunakan teori Model Van Meter dan Van Horn sebagai konfirmasi teori. Teori ini digunakan sebagai rujukan untuk mengkonfirmasi pelaksanaan implementasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya, guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori Van Meter dan Van Horn (1975) sebagai konfirmasi teori belum seluruh variabelnya dapat mengimplementasikan kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya. Namun dapat ditemukan beberapa temuan, sebagai berikut: AAL Surabaya belum memiliki Standar Kualifikasi Akademi Dosen, masih banyak Dosen yang memiliki kualifikasi akademik tidak sesuai atau belum memenuhi persyaratan untuk menjadi Dosen, dimana sebagian besar Dosen masih memiliki kualifikasi akademik S1 yang seharusnya berkualifikasi akademik S2, terdapat juga ketidaksesuaian kualifikasi kompetensi Dosen. KebijakanAAL Surabaya mengenai Dosen adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Dosen AALSurabaya untuk mengembangkan kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana S2 di PTN/PTS. Berdasarkan hasil temuan, agar kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya berhasil, tidak hanya mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melainkan juga sebagai pedoman, maka implikasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen AAL Surabaya dengan mengaplikasikan Sistem Informasi dan Komitmen Pemimpin sebagai variabel koreksi untuk teori Van Meter dan Van Horn (1975) sehingga menjadi 8 variabel. Kata Kunci: Kebijakan, Kualifikasi Akademik, Profesi Dasar, Kompetensi.Suhirwan Suhirwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Suatu Studi Tentang Pendidikan Tinggi Pada Akademi Angkatan Laut Surabaya)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5032
Memperhatikan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi sesuai dengan jenjangnya. Kebijakan ini diperkuat oleh PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, batas akhir para Dosen untuk memenuhi kualifikasi akademik Dosen sesuai jenjang adalah pada bulan Desember 2015, jika tidak maka Dosen akan dikenai sanksi.Hal ini menjadi masalah yang cukup berat sehingga akhirnya banyak Perguruan Tinggi meminjam Dosen dari luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya, model implementasi kualifikasi akademik Dosen dan model rekrutmen Dosen di AAL Surabaya. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskritif,focus penelitian diarahkan pada implementasi kualifikasi akademi Dosen AAL dengan menggunakan teori Model Van Meter dan Van Horn sebagai konfirmasi teori. Teori ini digunakan sebagai rujukan untuk mengkonfirmasi pelaksanaan implementasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya, guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori Van Meter dan Van Horn (1975) sebagai konfirmasi teori belum seluruh variabelnya dapat mengimplementasikan kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya. Namun dapat ditemukan beberapa temuan, sebagai berikut: AAL Surabaya belum memiliki Standar Kualifikasi Akademi Dosen, masih banyak Dosen yang memiliki kualifikasi akademik tidak sesuai atau belum memenuhi persyaratan untuk menjadi Dosen, dimana sebagian besar Dosen masih memiliki kualifikasi akademik S1 yang seharusnya berkualifikasi akademik S2, terdapat juga ketidaksesuaian kualifikasi kompetensi Dosen. KebijakanAAL Surabaya mengenai Dosen adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Dosen AALSurabaya untuk mengembangkan kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana S2 di PTN/PTS. Berdasarkan hasil temuan, agar kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya berhasil, tidak hanya mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melainkan juga sebagai pedoman, maka implikasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen AAL Surabaya dengan mengaplikasikan Sistem Informasi dan Komitmen Pemimpin sebagai variabel koreksi untuk teori Van Meter dan Van Horn (1975) sehingga menjadi 8 variabel. Kata Kunci: Kebijakan, Kualifikasi Akademik, Profesi Dasar, Kompetensi.Suhirwan Suhirwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Suatu Studi Tentang Pendidikan Tinggi Pada Akademi Angkatan Laut Surabaya)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5034
Memperhatikan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi sesuai dengan jenjangnya. Kebijakan ini diperkuat oleh PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, batas akhir para Dosen untuk memenuhi kualifikasi akademik Dosen sesuai jenjang adalah pada bulan Desember 2015, jika tidak maka Dosen akan dikenai sanksi.Hal ini menjadi masalah yang cukup berat sehingga akhirnya banyak Perguruan Tinggi meminjam Dosen dari luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya, model implementasi kualifikasi akademik Dosen dan model rekrutmen Dosen di AAL Surabaya. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskritif,focus penelitian diarahkan pada implementasi kualifikasi akademi Dosen AAL dengan menggunakan teori Model Van Meter dan Van Horn sebagai konfirmasi teori. Teori ini digunakan sebagai rujukan untuk mengkonfirmasi pelaksanaan implementasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya, guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori Van Meter dan Van Horn (1975) sebagai konfirmasi teori belum seluruh variabelnya dapat mengimplementasikan kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya. Namun dapat ditemukan beberapa temuan, sebagai berikut: AAL Surabaya belum memiliki Standar Kualifikasi Akademi Dosen, masih banyak Dosen yang memiliki kualifikasi akademik tidak sesuai atau belum memenuhi persyaratan untuk menjadi Dosen, dimana sebagian besar Dosen masih memiliki kualifikasi akademik S1 yang seharusnya berkualifikasi akademik S2, terdapat juga ketidaksesuaian kualifikasi kompetensi Dosen. KebijakanAAL Surabaya mengenai Dosen adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Dosen AALSurabaya untuk mengembangkan kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana S2 di PTN/PTS. Berdasarkan hasil temuan, agar kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya berhasil, tidak hanya mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melainkan juga sebagai pedoman, maka implikasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen AAL Surabaya dengan mengaplikasikan Sistem Informasi dan Komitmen Pemimpin sebagai variabel koreksi untuk teori Van Meter dan Van Horn (1975) sehingga menjadi 8 variabel. Kata Kunci: Kebijakan, Kualifikasi Akademik, Profesi Dasar, Kompetensi.Suhirwan Suhirwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Suatu Studi Tentang Pendidikan Tinggi Pada Akademi Angkatan Laut Surabaya)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5035
Memperhatikan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi sesuai dengan jenjangnya. Kebijakan ini diperkuat oleh PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, batas akhir para Dosen untuk memenuhi kualifikasi akademik Dosen sesuai jenjang adalah pada bulan Desember 2015, jika tidak maka Dosen akan dikenai sanksi.Hal ini menjadi masalah yang cukup berat sehingga akhirnya banyak Perguruan Tinggi meminjam Dosen dari luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya, model implementasi kualifikasi akademik Dosen dan model rekrutmen Dosen di AAL Surabaya. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskritif,focus penelitian diarahkan pada implementasi kualifikasi akademi Dosen AAL dengan menggunakan teori Model Van Meter dan Van Horn sebagai konfirmasi teori. Teori ini digunakan sebagai rujukan untuk mengkonfirmasi pelaksanaan implementasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya, guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori Van Meter dan Van Horn (1975) sebagai konfirmasi teori belum seluruh variabelnya dapat mengimplementasikan kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya. Namun dapat ditemukan beberapa temuan, sebagai berikut: AAL Surabaya belum memiliki Standar Kualifikasi Akademi Dosen, masih banyak Dosen yang memiliki kualifikasi akademik tidak sesuai atau belum memenuhi persyaratan untuk menjadi Dosen, dimana sebagian besar Dosen masih memiliki kualifikasi akademik S1 yang seharusnya berkualifikasi akademik S2, terdapat juga ketidaksesuaian kualifikasi kompetensi Dosen. KebijakanAAL Surabaya mengenai Dosen adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Dosen AALSurabaya untuk mengembangkan kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana S2 di PTN/PTS. Berdasarkan hasil temuan, agar kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya berhasil, tidak hanya mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melainkan juga sebagai pedoman, maka implikasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen AAL Surabaya dengan mengaplikasikan Sistem Informasi dan Komitmen Pemimpin sebagai variabel koreksi untuk teori Van Meter dan Van Horn (1975) sehingga menjadi 8 variabel. Kata Kunci: Kebijakan, Kualifikasi Akademik, Profesi Dasar, Kompetensi.Suhirwan Suhirwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Suatu Studi Tentang Pendidikan Tinggi Pada Akademi Angkatan Laut Surabaya)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5036
Memperhatikan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi sesuai dengan jenjangnya. Kebijakan ini diperkuat oleh PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, batas akhir para Dosen untuk memenuhi kualifikasi akademik Dosen sesuai jenjang adalah pada bulan Desember 2015, jika tidak maka Dosen akan dikenai sanksi.Hal ini menjadi masalah yang cukup berat sehingga akhirnya banyak Perguruan Tinggi meminjam Dosen dari luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya, model implementasi kualifikasi akademik Dosen dan model rekrutmen Dosen di AAL Surabaya. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskritif,focus penelitian diarahkan pada implementasi kualifikasi akademi Dosen AAL dengan menggunakan teori Model Van Meter dan Van Horn sebagai konfirmasi teori. Teori ini digunakan sebagai rujukan untuk mengkonfirmasi pelaksanaan implementasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya, guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori Van Meter dan Van Horn (1975) sebagai konfirmasi teori belum seluruh variabelnya dapat mengimplementasikan kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya. Namun dapat ditemukan beberapa temuan, sebagai berikut: AAL Surabaya belum memiliki Standar Kualifikasi Akademi Dosen, masih banyak Dosen yang memiliki kualifikasi akademik tidak sesuai atau belum memenuhi persyaratan untuk menjadi Dosen, dimana sebagian besar Dosen masih memiliki kualifikasi akademik S1 yang seharusnya berkualifikasi akademik S2, terdapat juga ketidaksesuaian kualifikasi kompetensi Dosen. KebijakanAAL Surabaya mengenai Dosen adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Dosen AALSurabaya untuk mengembangkan kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana S2 di PTN/PTS. Berdasarkan hasil temuan, agar kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya berhasil, tidak hanya mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melainkan juga sebagai pedoman, maka implikasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen AAL Surabaya dengan mengaplikasikan Sistem Informasi dan Komitmen Pemimpin sebagai variabel koreksi untuk teori Van Meter dan Van Horn (1975) sehingga menjadi 8 variabel. Kata Kunci: Kebijakan, Kualifikasi Akademik, Profesi Dasar, Kompetensi.Suhirwan Suhirwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Suatu Studi Tentang Pendidikan Tinggi Pada Akademi Angkatan Laut Surabaya)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5037
Memperhatikan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi sesuai dengan jenjangnya. Kebijakan ini diperkuat oleh PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, batas akhir para Dosen untuk memenuhi kualifikasi akademik Dosen sesuai jenjang adalah pada bulan Desember 2015, jika tidak maka Dosen akan dikenai sanksi.Hal ini menjadi masalah yang cukup berat sehingga akhirnya banyak Perguruan Tinggi meminjam Dosen dari luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya, model implementasi kualifikasi akademik Dosen dan model rekrutmen Dosen di AAL Surabaya. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskritif,focus penelitian diarahkan pada implementasi kualifikasi akademi Dosen AAL dengan menggunakan teori Model Van Meter dan Van Horn sebagai konfirmasi teori. Teori ini digunakan sebagai rujukan untuk mengkonfirmasi pelaksanaan implementasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya, guna mencapai tujuan yang diharapkan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori Van Meter dan Van Horn (1975) sebagai konfirmasi teori belum seluruh variabelnya dapat mengimplementasikan kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya. Namun dapat ditemukan beberapa temuan, sebagai berikut: AAL Surabaya belum memiliki Standar Kualifikasi Akademi Dosen, masih banyak Dosen yang memiliki kualifikasi akademik tidak sesuai atau belum memenuhi persyaratan untuk menjadi Dosen, dimana sebagian besar Dosen masih memiliki kualifikasi akademik S1 yang seharusnya berkualifikasi akademik S2, terdapat juga ketidaksesuaian kualifikasi kompetensi Dosen. KebijakanAAL Surabaya mengenai Dosen adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Dosen AALSurabaya untuk mengembangkan kualifikasi akademik melalui Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana S2 di PTN/PTS. Berdasarkan hasil temuan, agar kebijakan kualifikasi akademik Dosen di AAL Surabaya berhasil, tidak hanya mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melainkan juga sebagai pedoman, maka implikasi kebijakan kualifikasi akademik Dosen AAL Surabaya dengan mengaplikasikan Sistem Informasi dan Komitmen Pemimpin sebagai variabel koreksi untuk teori Van Meter dan Van Horn (1975) sehingga menjadi 8 variabel. Kata Kunci: Kebijakan, Kualifikasi Akademik, Profesi Dasar, Kompetensi.Suhirwan Suhirwan
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LAYANAN TERAPI DAN REHABILITASI KOMPREHENSIF PADA GANGGUAN PENGGUNAAN NAPZA BERBASIS RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SAMBANG LIHUM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5039
Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis proses implementasi kebijakan layanan terapi dan rehabilitasi komprehensif pada gangguan penggunaan Napza berbasis rumah sakit; (2) menganalisis faktor pendorong dan penghambat; (3) merekonstruksi model implementasi layanan terapi dan rehabilitasi komprehensif pada gangguan penggunaan Napza berbasis rumah sakit.Setting penelitian di RSJD Sambang Lihum Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) Implementasi kebijakan telah dilaksanakan secara legal dengan kepatuhan yang dimantapkan dengan pelaksanaan kebijakan Nomor 420/Menkes/SK/III/2010 dan di optimalkan dengan penerapan komunikasi terapeutik, ketersediaan sumber daya, pendanaan, fasilitas, kejelasan sasaran dan tujuan pelayanan; (2) Faktor pendorong (a) ditetapkannya Instalasi Napza melalui SK Direktur; (b) Panduan pelayanan Napza dan MOU kerjasama; (c)pendanaan dari Kementerian Kesehatan dan Dana Pendamping ; (d)sasaran, tujuan pelayanan, fasilitas ruangan telah mengacu pada prasayarat kebijakan Nomor 420/Menkes/ SK/III/2010; (e) ditemukannya kearifan lokal dan pendekatan relegius sebagai unsur penguat kepatuhan. Faktor penghambat (a) Belum dilengkapinya PerGub secara khusus tentang rehabilitasi Napza berbasis rumah sakit dan belum optimal sosialisasi Panduan Pelayanan Napza; (b) Ketiadaan nomenklatur jabatan fungsional konselor dalam ranah kepegawaian sehingga jumlahnya menjadi sangat terbatas hanya melalui pengangkatan informal; (3) Rekontruksi model Anderson dengan temuan di asfek Compliance with Policy yaitu kearifan lokal dan pendekatan relegius. Kata kunci: terapi dan rehabilitasi; komprehensif; berbasis rumah sakitTanwiriah Tanwiriah
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101EVALUASI PELAKSANAAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN RANTAU PANDAN KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5038
<p>Penelitian ini dilakukan disebabkan oleh beberapa masalah yang diantaranya: masih lemahnya pembuatan rencana program kerja tahunan, masih lemahnya pengendalian program, penelitian ini dilakukan kepada 60 orang yang terlibat pada Unit Pelaksana Teknis di Rantau Pandan dengan menggunakan metode Survey dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan tujuan mengetahui sejauh mana pelaksanaan Unit Pelayanan Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Rantau Pandan. Hasil penelitian yang didapatkan : masih belum dilaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal, dalam memberikan arahan sudah cukup baik, masih kurangnya pengawasan yang dilakukan dan dari hasil diatas ada bebrapa kondisi yang menyebabkan terjadi hal tersebut diantaranya faktor skill, dan faktor disiplin pegawai.</p><p>Keyword: Evaluasi, Pelaksanaan Tugas, Dinas Pendidikan</p>Dedi EpriadiHamirul Hamirul
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101RELASI JIWA DAN PERILAKU MANUSIA: PERSPEKTIF FILSAFAT ISLAM
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5040
Tindakan atau perilaku manusia yang bersifat eksternal, dalam perspektif filsafat Islam, merupakan gambaran, pancaran, dan manifestasi dari keadaan dari sesuatu yang bersifat internal dan batin. Sesuatu yang bersifat batin ini disebut jiwa, nafs, akal, ‘aql, atau hati, qalb. Artinya setiap tindakan dan ekspresi manusia merupakan gambaran dari kejiwaannya. Ekspresi tersebut diklasifikasikan menjadi dua bagian; alami dan pilihan, ikhtiyari. Alami timiliki oleh jiwa tumbuhan dan hewan, sedangkan pilihan dimiliki oleh manusia. Perilaku ikhtiari dibagi lagi menjadi dua macam; baik dan buru, tepuji dan tercela. Baik dan terpuji dinisbatkan kepada malaikat sedangkan buruk dan tercela dinisbatkan kepada syetan. Baik dan buruknya tindakan dan perilaku manusia tergantung kepada jiwanya. Jiwa yang bersih maka akan melahirkan tindakan yang baik dan terpuji, demikian juga sebaliknya, jika jiwanya kotor dan tidak memiliki ilmu pengetahuan, jahil, maka tindakannya cenderung amoral dan desktruktif. Dalam konteks inilah mendidik dan melatih jiwa menjadi sarana untuk menjadikan jiwa manusia selalu dalam kebaikan. Artikel ini akan menjelaskan tentang hubungan jiwa dengan tindakan manusia serta pentingnya mendidik dan melatih jiwa agar tindakan seorang manusia menjadi baik. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah analisa rasional. Kata kunci: jiwa rasional, potensi dan aktual, alami dan pilihan, ta’lim, dan ta’dibHumaidi Humaidi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PELAYANAN SEPENUH HATI DENGAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI RUSUNAWA RAWABEBEK DKI JAKARTA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5041
<p>Latar Belakang Masalah, Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin dan bertempat tinggal yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia. Negara berkewajiban memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (UU No 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun). Pemerintah DKI Jakarta melakukan penataan pembangunan kawasan perkotaan untuk lebih dapat memberikan kesejahteraan pada warganya dengan melakukan relokasi warganya ke rusunawa Rawa Bebek. Namun hal tersebut menuai berbagai persoalan. Masyarakat yang terluka hatinya tentunya membutuhkan pelayanan yang baik untuk dapat tinggal di rusunawa Rawa Bebek, masyarakat tersebut perlu melakukan adaptasi kebiasaan biasa tinggal di rumah datar/landed kemuidian tinggal di rumah vertical dengan “dipaksa”. Tentunya banyak permasalahan yang dihadapi oleh Unit Pengelola Rumah Susun Sewa (UPRS) terkait dengan para penghuni yang disebut Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) relokasi. Apalagi bangunan rusunawanya pun masih baru belum pernah dihuni. Masalah dari penghuni dan masalah dari gedung dan lingkungannya. Rumusan Masalah:( 1). Bagaimana kondisi Existing pelayanan Rusunaw Rawabebek ?. (2) Bagaimana pelayanan sepenuh hati dengan Penerapan Standar Pelayan Publik ? Tujuan Penelitian adalah:(1) Untuk Mendeskripsikan Kondisi Existing pelayanan Rusunawa Rawabebek. 2). Untuk mengetahui pelayanan sepenuh hati dengan Penerapan Standar Pelayanan Publik dirusunawa Rawabebek. Metode Penelitian: Deskriftif. Pendekatan penelitian: kualitatif. Teknik pengumpulan Data: Wawancara, Observasi dan Dokumentasi. Teknik Penentuan: Informan: Purfosip dan aksidental. Teknik Analisis Data menggunakan Mc Nab (2002) dan uji keabsahan data dengan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan rusunawa Rawabebek belum optimal dan belum memenuhi standar pelayanan publik hal ini ditandai dengan kondisi eksisting dari segi proses penyampaian pelayanan (service delivery), yang ditandai dengan belum maksimalnya pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP), belum optimalnya sistem/manajemen penanganan pengaduan. Dari segi proses pengelolaan pelayanan internal organisasi : pelatihan, bimbingan kepada pengelola mengenai tata cara/mekanisme pengelolaan rusunawa belum dilakukan secara intensif, jumlah pengelola masih kurang dibanding jumlah penghuni, belum maksimalnya pemeliharaan sarana, prasarana, utulitas dan sarana sosial.</p><p>Keywords : Pelayanan Publik, Rusunawa, Pelayanan Sepenuh Hati</p>Retnowati WD TutiMawar Mawar
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101SUBAK DALAM PUSARAN ALIH FUNGSI LAHAN DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN KOTA DENPASAR
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5042
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan implikasi alih fungsi lahan terhadap keberadaan subak di Kecamatan Denpasar Selatan.Perkembangan dunia pariwisata telah membawa perubahan yang luar biasa bagi kehidupan orang Bali.Perkembangan pariwisata membutuhkan sarana dan prasarana pendukung seperti hotel, restoran, pusat perbelanjaan, dan sebagainya.Hal itu kemudian berdampak pada semakin berkurangnya lahan pertanian yang merupakan ranah subak.Situasi ini secara tidak langsung telah menjadi salah satu ancaman bagi keberadaan subak.Ancaman itu bisa dilihat dari implikasi alih fungsi lahan terhadap keberadaan subak di Kecamatan Denpasar Selatan.Implikasi yang ditimbulkan bisa dilihat dari tiga aspek yaitu aspek infrastruktur yang bisa dilihat secara nyata terlah terjadi pengurangan jumlah sawah yang merupakan aset subak.Kedua perubahan struktur sosial yaitu berkurangnya jumlah krama subak. Ketiga, suprastruktur melemahnya ikatan denganPura subak dari pengempon Pura Ulundanu menjadi tidak sehingga saat ini diserahkan ke desa pakraman. Temuan menarik yang ada dalam kajian ini adalah masih dipertahankannya Pura Ulundanu sebagai representasi Dewi Sri yang merupakan dewi kesuburan, ini membuktikan bahwa masyarakat di sana masih memiliki trust yang kuat sehingga mereka menjadikan hal tersebut sebagai suatu yang wajar untuk tetap dilaksanakan walaupun mereka tidak memiliki tanah dan menjadi anggota subak. Kata kunci: alih fungsi lahan, implikasi, subakGede WirataIda Ayu Sri Widnyani
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101POLITIK PERKOTAAN DI SURABAYA PADA KEPEMIMPINAN TRI RISMAHARINI TAHUN 2010-2015: STUDI KASUS REVITALISASI KAMPUNG DOLLY
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5043
<p>Kota dan wilayah perkotaan merupakan bagian wilayah yang telah menjadi kajian sejak tahun 1976 seiring dengan perdebatan teori urban regime di Eropa yang digunakan untuk melihat kota sebagai wilayah yang melaksanakan fungsi pelayanan sosial dan kesejahteraan rakyat. Pendekatan urban regime juga digunakan oleh Fainstein untuk menjelaskan lingkaran kekuasan yang ada di administrasi.Pada tahun 1983 kajian perkotaan mengalami perkembangan dengan di publikasikannya pandangan tentang “The City as Growth Machine” dari Lexion. Pada pendekatan urban politic, seperti yang dikemukakan oleh Bryan T. Downs dalam bukunya “Politics, Change and Urban Crisis” menempatkan tiga hal penting untuk menjadi poin kajian: Pertama, berkaitan dengan kewenangan politik yang dimiliki oleh kota serta fragmentasi yang terbangun dan bagaimana kota menyelesaikan permasalahannya. Kedua, peran elit lokal perkotaan dan kepercayaan massa terhadap elit lokal dalam menyelesaikan masalah perkotaan. Ketiga, kontrol dan partisipasi masyarakat dalam mencapai tujuan bersama.Kajian ini belum banyak berkembang dalam studi politik. Saat ini kajian perkotaan lebih banyak melihat ruang sebagai objek kajian.Ruang publik perkotaaan yang telah berubah fungsi akibat dari aktivitas masyarakat yang cenderung pluralis menimbulkan banyak masalah, di antaranya kejahatan, transportasi, perumahan, infrastruktur, dan masih banyak lagi. Hal tersebut dapat terjadi apabila kebijakan pemerintah kota tidak mampu mengimbangi tuntutan kebutuhan masyarakat perkotaan yang semakin kompleks. Surabaya merupakan kota terbesar ke dua setelah Jakarta yang diindikasikan pada tahun 2015akan menjadi kota berpenduduk terbanyak nomor lima di dunia. Sebagai kawasan mega-urban, berbagai masalah sosial yang yang muncul seiring dengan perkembangan kotaakan memunculkan masalah di perkotaan apabila pemerintah kota Surabaya tidak dapat memenuhi kebutuhan pelayanan publik bagi mereka seperti pada program revitalisasi kampong Dolly.</p><p>Kata Kunci: Politik Kota, elit lokal, partisipasi masyarakat.</p>Lusi Andriyani, SIP.,M.Si
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101COMPENTENCE RESOURCES OF APPARATURE (Case Study The Development Of Apparature Human Resource Compentence in Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KP2T) Kabupaten Banjarnegara)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5044
This research done based on the problem of development of human resource competence in Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KP2T) at Kabupaten Banjarnegara that not promote the development of human resource capacity. The main problem in this research is how the competence of apparature human resource in KP2T Kabupaten Banjarnegara ? How it can be done ? and how the model of it ? This research has been done to describe and to analyze the competence of apparature human resource, the competence and development of apparature human resource in KP2T Kabupaten Banjarnegara. The methode of this research is case study with qualitative approach that are description and analysis of apparature human resource competence development in KP2T Kabupaten Banjarnegara. The product of this research shows that competence development by training and development of apparature human resource in KP2T Kabupaten Banjarnegara still using old methode and has not be done while doing it (learning by doing) and not do reposition of apparature human resource which participate ini training and development. Based on this condition, the model of competence development of apparature human resource that combine the strategy by modern training and development and followed by strategy of apparature reposition after training and development in work area continuously is right to development apparature human resource in KP2T Kabupaten Banjarnegara. Key Word: Development, competence, human resource, apparature, training and development, and reposition.Sumarmo Sumarmo
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MEMBANGUN KEINDONESIAAN MELALUI BERBAGAI MEDIA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5045
<p>Membangun Keindonesian membutuhkan proses akulturasi, asimilasi, dan enkulturasi berabad-abad lamanya. Penelitian ini membedah isu yang paling krusial dalam kehidupan berbangsa.Dapatkah rasa nasionalisme tumbuh secara tiba-tiba? Faktor-faktor apa saja menyebabkan komunitas-komunitas di Indonesia dapat berbahasa Melayu? Nusantara yang sangat luas terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil dari Sabang sampai Merauke. Komunitas-komunitas tersebut berasal dari berbagai etnis dan agama bisa memproklamirkan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.Persoalan dalam penelitian ini pertama, menjawab 1) Siapa komunikator yang membentuk pesan keindonesiaan ini sebelum kemerdekaan? 2) Apa situasi dan kondisi atau konteks yang terjadi sebelum kemerdekaan?3)Saluran apa saja yang digunakan sehingga konsep Keindonesiaan ditetapkan?Konsep Komunikasi Interetnik (Young Yun Kim) yang meliputi komunikator, konteks, dan saluran komunikasi. Pendekatan penelitian kualitatif menggunakan kajian literature yang komprehensif, menelusuri sejarah media Islam dan media massa dalam menyebarkan konsep Keindonesiaan. Penyebaran Islam dan pemikirannya melalui Pelaut (400 M), pedagang dan pemukimannya (600 M), raja Sufi pada kerajaan sebagai pusat pengkajian keislaman,sastrawan dalam buku Hikayat,kisah Perang, percetakan dalam penterjemahan buku bahasa Arab ( 1300-1700 M) ke seluruh Indonesia melalui bahasa Melayu, aristokrat dan rakyat (1800) melalui pelatihan Jihad fi Sabililah melawan penjajah, perjuangan organisasi sosial dan organisasi Islam melalui kongress dan konferensi nasional, Internasional, gagasan reformasi melalui tumbuhnya majalah, dan koran dan lokal (1900), Ulama, Santri, dan Pemuda melalui berbagai program penjajah Jepang 1942-1945, dan ulama dan santri mempertahankan kemerdekaan melalui tentara PETA dan Tentara Rakyat, M.Natsir sebagai arsitek lahirnya NKRI Negara Kesatuan RI 1950.</p><p>Kata Kunci: KeIndonesiaan, media, komunikasi antarbudaya</p>Armawati Arbi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101UPAYA PEMENUHAN HAK POLITIK PENYANDANG DISABILITAS DALAM PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA Studi Kasus Upaya Pemenuhan Hak Politik Penyandang Disabilitas di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 Kota Cimahi Jawa Barat
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5046
Pemilu merupakan tahapan kegiatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang sangat penting dan strategis. Kualitas kepemimpinan nasional yang dihasilkan tentunya berbanding lurus dan merupakan cerminan dari lancarnya keseluruhan proses pemilihan umum. Saat ini, yang terus membayangi suksesnya pemilihan umum adalah semakin menurunnya tingkat partisipasi masyarakat. Salah satu kendalanya adalah kondisi fisik yang tidak memungkinkan bagi kelompok penyandang disabilitas sehingga mereka tidak dapat menggunakan hak pilihnyas sebagai warga negara. Penelitian mengenai upaya pemenuhan hak politik penyandang disabilitas ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dan teknik analisis data deskriptif. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan upaya pemenuhan hak politik kaum disabilitas dalam pemilihan umum, dengan mengambil studi kasus upaya pemenuhan hak politik penyandang disabilitas pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa upaya sosialisasi, diseminasi informasi, dan advokasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Cimahi memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pemenuhan hak politik penyandang disabilitas dalam Pilkada 2017 di Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat. Kata kunci: hak politik, penyandang disabilitas, pilkada, Kota Cimahi.Ilham Gemiharto, S.Sos., M.Si.
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101FENOMENA PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA PUTRI DI PURWOKERTO
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5047
<p>Pertumbuhan perilaku seks pra nikah di kalangan remaja terutama yang berstatus pelajar tentu menjadi permasalahan besar yang sudah sangat mengkhawatirkan bagi bangsa Indonesia, hal ini juga berarti sebagai sebuah penggambaran kerusakan moral remaja yang merupakan generasi penerus bagi bangsa Indonesia saat ini. Data di Purwokerto menunjukkan telah terjadi peningkatan peserta nikah usia remaja baik dari jumlah mempelai laki-laki maupun mempelai perempuan yang diakibatkan oleh adanya perilaku seks bebas pra nikah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi pendekatan fenomenologis. Informan dalam penelitian ini adalah remaja putri yang pernah atau masih memiliki kekasih dengan rentang usia 15-19 tahun. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam, observasi, dan juga dengan studi kepustakaan. Informan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan beberapa hal yaitu: pertama, Remaja putri melakukan peilaku seks pra nikah yakni cenderung lebih besar dikarenakan dari adanya dorongan faktor internal yakni rasa keingintahuan yang besar serta pendirian yang tidak kuat dari dalam diri remaja putri untuk tetap menjaga kehormatan sebagai seorang wanita hingga pada akhirnya dua dari informan remaja putri menjadikan perilaku seks pra nikah sebagai sebuah kebutuhan tersendiri.Kedua, gaya berpacaran menjadi pintu masuk remaja putri untuk berhubungan secara lebih intim dengan kekasihnya. Informan juga menemukan solusi aman dalam melakukan hubungan seks pra nikah dalam proses berhubungan berpacaran.</p><p>Kata Kunci: perilaku seks, remaja, pra nikah, pacarana</p>S. Bekti IstiyantoMaharrani Dwi K.
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KOMUNITAS VIRTUAL KEAGAMAAN: PENDISIPLINAN BERAGAMA DI ERA DIGITAL
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5048
<p>Every technology will bring its own culture. This also happened to the internet and digital technology. Internet has penetratedall aspects of life including religion. Nowadays, we can find any information of any religion in the internet (religion online), even the internet has became the locus for religious ritual itself (online religion). The online religion phenomena is also found a lot in Indoesia since One Day One Juz (ODOJ) community launched, which followed by another religion communities like Komunitas Tahajjud Berantai (KUTUB), komunitas puasa ummat (KOPPUSAT), komunitas matsurat (KOMA) etc. There were a lot of controversies around those communites. So, by using ethnographic method, this research conduct with the aims to gain comprehensive understanding from native standpoint. ODOJ and KUTUB choosedas research subjects with consideration that both of them are the pioneer in virtual religious communities in Indonesia. The researcher is also take a part in the field of research by joining the communities. The results shows that religious virtual communities can serve as a panopticon for its member. In general they consciously join in the communities to look for “coersive” situationso that they can istiqomah (discipline and consisten) in readingAl Quran and doing qiyamul lail. Becoming a member of community is not easy. They have to strengthen their intention that anything done is because of Allah.</p><p>Key words: Religious Community, Self Disciplinary, Virtual</p>Dr. Mite Setiansah, M.SiDr. Nana Sutikna, M. Hum
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101IDENTITAS BUDAYA ETNIK CINA & ETNIK MELAYU DI BANGKA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5049
<p>Identitas etnik dan kebudayaan ditandai oleh nilai isi (Value content) dan ciri khas (salience). Nilai isi sendiri terdiri dari macam-macam evaluasi yang dibuat berdasarkan pada kepercayaan-kepercayaan budaya, seperti pengakuan baik orang Cina sendiri maupun orang Melayu, bahwa orang Cina itu bersifat selalu perhitungan dan berpikir untung rugi. Karakter perhitungan ini melekat secara budaya, artinya sudah menyatu dalam falsafah hidup orang Cina, Identitas budaya etnik Cina Bangka dan Melayu Bangka terbentuk melalui interaksi komunikasi antarbudaya yang terjadi diantara mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah fenomenologi dengan teknik pengumpulan data wawancara terhadap 25 informan etnik Cina Bangka dan 5 informan etnik Melayu.Penelitian dilakukan di pulau Bangka. Identitas budaya merupakan perpaduan antara persepsi diri dan pengakuan etnik lain terhadap etnik diri sendiri.identitas budaya sangat penting dipelajari dalam interaksi sosial. Hubungan kebudayaan yang penting bagi banyak orang adalah keetnikan.Identitas adalah sesuatu yang muncul ketika pesan-pesan dipertukarkan diantara orang-orang. Sehingga identitas didefinisikan sebagai suatu yang terbentuk melalui komunikasi antarbudaya. Identitas diciptakan bersama dalam hubungannya dengan orang lain. Siapa kita dan bagaimana kita berbeda dan tampil tergantung dengan siapa kita berinteraksi. Hasil penelitiam menemukan bahwaIdentitas budaya etnik Cina Bangka dalam bentuk persepsi diri mengalami penyesuaian atau adaptasi identitas diri ketika berada dalam sebuah hubungan. Hasil penelitian menemukan bahwa ketika dalam hubungan sosial, etnik Cina Bangka akan menampilkan diri sebagai orang yang “sama saja” dan tidak ada perbedaan dengan etnik Melayu Bangka, orang Cina Bangka akan selalu mengatakan Fan Ngin Tong Ngin Jit Jong atau Cina dan Melayu “sama saja”.Dalam konteks hubungan bisnis, etnik Cina Bangka akan menunjukkan dirinya secara berbeda, bahwa etnik Cina Bangka adalah Tong Ngin yaitu orang yang positif, bijak dan beradab.</p><p>Kata kunci : Identitas budaya dan Persepsi</p>Agustina zubair
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KOMUNIKASI MIGRAN SUNDA DENGAN MASYARAKAT DESA BABUSSALAM KECAMATAN MARBAU- LABUHANBATU UTARA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5050
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi antarbudaya yang terjadi dalam proses asimilasi migran Sunda dengan masyarakat setempat di Desa Babussalam, Kecamatan Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus deskriptif yang menekankan pada penjelasan realitas sosial secara kompleks pada objek analisis dalam kasus tertentu. Subjek penelitian ini adalah empat (4)migran Sunda dan dua (2) warga di luar etnis Sunda yaitu etnis Jawa dan etnis Mandailing di Desa Babussalam.Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses asimilasi migran Sunda Desa Babussalam dengan masyarakat setempat berhasil baik. Meskipun diakui oleh para informan bahwa budaya asal tidak sertamerta dapat hilang.Hal ini paling dirasakan para informan, seperti makanan tradisional Sunda masih kelihatan pada saat acara-acara penting keluarga, bahasaSunda juga masih sering digunakan pada acara tertentu (syukuran, perkawinan, sunatan), dan pemilihan menantu masih diharapkan juga yang beretnis Sunda. Hambatan dalam berkomunikasi antar etnis diawal dirasakan dalam hal bahasa , namun dapat teratasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dan lambat laun dapat mengikuti bahasa tempatan bahkan menguasai beberapa bahasa yaitu Jawa, Mandailing dan Batak. Hidup harmonis karena terikat dalam pandangan agama yang sama yaitu agama Islam.</p><p>Kata Kunci: Komunikasi Antarbudaya, Asimilasi,Etnis Sunda</p>Lusiana Andriani Lubis
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PESAN KAMPANYE GERAKAN CIKAPUNDUNG BERSIH DI KOTA BANDUNG
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5051
Gerakan Cikapundung Bersih yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Bandung merupakan sebuah gerakan yang mengkampanyekan kesadaran akan kebersihan sungai. Kondisi Sungai Cikapundung yang memprihatinkan menjadikan sungai ini menjadi salah satu prioritas program kegiatan dalam rencana pembangunan Kota Bandung, baik jangka menengahdan jangka panjang. Sebagai sebuah kegiatan kampanye, Gerakan Cikapundung Bersih dapat disampaikan dalam berbagai bentuk pesan, baik verbal maupun nonverbal yang diharapkan dapat memancing respons khalayak. Berbagai bentuk pesan yang digunakan dalam Gerakan Cikapundung Bersih menjadi satu hal yang menarik untuk dikaji. Oleh karena itu, dengan menggunakan pendekatan studi kasus deskriptif, penelitian ini berupaya untuk mengungkap bagaimana bentuk pesan kampanye dalam Gerakan Cikapundung Bersih. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan teknik wawacara, observasi dan studi literatur. Wawancara dilakukan kepada 12 orang informan yang terdiri dari Ketua RT, ketua dan beberapa anggota komunitas peduli Sungai Cikapundung, dan masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung. Sedangkan observasi dilakukan pada berbagai jenis media komunikasi yang digunakan dalam kampanye Gerakan Cikapundung Bersih dan ditambah dengan studi literatur terhadap berbagai sumber bacaan yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pesan kampanye dalam Gerakan Cikapundung Bersih yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Bandung sebagai usaha peningkatan kesadaran kebersihan lingkungan di Bantaran Sungai Cikapundung disampaikan baik secara formal maupun informal. Pesan kampanye yang disampaikan secara formal dibuat dengan menggunakan imbauan / pendekatan rasa takut dan disampaikan melalui tulisan, sedangkan pesan yang disampaikan secara informal menggunakan imbauan / pendekatan emosional dan disampaikan secara lisan. Kata Kunci : Gerakan Cikapundung Bersih, Kampanye, Pesan Lisan, Pesan TulisanMeria OctaviantiSlamet Mulyana
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PRAKTIK TOLONG MENOLONG DALAM PROGRAM PERSAUDARAAN MADANI DI KOTA KENDARI: DARI KARITAS MENUJU PEMBERDAYAAN
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5052
<p>Penelitian ini tentang praktek budaya tolong-menolong masyarakat Kota Kendari guna mengatasi masalah sosial, ekonomi, kemiskinan, dll. Praktik tersebut merupakan aset komunitas yang harus dilestarikan keberadaannya. Untuk menjelaskan fenomena ini digunakan konsep/teori resiprositas, solidaritas sosial, dan spiritualitas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus (Yin, 2008). Pengumpulan data menggunakan pendekatan induktif. Obyek studi adalah keluarga kaya dan keluarga miskin peserta Program Persaudaraan Madani. Teknik penentuan informan berdasarkan teknik snowball dan purposive, untuk mendapatkan data primer dan data sekunder, guna menjawab seluruh pertanyaan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, praktik budaya tolong menolong terhadap keluarga miskin dalam PPM di Kota Kendari bukan karitas tetapi merupakan bentuk pemberdayan; Kedua, berdasarkan pemberdayaan yang diberikan terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup keluarga miskin dari keadaan kurang baik menjadi keadaan lebih baik. Indikatornya antara lain: (1) mempunyai pekerjaan; (2) mempunyai pendapatan; (3) mempunyai rumah; (4) dapat menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi, dll. Berdasarkan temuan maka praktik tolong-menolong ini terbuka kemungkinan untuk direplikasi di tempat lain untuk meningkatkan kehidupan masyarakat.</p><p>Kata kunci: Tolong-menolong, Program Persaudaraan Madani, Pemberdayaan.</p>Dr. Darmin Tuwu, S.Sos, M.A.
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PANCASILA PARADOKS TELAAH PRAKSIS SOSIAL POLITIK
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5053
Tujuan penulisan ini, untuk mengelaborasi fenomena Pancasila dalam konteks sosial politik NKRI.Pancasila selalu diuji “kesaktian”nya, sehingga berbagai wacana dinamis selalu mengemuka, terutama dalam tataran praksis kenegaraan. Kini Presiden Jokowi telah mengangkat Pengarah dan Kepala Unit Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila melalui Keputusan Presiden No 31/M/2017. Ironis, pentingnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar NKRI seakan tergantung kepada rejim penguasa. Peringatan 1 Juni kembali hadir, bahkan menjadi libur nasional, setalah “cuti” di rejim orde baru, dan kalah populer dengan hari kesaktian Pancasila 1 Oktober. Di sisi lain praktik Pancasila dihadapkan pada pengaruh liberalisasi demokrasi dan pasar bebas, dan telah mendorong para elite negara dan warga masuk wilayah materialisme yang sangat pragmatis, bahkan ditengarai terjebak praktik korupsi yang amat masif di level eksekutif, legislatif dan yudikatif. Situasi ini mendorong Pancasila berada dalam situasi paradoks. Keyword: Pancasila; Paradoks; Ideologi; KekuasaanSuwandi SumartiasHamim Hamim
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101MODAL SOSIAL DALAM BUDAYA TARIAN LEGO-LEGO MASYARAKAT ALOR NUSA TENGGAR TIMUR
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5054
<p>Tarian lego-legomerupakan salah salah satu tarian tradisional yang ada dalam masyarakat Kabupaten Alor. Sebagai tarian tradisonal maka tarian legolego harus terus dilestarikan agar tidak tergilas oleh perkembangan zaman.Untuk itu dibutuhkan juga peran pemerintah daerah dalam upaya untuk melestarikan tarian lego-lego. Selain sebagai tarian tradisional, tarian lego-lego juga merupakan modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat Alor. Mengapa bisa dikatakan sebagai modal sosial? karena tarian lego-legobukan sekedar tarian biasa, tetapi mengandung makna yang sangat mendalam melalui nilai - nilai yang tersirat pada syair atau pantun yang tidak hanya berguna untuk sesama masyarakat saja dalam upaya mempererat hubungan antara individu, membangun nilai pemersatu, pembentukan karakter masyarakat, tetapi jugadapat mempererat hubungan kepercayaan antara masyarakat dan Pemerintah. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengambarkan apakah nilai - nilai dalam tarian lego-legomasyarakat Kabupaten Alor sudah dipahami oleh para Stakeholdersebagai modal sosial. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Modal Sosial.Dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Dari hasil penelitian terlihat bahwa para stakeholder mengetahui nilai-nilai yang terdapat dalam tarian lego-lego seperti nilai gotong royong, persatuan, kesatuan, hormat menghormati, dan lainya,hanya saja tarian lego-lego belum dimanfaatkan sebagai modal sosial yang potensial untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten Alor seperti pembentukan karakter masyarakat. Kata-kata</p><p>kunci: Modal Sosial, Tarian Lego-Lego, Mayarakat Alor Nusa Tenggara Timur</p>Welhelmina Selfina Beli
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101MODEL PENGUATAN MODAL SOSIAL (STUDI KASUS PADA KOMUNITAS NELAYAN DI PULAU MAKASAR KOTA BAU-BAU)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5055
<p>Penelitian bertujuan untuk mendesain sebuah formulasi penguatan modal sosial pada komunitas nelayan di Pulau Makasar Kota Bau Bau Provinsi Sulawesi Tenggara. Upaya menggapai target utama penelitian, maka digunakan pendekatan kualitatif dalam konteks studi kasus, sehingga hasil studi tersebut dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam memformulasikan model penguatan modal sosial di tengah komunitas nelayan. Hasil penelitian menunjukkan peran aktif Pemerintah Kota Bau-Bau dalam proses pemberdayaan kepada masyarakat nelayan. Akan tetapi, pendekatan pemberdayaan yang digunakan cenderung parsial berupa pemberian permodalan dan pelatihan-pelatihan teknis saja. Kondisi ini menyebabkan perkembangan masyarakat nelayan di Pulau Makasar masih dalam skala peasant fisher yakni nelayan tradisional yang masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri. Produktifitas usaha nelayan hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan subsisten keluarga dan kurang mendukung pemenuhan kebutuhan yang lebih luas. Karena itu, sebagai upaya menemukan model pemberdayaan, maka penelitian ini berupaya mengadopsi konsep modal sosial Woolcock (2001) yang dikaitkan dengan perkembangan masyarakat nelayan di pulau Makasar saat ini. Hasil formulasi dan pembahasannya akan dituangkan dalam tulisan ini. Kata</p><p>Kunci: Penguatan, Modal Sosial, Pemberdayaan dan Nelayan</p>Tanzil Tanzil
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PANCASILA PARADOKS TELAAH PRAKSIS SOSIAL POLITIK
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5056
Tujuan penulisan ini, untuk mengelaborasi fenomena Pancasila dalam konteks sosial politik NKRI.Pancasila selalu diuji “kesaktian”nya, sehingga berbagai wacana dinamis selalu mengemuka, terutama dalam tataran praksis kenegaraan. Kini Presiden Jokowi telah mengangkat Pengarah dan Kepala Unit Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila melalui Keputusan Presiden No 31/M/2017. Ironis, pentingnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar NKRI seakan tergantung kepada rejim penguasa. Peringatan 1 Juni kembali hadir, bahkan menjadi libur nasional, setalah “cuti” di rejim orde baru, dan kalah populer dengan hari kesaktian Pancasila 1 Oktober. Di sisi lain praktik Pancasila dihadapkan pada pengaruh liberalisasi demokrasi dan pasar bebas, dan telah mendorong para elite negara dan warga masuk wilayah materialisme yang sangat pragmatis, bahkan ditengarai terjebak praktik korupsi yang amat masif di level eksekutif, legislatif dan yudikatif. Situasi ini mendorong Pancasila berada dalam situasi paradoks. Keyword: Pancasila; Paradoks; Ideologi; KekuasaanSuwandi SumartiasHamim Hamim
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101Karakter Corporate Social Responsibility (CSR) Islami dalam Perspektif Komunikasi PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5057
Penelitian ini mengkaji Karakter Corporate Social Responsibility (CSR) Islami dalam Perspektif Komunikasi. Penelitian menggunakan metode kualitatif pendekatan Studi Kasus pada PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang. Tujuan penelitian untuk mengetahui kebijakan, implementasi, dan model karakter program CSR Islami di PT PGE Area Kamojang Garut. Untuk memperoleh data, peneliti melakukan wawancara mendalam/indepth interview dengan informan kunci: Pejabat Humas, Pengelola CSR, dan Stakeholder PT PGE Area Kamojang, lingkup internal (karyawan dan pimpinan) dan Eksternal (masyarakat sekitar, RT/RW, dan Kepala Desa), didukung dengan observasi dan referensi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: Karakter CSR Islami dalam Perspektif Komunikasi sesuai dengan kebijakan pimpinan PT PGE. Aspek keagamaan menjadi prioritas utama program CSR. Implementasinya dilakukan dalam bidang-bidang sosial dan keagamaan, sarana dan prasarana, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Pelaksanaannya dilakukan secara formal (mengajukan proposal usaha mandiri) dan informal (urun rembuk atau musyawarah mufakat). Model Karakter CSR Islami yang dilakukan berbentuk kegiatan amal, kedermawanan, kemitraan, dan pembangunan masyarakat. Kata kunci: karakter, CSR Islami, dan komunikasiProf. Dr. Hj. Neni Yulianita, Dra., MS.
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PEMBERDAYAAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMBANGUN REPUTASI PERGURUAN TINGGI
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5058
Reputasi selalu melekat pada sebuah lembaga atau organisasi yang telah lama berdiri, termasuk Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Dalam membangun reputasi yang positif, UMJ yang berusia 62 tahun, masih berupaya melakukan aktivitas komunikasinya lebih strategis melalui peran dan fungsi public relations. Melalui Biro Kerjasama dan Humas, UMJ melakukan penyebaran informasi kepada stakeholdernya untuk membangun reputasi yang baik. Namun, upaya ini terkendala oleh aspek teknis sekaligus strategis. Secara teknis, humas UMJ belum memiliki pemahaman filosofi terkait public relations. Banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh public relations sangat bersifat seremonial untuk kebutuhan pimpinan. Kendala lain yang dihadapi oleh public relations UMJ adalah pada aspek strategis dimana tidak adanya penguatan lembaga, kebijakan, dan SDM kehumasan. Secara kelembagaan, public relations atau humas tidak berada pada struktur organisasi yang mampu untuk mengelola dan membangun reputasi dengan baik. Kendala yang paling signifikan adalah belum adanya peran SDM kehumasan dalam memberdayakan lembaga Biro Kerjasama dan Humas UMJ untuk membangun reputasi positif. Minimnya jumlah SDM kehumasan sekaligus skill membangun komunikasi dua arah antara lembaga dengan publiknya, belum menempatkan posisi public relations di UMJ membangun reputasi poitif. Penelitian dilaksanakan di Biro Kerjasama dan Humas Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sumber data diperoleh dari key informan yakni Pimpinan humas UMJ, alumni, serta pihak media. Kata kunci: Pemberdayaan, Manajemen Public Relations, Reputasi.Tria Patrianti
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PEMBERDAYAAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMBANGUN REPUTASI PERGURUAN TINGGI
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5059
Reputasi selalu melekat pada sebuah lembaga atau organisasi yang telah lama berdiri, termasuk Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Dalam membangun reputasi yang positif, UMJ yang berusia 62 tahun, masih berupaya melakukan aktivitas komunikasinya lebih strategis melalui peran dan fungsi public relations. Melalui Biro Kerjasama dan Humas, UMJ melakukan penyebaran informasi kepada stakeholdernya untuk membangun reputasi yang baik. Namun, upaya ini terkendala oleh aspek teknis sekaligus strategis. Secara teknis, humas UMJ belum memiliki pemahaman filosofi terkait public relations. Banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh public relations sangat bersifat seremonial untuk kebutuhan pimpinan. Kendala lain yang dihadapi oleh public relations UMJ adalah pada aspek strategis dimana tidak adanya penguatan lembaga, kebijakan, dan SDM kehumasan. Secara kelembagaan, public relations atau humas tidak berada pada struktur organisasi yang mampu untuk mengelola dan membangun reputasi dengan baik. Kendala yang paling signifikan adalah belum adanya peran SDM kehumasan dalam memberdayakan lembaga Biro Kerjasama dan Humas UMJ untuk membangun reputasi positif. Minimnya jumlah SDM kehumasan sekaligus skill membangun komunikasi dua arah antara lembaga dengan publiknya, belum menempatkan posisi public relations di UMJ membangun reputasi poitif. Penelitian dilaksanakan di Biro Kerjasama dan Humas Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sumber data diperoleh dari key informan yakni Pimpinan humas UMJ, alumni, serta pihak media. Kata kunci: Pemberdayaan, Manajemen Public Relations, Reputasi.Tria Patrianti
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101MODEL PENGUATAN MODAL SOSIAL (STUDI KASUS PADA KOMUNITAS NELAYAN DI PULAU MAKASAR KOTA BAU-BAU
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5060
<p>Penelitian bertujuan untuk mendesain sebuah formulasi penguatan modal sosial pada komunitas nelayan di Pulau Makasar Kota Bau Bau Provinsi Sulawesi Tenggara. Upaya menggapai target utama penelitian, maka digunakan pendekatan kualitatif dalam konteks studi kasus, sehingga hasil studi tersebut dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam memformulasikan model penguatan modal sosial di tengah komunitas nelayan. Hasil penelitian menunjukkan peran aktif Pemerintah Kota Bau-Bau dalam proses pemberdayaan kepada masyarakat nelayan. Akan tetapi, pendekatan pemberdayaan yang digunakan cenderung parsial berupa pemberian permodalan dan pelatihan-pelatihan teknis saja. Kondisi ini menyebabkan perkembangan masyarakat nelayan di Pulau Makasar masih dalam skala peasant fisher yakni nelayan tradisional yang masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri. Produktifitas usaha nelayan hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan subsisten keluarga dan kurang mendukung pemenuhan kebutuhan yang lebih luas. Karena itu, sebagai upaya menemukan model pemberdayaan, maka penelitian ini berupaya mengadopsi konsep modal sosial Woolcock (2001) yang dikaitkan dengan perkembangan masyarakat nelayan di pulau Makasar saat ini. Hasil formulasi dan pembahasannya akan dituangkan dalam tulisan ini. Kata</p><p>Kunci: Penguatan, Modal Sosial, Pemberdayaan dan Nelayan</p>Tanzil Tanzil
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101THE ANALYSIS OF PRODUCT ATTRIBUTE EFFECT UPON CONSUMER DECISION TO PURCHASE PRODUCTS OF SILVER AND GOLD HANDICRAFTS IN DENPASAR BALI
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5061
Bali is one of the main tourist destinations in Indonesia, Bali is very broad and significant implications for the development in the world of business directly with tourism businesses and supporting tourism, the growth and development of handicraft business in Bali. Most markets in Bali handicraft industry is the export market. Development of handicraft business in Bali, make existing companies to compete and be able to take advantage of opportunities that exist in order to survive. Slowly but surely now commodities gold and silver jewelry become new flagship export of handicrafts from Denpasar, the more so after the rupiah was devalued against the dollar. Advantages of gold and silver handicraft products from Denpasar lies in the quality and the design is very nice, unique and interesting, because the jewelry industry generated by household’s crafts hand made. But that still block the development of marketing or export of gold and silver handicrafts, including import duties of raw materials is high enough, not to mention the taxes to be paid as 10% for jewelry making tax, tax for selling to the retailers 10% and 10% tax on consumers. Keywords: Effect of product, attributes, consumers, decision and customerNi Putu Tirka Widanti
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101MAKNA PERAN DIRI DALAM KELUARGA PADA SUAMI BURUH MIGRAN:STUDI KASUS DI KECAMATAN SLIYEG INDRAMAYU
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5062
<p>Bagi suami buruh migran di Kecamatan Sliyeg Indramayu, peran diri tidak bisa berjalan seperti dalam situasi normal di mana dalam keluarga lengkap ada ayah, ibu dan anak.Muncul beberapa pemaknaan baru dari suami buruh migran terhadap peran-peran standar dalam keluarga.Pemaknaan tersebut merupakan hasil konstruksi dan rekonstruksi mereka dari berbagai pengalaman subjektifnya selama ditinggalkan istrinya yang bekerja sebagai buruh migran.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan suami buruh migran untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang memunculkan peran diri yang unik yang berbeda dari peran diri yang bersifat standar dalam sebuah keluarga.Metode yang digunakan adalah studi fenomenologi, dengan informan kunci suami buruh migran perempuan di Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pilihan mengizinkan istri menjadi buruh migran di luar negeri telah membawa dampak terhadap relasi-relasi domestik yang terjadi dalam keluarga, termasuk di dalamnya relasi suami-istri, relasi suami-anak, relasi istri-anak. Proses adaptasi yang dilakukan masing-masing informan berbeda satu sama lain. Kondisi itu berhubungan dengan pengalaman, wawasan dan kemampuan adaptasi masing-masing individu ketika berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Dalam hal ini, terdapat empat variasi pemaknaan tentang peran diri yang berkembang di kalangan suami informan, yaitu: diri sebagai kepala keluarga yang tetap bertanggung jawab, diri sebagai suami yang kesepian, diri sebagai pengasuh anak dan berusaha mandiri, serta diri sebagai pengurus rumah agar tetap nyaman. Kata</p><p>kunci: suami buruh migran, peran diri, pemaknaan subjektif</p>Slamet MulyanaMeria Octavianti
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101SISTEM KOMUNIKASI PEMERINTAH DALAM KOMPLEKSITAS POKTAN FIKTIF PENGEMBANGAN KAMBING KALIGESING DI PURWOREJO
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5063
<p>Government development system encouraged environment complexity like fictif farmers group. Those farmer groups existance when giving of Kaligesing goat from government. The aim of the research is to know how government communication system adapted in complexity of fictif farmer groups in Kaligesing goat farmings in Purworejo regency. Theory that had used is communication system in Niklas Luhmann perspective.Research methods that had used is conducted explorative case study.Population of the research in Purworejo regency which was the center of Kaligesing goat farming.The result of this research shown that government communication system was produced information about giving letter of decision from village heads for farmer groups which have activity in farmings. Government communication system was reproduced information about classification of farmer groups by subdistrict extension center and legacy of farmer groups. But those producing and reproducing of information wasn’t solved complexity effective because two factors. First, government communication system less interrelated with its sub systems. Second, government communication system less interrelated with others systems, especially political system.</p><p>Keywords: government communication system, adaptation, complexity, fictif farmer groups, farmings of Kaligesing goat.</p><p> </p><p>Abstrak Sistem komunikasi Pemerintah menghadapi kompleksitas lingkungan berupa poktan fiktif. Poktan ini sering muncul ketika pemberian bantuan kambing Kaligesing oleh Pemerintah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana sistem komunikasi Pemerintah beradaptasi dalam kompleksitas poktan fiktif pengembangan kambing Kaligesing di kabupaten Purworejo. Teori yang digunakan adalah sistem komunikasi dalam perspektif Niklas Luhmann. Metode penelitian adalah studi kasus eksploratif. Populasi penelitian di kabupaten Purworejo yang menjadi sentra pengembangan kambing Kaligesing. Temuan penelitian menunjukkan bahwa sistem komunikasi Pemerintah sudah memroduksi informasi berupa pemberian Surat Keputusan Kepala Desa (SK Kades) untuk kelompok tani (poktan) yang aktif berkegiatan. Sistem juga mereproduksi informasi berupa pendataan poktan aktif oleh BPK dan kewajiban berbadan hukum. Namun produksi dan reproduksi ini tidak efektif menyelesaikan kompleksitas karena dua hal. Pertama, sistem kurang berinterrelasi dengan sub sistemnya. Kedua, sistem lemah dalam berinterrelasi dengan sistem diluar dirinya, terutama sistem politik. Kata</p><p>kunci:sistem komunikasi Pemerintah, adaptasi, kompleksitas, poktan fiktif, pengembangan kambing Kaligesing</p>Tatag Handaka
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101DIVERSITAS DAN KESERASIAN SOSIAL (Studi Makna Multikulturalisme di SMA Katolik Rajawali Kota Makassar dan MAN INSAN CENDEKIA Gorontalo)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5064
Realitas sosial tentang multikulturalisme di dunia pendidikan saat ini sedang ‘naik daun’. Hal tersebut terlihat dalam banyaknya sekolah ber-identitas ‘agama’, ‘suku’ yang telah membuka diri terhadap hal-hal yang berbeda dengan identitas sekolah tersebut. Meskipun demikian, sekolah tersebut tetap kondusif, serasi, harmonis, dan tenteram. Salah satunya disebabkan oleh kesaling-terimaan dan kesaling-pahaman atas makna oleh siswa sekolah tersebut. Dalam konteks uraian di atas, tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan persamaan tentang makna ‘keragaman/perbedaan’ (diversitas) di antara siswa yang menyebabkan mereka hidup harmonis. Karena itu, dilakukan perbandingan terhadap kedua hasil penelitian dengan menemukan persamaan dan perbedaannya. Studi dokumentasi juga merupakan kegiatan penguat penelitian ini. Berdasarkan analisis terhadap data, maka hasil penelitian diperoleh hal-hal sebagai berikut: (1) siswa memiliki persamaan makna terhadap eksistensi individu. (2) siswa memiliki persamaan interpretasi terhadap aturan sekolah mewujudkan sikap multikulturalisme. (3) perbedaan keduanya terletak pada konteks sosial dan latar belakang budaya masing-masing. Kata Kunci: diversitas, keserasian sosial, SMA Katolik, MAN IC, multikulturalisme.Harifuddin HalimMahfud As’adSyamsul BahriRasyidah Zainuddin
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PENELITIAN KUALITATIF DALAM RISET ‘SOCIAL CONTRUCTION OF REALITY’ (Studi Terhadap Pengalaman Perempuan, Korban Yang Menjadi Pelaku Pembunuhan Dalam Konteks Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT))
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5065
Artikel ini menceritakan bagaimana penelitian kualitatif dapat mengungkapkan secara mendalam, pengalaman korban kekerasan dalam rumah tangga, yang menjadi pelaku pembunuhan. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian feminis, menunjukkan realitas dari konstruksi sosial, bahwa kejahatan pembunuhan yang dilakukan perempuan dalam konteks kekerasan dalam rumah tangga, adalah kejahatan yang khas, dimana pelaku adalah sekaligus juga korban. Artikel ini mencoba membahas realitas dari pengalaman perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, yang diungkapkan dengan penelitian kualitatif. Keberagaman dan kedalaman data tentang pengalaman perempuan, memperkaya realitas tentang perempuan pelaku pembunuhan. Disamping itu, juga ditunjukkan bagaimana penghukuman yang ditimpakan kepada mereka yang dianggap ‘pelaku’ kejahatan pembunuhan. Kata kunci : Pendekatan kualitatif, penelitian feminis, pembunuhan, pelaku dan korban.Vinita Susanti
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101GATEKEEPER DAN PARTISIPASI PUBLIK (STUDI KASUS KUALITATIF TENTANG PRAKTIK GATEKEEPERDI RADIO SUARA SURABAYA)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5066
<p>Para ahli media dalam beberapa dekade telah mempelajari bagaimana informasi yang disebarkan melalui tahapan seleksi, pemeriksaan, dan didistribusikan oleh media berita. Prosesyang kemudian dikenal sebagai gatekeeping merupakan teori komunikasi massa abadi yang menggambarkan proses dimanaberita dikumpulkan dan disaring untuk audience. Warga turut mengumpulkan dan melaporkan peristiwa dalam program berita yang dihasilkan mereka, dimana dalam beberapa konsepsi komunikasi mengubah pergeseran paradigma. Media berita mendorong dan mengadopsi partisipasi publik, sehingga hal ini memiliki pemahaman dan implikasi teoritis yang berkaitan dengan media yang partisipatif, dan fungsi gatekeeping. Studi ini memfokuskan pada kasus radio swasta komersial yang telah memfungsikan peran gatekeeper sejak 1994. Keunikannya telah dipraktikkan bertahun tahun,sehingga bagian ini menjadi salah satu modelcritical gatekeepersyaitu mendengar, memilih, memandu pendengar, menyampaikan informasi serta ikut memberi jalan keluar bila terjadi masalah untuk kepentingan publik. Sebuah interaksi intim presenter dengan pendengarnya. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwasiaran interaktifyang melibatkan warga berimplikasi pada pengelolaan produksi konten.Siaran interaktif bukan hanya program, tetapi format siaran.Semua segmen program acara dikelola secara interaktif. Seolah meniadakan konsep “programming” pada umumnya, karena interaktif “unpredictable”. Peran tim “gatekeeper” menjadi katup verifikasi akurasi data pendengarsiaran on-air yang interaktif. Partisipasi pendengar sebagai sumber dan pemasok informasi merupakan tumpuan. Pendengar merupakan aktor kunci kecepatan dan diseminasi informasi. Gatekeeper dan presenter menempatkan pendengar sebagai “aktor-aktor siaran” yang tiap hari silih berganti mengudara saling mengisi dan memberi informasi dalam dialog ruang studio dengan pendengar dimana pun mereka berada.</p><p>Katakunci : gatekeeping, jurnalitik warga, program siaran</p>Dr. Ido Prijana Hadi, M.Si
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101INTEGRASI PENDEKATAN TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP DALAM COMMUNITY DEVELOPMENT (Studi pada Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Kampung Down Syndrome di Kabupaten Ponorogo)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5067
<p>Pendekatan top-down dan bottom up dalam community development memiliki model dan penerapan yang berbeda. Faktanya kedua pendekatan tersebut memiliki implikasi yang saling berlawanan. Peningkatan kualitas hidup masyarakat kampung down syndrome melalui penerapan kedua pendekatan tersebut secara terpisah, belum mampu meningkatkan kualitas hidup secara signifikan. Selain sebagai daerah dengan kantong kemiskinan tertinggi masyarakat kampung down syndrome tidak mudah untuk diberdayakan. Kajian ini bertujuan untuk mengintegrasikan pendekatan top-down dan bottom up sehingga tercipta suatu model yang efektif dalam community development. Fokus dalam kajian ini adalah pembahasan tentang pendekatan top-down dan bottom up dalam studi fenomenologi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa masyarakat dengan keterbatasan akses fisik dan mental tidak mampu menerima strategi community development yang dilakukan oleh pemerintah atau pihak lainnya. Disisi lain masyarakat tidak memiliki inisiatif untuk berkembang dan cenderung pasif dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Sehingga tercipta ketergantungan pada pemberian bantuan yang bersifat insidental. Integrasi pendekatan top-down dan bottom up memberikan ruang intervensi pada pemerintah untuk mengatur proses community development yang disesuaikan dengan kapasitas dan kebutuhan masyarakat, serta memberikan ruang bebas bagi masyarakat untuk menentukan pola community development yang sesuai.</p><p>Keywords : top-down, bottom-up, community development, masyarakat miskin, down syndrome</p>Dr. Falih Suaedi, M.SiGenut Wahyu Widiono,S.IAN
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PRANATA DAN KELEMBAGAAN SOSIAL PADA KOMUNITAS PETANI
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5068
This paper is a reflection of the revitalization of social institutions and community institutions in the region of South Konawe Regency using a qualitative approach that is related to community studies. The results show that agricultural business bags are geographically segmented according to ethnic diversity. The migrant community from Sounth Sulawesi is more interested in choosing cacao plants as a plantation business in Wawobende Village. While the transmigrant community from Bali is often found in the village of Tridana Mulya is cunning to cultivate rice fields. While The local community is more likely to choose pepper crops (maricca) that commonly found in the village of Asaria as the most underdeveloped rural areas in the Landono district of South Konawe Regency. While the institutions and social institutions in all communities have shifted, it is necessary to fundamentally reconstruct and revitalize efforts. KeyWords: Institutions, Social Institutions, Organitations, Communities and Agriculture.Aryuni Salpiana JabarPeribadi Peribadi
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA PADA KELOMPOK MASYARAKAT ADAT TERPENCIL BADUY DI KABUPATEN LEBAK BANTEN
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5069
Intisari dari tulisan ini adalah mendeskripsikan adanya peningkatan Keluarga Berencana (KB) pada masyarakat Adat Terpencil (KAT) Baduy. Kelompok masyarakat tradisionil di Banten Selatan, yang biasa Disebut Urang Kanekes, Urang Rawayan, Urang Tangtu (Baduy Dalam) dan Urang panamping (Baduy Luar). Nama “Baduy” diambil dari nama sungai Cibaduy dan nama gunung Baduy yang kebetulan berada di wilayah Baduy. Teori yang sesuai dengan penelitian ini adalah Teori komunikasi difusi inovasi.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif denganmetode pengumpulan data utama wawancaradan observasi. Analisis data menggunakan member check diantara para informan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemenuhan kebutuhan kesehatan ibu khususnya penerimaan konsep Keluarga Berencana (KB) pada masyarakat Baduy Luar.Data menunjukkan peningkatan akseptor KB di KAT Baduy dari tahun 2006 hingga tahun 2014.Tahun 2006 Akseptor KB di Baduy Luar berjumlah 647 peserta. Sedangkan tahun 2014 jumlah akseptor KB Baduy Luar meningkat hingga 1.403 peserta. Sedangkan akseptor di Baduy dalam hanya 16 peserta. Selain itu ada variasi penggunaan alat kontrasepsi yang dipakai, pada masa awal KAT Baduy menerima konsep KB kebanyakan mereka menggunakan Inflan. Dari data tersebut dapat disimpulkan keberhasilan program Keluarga Berencana pada KAT Baduy. Kata Kunci: Keberhasilan, Keluarga Berencana, Masyarakat Adat, Suku Baduy.Ahmad SihabudinLidya Wati Evelina
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101ANALISIS PELAYANAN POS PEMBINAAN TERPADU LANJUT USIA KENARI DI KELURAHAN KERANGGAN KECAMATAN SETU KOTA TANGERANG SELATAN
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5070
Latar Masalah, pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik baik oleh Pemerintah, masyarakat maupun swasta. Penelitian ini membahas tentang pelayanan kepada manusia lanjut usia, yang diberikan oleh para kader yang merupakan bagian dari masyarakat. Kader bekerja tanpa digaji dan dapat mendapat bimbingan dari bidan puskesmas. Fasilitas pelayanan seadanya, lansia tidak dipungut bayaran. Pelayanan kesehatan di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Lansia berjalan apa adanya. Bagaimana kualitas pelayanannya ? menarik untuk diteliti karena pelayanan dilaksanakan berdasarkan keikhlasan pengurus Posbindu dan bidan yang membinanya, begitu pula Posbindu Lansia di Kelurahan Keranggan Tangerang Selatan. Rumusan Masalah:1). Bagaimanakah deskripsi pelayanan Pos Pembinaan Terpadu Lanjut Usia Kenari Di Kelurahan Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan?; 2). Apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat pelayanannya? Tujuan Penelitian, untuk:1).Mengetahui pelayanan Pos Pembinaan Terpadu Lanjut Usia Kenari; 2).Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat nya. Penelitian Terdahulu:1). Miftakul Jannah, 2016 : “Pelayanan Prima Pada Posyandu Lansia Di Pondok Kesehatan Desa (PONKESDES), Desa Karangdiyono Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro, hasil Penelitian: pelayanan berjalan dengan baik, walaupun ada masalah; 2). Pelayanan Prima Posyandu Lansia Di Puskesmas Jagir Kota Surabaya, Nurul Fadlilah, Laelly (2015) hasil penelitian: Hak dan kewajiban pemberi dan penerima layanan sudah terpenuhi. Sementara penelitian ini menggunakan Pisau Analisis yang digunakan adalah Teori Zaithaml, Parasuraman dan Berry tentang pelayanan yang baik dengan indikator : tangibles; reliability; responsiveness; assurance dan emphaty. Metode Penelitian: Diskriptif, dengan Pendekatan: Kualitatif; Teknik Pengumpulan Data : Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi; Teknik Penentuan Informan: Purposif dan Accidental Sampling; Teknik Analisis Data: menggunakan pendapat Miles & Huberman. Uji keabsahan data : Triangulasi (Moleong). Hasil Penelitian: Pelayanan kepada lansia Kenari oleh bidan dan kader Pos bindu cukup baik, dari sisi: Kehandalan, Daya Tanggap, dan Empati. Terdapat 2 indikator yang belum baik, yaitu : Tangible dan Assurance. Kesimpulan : Pelayanan Posbindu dilaksanakan cukup baik. Faktor Pendukung: akses jalan mudah, Ramah, Sabar, Sopan dan Rapih; sesuai prosedur, responsif. Faktor Penghambat: gedung/ruang permanen belum ada; Kurang lengkap peralatan kesehatan. Kurang sosialisasi, terbatas jumlah obat, dana terbatas. Saran: tambah jumlah kursi tunggu dan meja pelayanan, makanan tambahan sesuai standard puskesmas; lengkapi peralatan kesehatan; peningkatan sosialisasi; penambahan jumlah obat; pelatihan untuk kader, menjalin networking lebih luas untuk penggalian dana. ANALISIS PELAYANAN POS PEMBINAAN TERPADU LANJUT USIA KENARI DI KELURAHAN KERANGGAN KECAMATAN SETU KOTA 654 Kata Kunci : Pelayanan Publik, Pos Pembinaan Terpadu, Lansia.Sugiyanti SugiyantiRetnowati WD Tuti
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PEMAKNAAN KASUNDAAN PADA INDIVIDU TIONGHOA DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5071
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan konstruksi makna kasundaan yang diterapkan oleh individu Tionghoa di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Latar belakang penelitian ini adalah adanya individu Tionghoa yang menerapkan kasundaan dalam kehidupan seharihari, baik dalam berkomunikasi hingga pada pemaknaan terhadap kasundaanatau perihal yang terkait dengan Sunda. Pemaknaan tersebut diwujudkan dalam bentuk perilaku maupun karya yang menunjukkan apresiasi terhadap seni dan budaya Sunda. Para individu Tionghoa tersebut bukanlah orang Sunda asli berdasarkan keturunan. Mereka adalah orang Sunda secara sosio kultural dan secara subjektif berdasarkan apa yang mereka lakukan terhadap Sunda dan pengakuan personal bahwa mereka menerapkan pola hidup nyunda. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian dipilih secara purposif untuk mendukung penelitian berdasarkan kriteria tertentu, yaitu menerapkan kasundaandalam kehidupan sehari-hari melalui pemikiran, perilaku dan karya, serta dapat menyampaikan pengalamannya dengan baik. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi serta dari dokumen, berita dari surat kabar cetak dan online. Studi ini berbeda dengan yang pernah ada sebelumnya, karena menyoroti pelaku budaya sebagai subjek, bukan menyoroti hasil karyanya.Studi ini mengungkapkan, makna kasundaan pada individu Tionghoa dalam penelitian ini dibagi ke dalam tiga pemaknaan, yaitu makna kasundaan, makna berkasundaan, makna diri dalam lingkungan budaya Sunda. Kata kunci: kasundaan, nyunda, pemaknaan.Santi SusantiDian SinagaFitri Perdana
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101POLA PENGEMBANGAN PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM BERAS MISKIN Studi Eksploratif Pengembangan Alternatif Intervensi Sosial Berbasis Evaluasi Penerima Beras Miskin di Dua Kabupaten di Jawa Barat
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5072
Peningkatan jumlah penduduk miskin terus meningkat dari tahun ke tahun. Rata-rata 2,5% pendduduk Indonesia jatuh miskin atau masuk ke dalam garis kemiskinan setiap tahun. Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan kebutuhan dasar mereka melalui pemberian beras dengan harga jual yang murah.Bulog telah menjalankan proyek tersebut dalam rentang waktu yang cukup panjang. Pada tingkat lapangan program tersebut mengalami penyimpangan yang tidak kecil.Di samping pola distribusi yang menimbulkan beban bagi kepala daerah, juga terjadi penyimpangan dalam distribusi lapangan.Bahkan beras miskin tersebut masuk ke dalam ruang-ruang politik. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pendapat masyarakat tentang distribusi, permasalahan dan saran program raskin. Selanjutnya, akan diketahui rekomendasi program intervensi yang lebih baik sesuai dengan kajian yang didapatkan. Metode penelitian yang digunakan adalah Survey Deksriptif dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner terhadap penerima.Pengolahan data dilakukan dengan statistik deskriptif yang menunjukkan persentase dan rata-rata dari gajala ukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; pertama, mayoritas penerima memberikan keluhan dalam distribusi raskin pada segi tepat takaran, tepat waktu, tepat harga, tepat kualitas dan tepat layanan selama memanfaatkan beras miskin.Kedua, program raskin mayoritas dipersepsikan sebagai program charity serta program raskin seringkali digunakan dalam meningkatkan citra dan daya saing dalam PILKADA. Kata kunci: Beras miskin, Bulog, survei eksploratif, perilaku pengguna, intervensi sosial.Atwar BajariRini AnisyahriniNinis Agustini Damayani
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101REPRESENTASI MARXISME DALAM FILM SEJARAH (KajianSemiotika John Fiske Pertentangan Kelas Sosial Pada Film Guru Bangsa Tjokroaminoto)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5073
Film adalah bahasa audio visual yang merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian memproyeksikan dan merepresentasikannya ke dalam layar lebar. Representasi yang ada dalam sebuah film tak selamanya dapat dilihat secara langsung oleh penonton. Terdapat pesan dan ideologi pembuat film yang seringkali luput dari mata telanjang publik. Film Guru Bangsa Tjokroaminoto merupakan salah satu film biografi sejarah yang menceritakan tentang perjuangan Tjokroaminoto untuk melawan kebijakan pemerintah Hindia Belanda serta menghapuskan kesenjangan sosial dalam kehidupan masyarakat saat itu. Dalam film ini terselip banyak pesan dan ideologi tentang masalah sosial, politik, ekonomi dan budaya yang terjadi pada masa penjajahan di negeri ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, tertarik untuk menganalisis representasi yang tersirat dari film sejarah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi ideologi marxisme khususnya pertentangan kelas sosial ditampilkan melalui unsur kostum serta dialog. Fokus dari penelitian ini yaitu bagaimana representasi pertentangan kelas sosial melalui unsur sinematik film mise en scene berupa kostum dan unsur suara berupa dialog. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pisau analisis semiotika John Fiske, yang didukung dengan teori-teori kritis. Hasil penelitian didapatkan representasi ideologi marxisme dalam film ini, khususnya pertentangan kelas social. Representasi marxisme ini divisualisasikan dengan perbedaan kostum yang dipakai para pemain, serta dialog-dialog yang menekankan adanya pertentangan kelas sosial.Visualisasi perbedaan kostum ini memperlihatkan secara jelas bagaimana pertentangan kelas yang ada dalam film ini. Di dalam film ini ditampilkan bahwa kaum proletar tidak banyak melakukan dialog, kaum proletar sebagai kelas sosial bawah ditampilkan hanya menuruti perintah tuannya dan hampir tidak memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya. Kata kunci: Representasi, Marxisme, Film Sejarah, Semiotika John Fiske, Kelas SosialCatur Nugroho, S.sos,. M.IkomAisyah Nurul K
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101REFORMASI BIROKRASI DI DKI JAKARTA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5074
Reformasi Birokrasi di DKI Jakarta memiliki posisi dan peran yang sangat strategis bagi pembangunan ibukota Indonesia. Oleh karena itu kajian dan penelitian tentang reformasi birokrasi di DKI Jakarta, sebagai ibukota negara Indonesia menjadi sangat penting. Penelitian yang bertujuan menganalisis reformasi birokrasi yang sudah dilaksanakan di DKI Jakarta, akan menjawab permasalahan ‘bagaimana reformasi birokrasi dilaksanakan di DKI Jakarta?’. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Beberapa pandangan dan teori menjadi bingkai dalam penelitian ini. Khan (1981) menyampaikan reformasi birokrasi sebagai suatu usaha melakukan perubahan pokok dalam sistem birokrasi untuk mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan lama. Quah (1976) mengatakan bahwa reformasi adalah mengubah proses dan prosedur birokrasi publik dan sikap serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan pembangunan nasional. Kemudian Prasojo (2009:xv), menjelaskan bahwa reformasi merujuk pada upaya yang dikehendaki (intended change), dalam suatu kerangka kerja yang jelas dan terarah, oleh karena itu persyaratan keberhasilan reformasi adalah eksistensi peta jalan (road map), menuju suatu kondisi, status dan tujuan yang ditetapkan sejak awal beserta indikator keberhasilannya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Pemerintah DKI Jakarta sudah melakukan upaya-upaya reformasi birokrasi antara lain dengan disahkannya Pergub No156 Tahun 2016 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019. Namun, capaian reformasi birokrasi masih belum optimal, terbukti dari hasil penilaian yang masih rendah dari penilaian pelayanan Publik oleh Komisi Ombudsman RI dan penilaian Akuntabilitas Kinerja oleh Kemen PAN RB. Kata kunci : Reformasi, BirokrasiKurniasih Mufidayati
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101REPRESENTASI MARXISME DALAM FILM SEJARAH (KajianSemiotika John Fiske Pertentangan Kelas Sosial Pada Film Guru Bangsa Tjokroaminoto)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5075
Film adalah bahasa audio visual yang merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian memproyeksikan dan merepresentasikannya ke dalam layar lebar. Representasi yang ada dalam sebuah film tak selamanya dapat dilihat secara langsung oleh penonton. Terdapat pesan dan ideologi pembuat film yang seringkali luput dari mata telanjang publik. Film Guru Bangsa Tjokroaminoto merupakan salah satu film biografi sejarah yang menceritakan tentang perjuangan Tjokroaminoto untuk melawan kebijakan pemerintah Hindia Belanda serta menghapuskan kesenjangan sosial dalam kehidupan masyarakat saat itu. Dalam film ini terselip banyak pesan dan ideologi tentang masalah sosial, politik, ekonomi dan budaya yang terjadi pada masa penjajahan di negeri ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, tertarik untuk menganalisis representasi yang tersirat dari film sejarah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi ideologi marxisme khususnya pertentangan kelas sosial ditampilkan melalui unsur kostum serta dialog. Fokus dari penelitian ini yaitu bagaimana representasi pertentangan kelas sosial melalui unsur sinematik film mise en scene berupa kostum dan unsur suara berupa dialog. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pisau analisis semiotika John Fiske, yang didukung dengan teori-teori kritis. Hasil penelitian didapatkan representasi ideologi marxisme dalam film ini, khususnya pertentangan kelas social. Representasi marxisme ini divisualisasikan dengan perbedaan kostum yang dipakai para pemain, serta dialog-dialog yang menekankan adanya pertentangan kelas sosial.Visualisasi perbedaan kostum ini memperlihatkan secara jelas bagaimana pertentangan kelas yang ada dalam film ini. Di dalam film ini ditampilkan bahwa kaum proletar tidak banyak melakukan dialog, kaum proletar sebagai kelas sosial bawah ditampilkan hanya menuruti perintah tuannya dan hampir tidak memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya. Kata kunci: Representasi, Marxisme, Film Sejarah, Semiotika John Fiske, Kelas SosialCatur Nugroho, S.sos,. M.IkomAisyah Nurul K
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101REFORMASI BIROKRASI DI DKI JAKARTA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5076
Reformasi Birokrasi di DKI Jakarta memiliki posisi dan peran yang sangat strategis bagi pembangunan ibukota Indonesia. Oleh karena itu kajian dan penelitian tentang reformasi birokrasi di DKI Jakarta, sebagai ibukota negara Indonesia menjadi sangat penting. Penelitian yang bertujuan menganalisis reformasi birokrasi yang sudah dilaksanakan di DKI Jakarta, akan menjawab permasalahan ‘bagaimana reformasi birokrasi dilaksanakan di DKI Jakarta?’. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Beberapa pandangan dan teori menjadi bingkai dalam penelitian ini. Khan (1981) menyampaikan reformasi birokrasi sebagai suatu usaha melakukan perubahan pokok dalam sistem birokrasi untuk mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan lama. Quah (1976) mengatakan bahwa reformasi adalah mengubah proses dan prosedur birokrasi publik dan sikap serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan pembangunan nasional. Kemudian Prasojo (2009:xv), menjelaskan bahwa reformasi merujuk pada upaya yang dikehendaki (intended change), dalam suatu kerangka kerja yang jelas dan terarah, oleh karena itu persyaratan keberhasilan reformasi adalah eksistensi peta jalan (road map), menuju suatu kondisi, status dan tujuan yang ditetapkan sejak awal beserta indikator keberhasilannya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Pemerintah DKI Jakarta sudah melakukan upaya-upaya reformasi birokrasi antara lain dengan disahkannya Pergub No156 Tahun 2016 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019. Namun, capaian reformasi birokrasi masih belum optimal, terbukti dari hasil penilaian yang masih rendah dari penilaian pelayanan Publik oleh Komisi Ombudsman RI dan penilaian Akuntabilitas Kinerja oleh Kemen PAN RB. Kata kunci : Reformasi, BirokrasiKurniasih Mufidayati
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101REFORMASI BIROKRASI DI DKI JAKARTA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5077
Reformasi Birokrasi di DKI Jakarta memiliki posisi dan peran yang sangat strategis bagi pembangunan ibukota Indonesia. Oleh karena itu kajian dan penelitian tentang reformasi birokrasi di DKI Jakarta, sebagai ibukota negara Indonesia menjadi sangat penting. Penelitian yang bertujuan menganalisis reformasi birokrasi yang sudah dilaksanakan di DKI Jakarta, akan menjawab permasalahan ‘bagaimana reformasi birokrasi dilaksanakan di DKI Jakarta?’. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Beberapa pandangan dan teori menjadi bingkai dalam penelitian ini. Khan (1981) menyampaikan reformasi birokrasi sebagai suatu usaha melakukan perubahan pokok dalam sistem birokrasi untuk mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan lama. Quah (1976) mengatakan bahwa reformasi adalah mengubah proses dan prosedur birokrasi publik dan sikap serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan pembangunan nasional. Kemudian Prasojo (2009:xv), menjelaskan bahwa reformasi merujuk pada upaya yang dikehendaki (intended change), dalam suatu kerangka kerja yang jelas dan terarah, oleh karena itu persyaratan keberhasilan reformasi adalah eksistensi peta jalan (road map), menuju suatu kondisi, status dan tujuan yang ditetapkan sejak awal beserta indikator keberhasilannya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Pemerintah DKI Jakarta sudah melakukan upaya-upaya reformasi birokrasi antara lain dengan disahkannya Pergub No156 Tahun 2016 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019. Namun, capaian reformasi birokrasi masih belum optimal, terbukti dari hasil penilaian yang masih rendah dari penilaian pelayanan Publik oleh Komisi Ombudsman RI dan penilaian Akuntabilitas Kinerja oleh Kemen PAN RB. Kata kunci : Reformasi, BirokrasiKurniasih Mufidayati
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101REPRESENTASI MARXISME DALAM FILM SEJARAH (KajianSemiotika John Fiske Pertentangan Kelas Sosial Pada Film Guru Bangsa Tjokroaminoto)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5078
Film adalah bahasa audio visual yang merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian memproyeksikan dan merepresentasikannya ke dalam layar lebar. Representasi yang ada dalam sebuah film tak selamanya dapat dilihat secara langsung oleh penonton. Terdapat pesan dan ideologi pembuat film yang seringkali luput dari mata telanjang publik. Film Guru Bangsa Tjokroaminoto merupakan salah satu film biografi sejarah yang menceritakan tentang perjuangan Tjokroaminoto untuk melawan kebijakan pemerintah Hindia Belanda serta menghapuskan kesenjangan sosial dalam kehidupan masyarakat saat itu. Dalam film ini terselip banyak pesan dan ideologi tentang masalah sosial, politik, ekonomi dan budaya yang terjadi pada masa penjajahan di negeri ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, tertarik untuk menganalisis representasi yang tersirat dari film sejarah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi ideologi marxisme khususnya pertentangan kelas sosial ditampilkan melalui unsur kostum serta dialog. Fokus dari penelitian ini yaitu bagaimana representasi pertentangan kelas sosial melalui unsur sinematik film mise en scene berupa kostum dan unsur suara berupa dialog. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pisau analisis semiotika John Fiske, yang didukung dengan teori-teori kritis. Hasil penelitian didapatkan representasi ideologi marxisme dalam film ini, khususnya pertentangan kelas social. Representasi marxisme ini divisualisasikan dengan perbedaan kostum yang dipakai para pemain, serta dialog-dialog yang menekankan adanya pertentangan kelas sosial.Visualisasi perbedaan kostum ini memperlihatkan secara jelas bagaimana pertentangan kelas yang ada dalam film ini. Di dalam film ini ditampilkan bahwa kaum proletar tidak banyak melakukan dialog, kaum proletar sebagai kelas sosial bawah ditampilkan hanya menuruti perintah tuannya dan hampir tidak memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya. Kata kunci: Representasi, Marxisme, Film Sejarah, Semiotika John Fiske, Kelas SosialCatur , Nugroho, S.sos,. M.IkomAisyah Nurul K
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101REPRESENTASI MARXISME DALAM FILM SEJARAH (KajianSemiotika John Fiske Pertentangan Kelas Sosial Pada Film Guru Bangsa Tjokroaminoto)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5079
Film adalah bahasa audio visual yang merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian memproyeksikan dan merepresentasikannya ke dalam layar lebar. Representasi yang ada dalam sebuah film tak selamanya dapat dilihat secara langsung oleh penonton. Terdapat pesan dan ideologi pembuat film yang seringkali luput dari mata telanjang publik. Film Guru Bangsa Tjokroaminoto merupakan salah satu film biografi sejarah yang menceritakan tentang perjuangan Tjokroaminoto untuk melawan kebijakan pemerintah Hindia Belanda serta menghapuskan kesenjangan sosial dalam kehidupan masyarakat saat itu. Dalam film ini terselip banyak pesan dan ideologi tentang masalah sosial, politik, ekonomi dan budaya yang terjadi pada masa penjajahan di negeri ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, tertarik untuk menganalisis representasi yang tersirat dari film sejarah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi ideologi marxisme khususnya pertentangan kelas sosial ditampilkan melalui unsur kostum serta dialog. Fokus dari penelitian ini yaitu bagaimana representasi pertentangan kelas sosial melalui unsur sinematik film mise en scene berupa kostum dan unsur suara berupa dialog. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pisau analisis semiotika John Fiske, yang didukung dengan teori-teori kritis. Hasil penelitian didapatkan representasi ideologi marxisme dalam film ini, khususnya pertentangan kelas social. Representasi marxisme ini divisualisasikan dengan perbedaan kostum yang dipakai para pemain, serta dialog-dialog yang menekankan adanya pertentangan kelas sosial.Visualisasi perbedaan kostum ini memperlihatkan secara jelas bagaimana pertentangan kelas yang ada dalam film ini. Di dalam film ini ditampilkan bahwa kaum proletar tidak banyak melakukan dialog, kaum proletar sebagai kelas sosial bawah ditampilkan hanya menuruti perintah tuannya dan hampir tidak memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya. Kata kunci: Representasi, Marxisme, Film Sejarah, Semiotika John Fiske, Kelas SosialCatur , Nugroho, S.sos,. M.IkomAisyah Nurul K
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101OBYEKTIVITAS DALAM PENELITIAN KUALITATIF: SEBUAH ISU DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN BERBASIS BUKTI
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5080
<p>Hasil penelitian dalam bidang administrasi publik biasanya akan dijadikan dasar dalam pembuatan kebijakan publik oleh pemerintah yang disebut sebagai kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy). Dalam kenyataannya, pemerintah (birokrat) ada yang meragukan penelitian kualitatif dan lebih memilih menggunakan beragam kecanggihan pengumpulan dan pengolahan data kuantitatif dengan alasan akan sukar untuk diperdebatkan bukan hanya pada tataran obyektivitas dari data yang ada namun juga proses melakukan penelitian itu sendiri. Pada akhirnya metode penelitian dilakukan sesuai dengan pesanan dan bukan dengan alasan kesesuaian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Oleh karena itu penting untuk melihat bagaimana menjaga obyektivitas dalam penelitian kualitatif sehingga kemudian dapat dijadikan dasar dalam pembuatan kebijakan dan menghasilkan kebijakan yang lebih berkualitas. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen (literatur) dan pengalaman penulis sebagai tim ahli dalam beberapa kajian yang dibuat oleh pemerintah.</p><p>Kata kunci: obyektivitas, kebijakan berbasis bukti, pemerintah, administrasi publik</p>Lina Miftahul JannahMuh. Azis MuslimMarcel Angwyn
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101FASILITASI BUDAYA MASYARAKAT DESA PESISIR DAN PERBATASAN DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5081
Program-program pemerintah baik di tingkat pusat dan ditingkat Provinsi serta Kabupaten/Kota dalam memberdayakan masyarakat desa seringkali hasilnya seperti menabur garam dilautan. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang diberikan dalam bentuk pinjaman lunak, kelompok ekonomi bersama, koperasi, dan juga lembaga keuangan mikro belum dapat membuat kemandirian masyarakat desa dalam meningkatkan pendapatan mereka. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan tersebut adalah pengabaian atas aspek budaya (kebiasaan) masyarakat pesisir dan perbatasan di Kepulauan Riau. Penelitian ini bertujuan untuk menawarkan sebuah integrasi sistem ekonomi diantara masyarakat desa, pemerintah desa, serta tauke dalam pengembangan ekonomi masyarakat didesa. Konsep integrasi ini memanfaatkan kebijakan pemerintah yang telah dikeluarkan melalui Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang memberikan kesempatan kepada Desa Untuk membentuk Badan Usaha Milik Desa dengan memanfaatkan potensi ekonomi yang ada di desa. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dilakukan secara partisipatif melalui pengamatan lansung dilapangan serta wawancara mendalam, dan dilengkapi dengan data-data sekunder. Kajian ini menemukan bahwa karakteristik masyarakat desa di pesisir dan perbatasan sudah menjadi bagian dari siklus hidup yang sulit untuk dilakukan perubahan, terutama dalam merubah pola hidup ekonomi masyarakat didesa. Oleh karena itu perlu dilakukan pengintegrasian diantara stakeholder didesa dalam membangun ekonomi masyarakat desa yang lebih mandiri melalui Badan Usaha Milik Desa Key Word : Pemberdayaan Masyarakat, Budaya, Desa Pesisir dan Perbatasan, BUMDes, Kepulauan RiauEndri SanopakaNurbaiti Usman SiamJoe Fernandez
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP KETERLAMBATAN JADWAL PENERBANGAN BERBASIS BISNIS HIGH PERFOMANCE
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5082
Pelaksanaan penerbangan seringkali tidak dapat dilakukan baik dari pihak penumpang, maupun dari pihak maskapai penerbangan. Keterlambatan jadwal penerbangan yang dilakukan oleh maskapai penerbangan disebabkan beberapa faktor alasan tertentu yaitu keterlambatan jadwal penerbangan yang mengakibatkan penumpang dirugikan dari segi waktu, dan tindakan ganti kerugian yang tersebut lama dan rumit. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis konsekuensi hukum PT Angkasa Pura Bandara Husen Sastranegra Bandung berkaitan dengan keterlambatan jadwal penerbangan. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini paradigma critical theory, dengan jenis penelitian kualitatif dan pendekatan socio-legal. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan Bandara Husein Sastranegara Bandung terkait keterlambatan jadwal penerbangan oleh maskapai dengan mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan yang baik, secara tegas mewajibkan pihak maskapai penerbangan untuk bertanggung jawab hanya apabila terjadi keterlambatan, manajemen penginformasikan mengenai keterlambatan penerbangan, serta mengusulkan kepada Pemerintah agar maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia diwajibkan melakukan deposit sebagai jaminan. Sementara aspek hukum terkait keterlambatan jadwal penerbangan adalah penegakan perlindungan hak-hak konsumen melalui pemberian ganti rugi bagi pengguna jasa angkutan udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta perlindungan hukum terhadap penumpang sebagai konsumen yang dirugikan akibat keterlambatan penerbangan. Kata Kunci: Keterlambatan Penerbangan; Perlindungan Hukum Konsumen.Endang SutrisnoDikha Anugrah
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101STRATEGI INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BRAND AWARENESS NET TV
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5083
<p>Saat ini persaingan bisnis televisi sangatlah ketat. Bagaimana tidak pada tahun 2017 terdapat15 stasiun televisi swasta yang bersiaran secara Nasional. Ditengah ketatnya persaingan tersebut, hadirlah stasiun televisi baru yaitu Net TV yang mengusung tagline Televisi Masa Kini. Net TV membidik segmentasi dan target audience yang belum digarap oleh stasiun televisi lain yaitu segmentasi pasar A/B dan target audience para profesional, enterpreneur dan mahasiswa yang tinggal diperkotaan. Guna memenangkan persaingan yang ketat tersebut, Net TV menggunakan strategi Integrated Marketing Communication sebagai upaya untuk meningkatkan brand awareness. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berupaya untuk mengetahui bagaimana strategi Integrated Marketing Communication yang digunakan Net TV dalam meningkatkan brand awareness. Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah untuk menambah referensi dalam penelitian Integrated Marketing Communication dibidang bisnis televisi. Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan dan acuan bagi praktisi media mengenai bagaimana meningkatkan brand awareness dalam industri media. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai sebuah stasiun televisi yang masih tergolong baru, Net TV terus berupaya meningkatkan brand awareness-nya, untuk itu Net TV menggunakan Integrated Marketing Communication dari berbagai elemen komunikasi pemasaran yaitu Advertisements (placement iklan above the line dan below the line), Digital advertising di berbagai sosial media, digital campaign dengan promosi melalui buzzer atau digital influencer, Public Relations dan publikasi, Off-Air events dan media partership. Dengan mengimplementasikan strategi IMC, Net TV dapat meningkatkan brand awareness.</p><p>Kata Kunci: Integrated Marketing Communication, Strategi, Brand awareness, Net TV</p>Dr. Rahmat Edi Irawan, S.Pd. M.IkomDr. Merry Fridha, M.Si
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP KETERLAMBATAN JADWAL PENERBANGAN BERBASIS BISNIS HIGH PERFOMANCE
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5084
Pelaksanaan penerbangan seringkali tidak dapat dilakukan baik dari pihak penumpang, maupun dari pihak maskapai penerbangan. Keterlambatan jadwal penerbangan yang dilakukan oleh maskapai penerbangan disebabkan beberapa faktor alasan tertentu yaitu keterlambatan jadwal penerbangan yang mengakibatkan penumpang dirugikan dari segi waktu, dan tindakan ganti kerugian yang tersebut lama dan rumit. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis konsekuensi hukum PT Angkasa Pura Bandara Husen Sastranegra Bandung berkaitan dengan keterlambatan jadwal penerbangan. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini paradigma critical theory, dengan jenis penelitian kualitatif dan pendekatan socio-legal. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan Bandara Husein Sastranegara Bandung terkait keterlambatan jadwal penerbangan oleh maskapai dengan mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan yang baik, secara tegas mewajibkan pihak maskapai penerbangan untuk bertanggung jawab hanya apabila terjadi keterlambatan, manajemen penginformasikan mengenai keterlambatan penerbangan, serta mengusulkan kepada Pemerintah agar maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia diwajibkan melakukan deposit sebagai jaminan. Sementara aspek hukum terkait keterlambatan jadwal penerbangan adalah penegakan perlindungan hak-hak konsumen melalui pemberian ganti rugi bagi pengguna jasa angkutan udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta perlindungan hukum terhadap penumpang sebagai konsumen yang dirugikan akibat keterlambatan penerbangan. Kata Kunci: Keterlambatan Penerbangan; Perlindungan Hukum Konsumen.Endang SutrisnoDikha Anugrah
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP KETERLAMBATAN JADWAL PENERBANGAN BERBASIS BISNIS HIGH PERFOMANCE
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5085
Pelaksanaan penerbangan seringkali tidak dapat dilakukan baik dari pihak penumpang, maupun dari pihak maskapai penerbangan. Keterlambatan jadwal penerbangan yang dilakukan oleh maskapai penerbangan disebabkan beberapa faktor alasan tertentu yaitu keterlambatan jadwal penerbangan yang mengakibatkan penumpang dirugikan dari segi waktu, dan tindakan ganti kerugian yang tersebut lama dan rumit. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis konsekuensi hukum PT Angkasa Pura Bandara Husen Sastranegra Bandung berkaitan dengan keterlambatan jadwal penerbangan. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini paradigma critical theory, dengan jenis penelitian kualitatif dan pendekatan socio-legal. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan Bandara Husein Sastranegara Bandung terkait keterlambatan jadwal penerbangan oleh maskapai dengan mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan yang baik, secara tegas mewajibkan pihak maskapai penerbangan untuk bertanggung jawab hanya apabila terjadi keterlambatan, manajemen penginformasikan mengenai keterlambatan penerbangan, serta mengusulkan kepada Pemerintah agar maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia diwajibkan melakukan deposit sebagai jaminan. Sementara aspek hukum terkait keterlambatan jadwal penerbangan adalah penegakan perlindungan hak-hak konsumen melalui pemberian ganti rugi bagi pengguna jasa angkutan udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta perlindungan hukum terhadap penumpang sebagai konsumen yang dirugikan akibat keterlambatan penerbangan. Kata Kunci: Keterlambatan Penerbangan; Perlindungan Hukum Konsumen.Endang SutrisnoDikha Anugrah
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP KETERLAMBATAN JADWAL PENERBANGAN BERBASIS BISNIS HIGH PERFOMANCE
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5086
Pelaksanaan penerbangan seringkali tidak dapat dilakukan baik dari pihak penumpang, maupun dari pihak maskapai penerbangan. Keterlambatan jadwal penerbangan yang dilakukan oleh maskapai penerbangan disebabkan beberapa faktor alasan tertentu yaitu keterlambatan jadwal penerbangan yang mengakibatkan penumpang dirugikan dari segi waktu, dan tindakan ganti kerugian yang tersebut lama dan rumit. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis konsekuensi hukum PT Angkasa Pura Bandara Husen Sastranegra Bandung berkaitan dengan keterlambatan jadwal penerbangan. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini paradigma critical theory, dengan jenis penelitian kualitatif dan pendekatan socio-legal. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan Bandara Husein Sastranegara Bandung terkait keterlambatan jadwal penerbangan oleh maskapai dengan mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan yang baik, secara tegas mewajibkan pihak maskapai penerbangan untuk bertanggung jawab hanya apabila terjadi keterlambatan, manajemen penginformasikan mengenai keterlambatan penerbangan, serta mengusulkan kepada Pemerintah agar maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia diwajibkan melakukan deposit sebagai jaminan. Sementara aspek hukum terkait keterlambatan jadwal penerbangan adalah penegakan perlindungan hak-hak konsumen melalui pemberian ganti rugi bagi pengguna jasa angkutan udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta perlindungan hukum terhadap penumpang sebagai konsumen yang dirugikan akibat keterlambatan penerbangan. Kata Kunci: Keterlambatan Penerbangan; Perlindungan Hukum Konsumen.Endang SutrisnoDikha Anugrah
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101PERAN MEDIA MASSA DALAM EDUKASI PENYADARAN SATWA DILINDUNGI (STUDI KASUS PENAYANGAN KAKAKTUA DILINDUNGI DI NET TV DAN TRANS TV)
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/iqra/article/view/5087
Peran dan fungsi media massa dalam masyarakat sangat besar. Mengacu pada pemikiran McQuail, salah satu peran media massa adalah cerminan dari perilaku masyarakat yang diwakilinya. Melalui pemikiran media massa maka kita dapat memahami bagaimana opini dan perilaku masyarakat tersebut. Dalam konteks perlindungan lingkungan khususnya satwa dilindungi, peran media massa di Indonesia masih jauh dari fungsinya sebagai fasilitator edukasi masyarakat. Riset ini menunjukkan betapa rentannya media massa arus utama khususnya televisi dalam menayangkan satwa dilindungi dalam program hiburan mereka. Di sisi lain, media massa arus utama juga beberapa kali memuat kasus penyelundupan satwa dilindungi dan penangkapan pedagang satwa tersebut. Hal ini seharusnya memberikan masukan kepada pengelola media tersebut bahwa satwa dilindungi tidak boleh diperjual belikan, diburu, dikonsumsi, dan dipelihara tanpa ijin yang jelas dari pihak berwenang. Dengan menggunakan studi kasus intrinsik dari Stake, serta pisau analisis menggunakan teori jurnalisme lingkungan, komunikasi lingkungan, dan teori konservasi satwa, riset ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam menggali pemahaman pengelola media Net TV dan Trans TV dalam kasus penayangan satwa dilindungi khususnya burung Kakaktua dalam program hiburan mereka. Hasil riset ini menunjukkan adanya ketidakpahaman pada pengelola program hiburan tersebut tentang peraturan mengenai satwa dilindungi seperti yang tercantum dalam peraturan Pemerintah no 7 tahun 1999 tentang Pemanfaatan dan Pengelolaan Tanaman dan Satwa Liar Dilindungi, serta Undang-Undang no 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Umumnya mereka mencari sensasi dalam penayangan satwa tersebut dan tidak mencari tahu tentang aturan-aturan ini. Dampak dari penayangan ini dapat memberi pengaruh yang buruk secara signifikan kepada khalayaknya. Kata Kunci : Komunikasi Lingkungan, Satwa Dilindungi, Jurnalisme Lingkungan, Media Massa, Studi KasusHerlina AgustinDadang Rahmat Hidayat
##submission.copyrightStatement##
2021-04-092021-04-09101