Stres Pada Wanita Yang Mengalami Dating Violence di Usia Dewasa Awal : Bagaimana Peran Resiliensi?
Abstract
The phenomenon of dating violence is more women than men. WHO (World Health Organization) also states that 1 in 3 women in the world experience violence, even 1 in 4 women in developed countries also experience violence up to 25%. This study aims to determine the relationship between resilience and stress in early adult women who experience dating violence. This study used a quantitative correlation approach with 100 subjects. From the results of the research data analysis, the Spearman-Rho test has been carried out which shows a significance level of 0.418 with Sig = 0.000 or p <0.05. That is, the higher the level of resilience provided, the higher the stress on women who experience dating violence and vice versa, the lower the resilience, the less stress they experience.
Fenomena dating violence lebih banyak wanita dibanding dengan pria. WHO (World Health Organization) juga menyatakan bahwa 1 dari 3 perempuan di dunia mengalami kekerasan, bahkan 1 dari 4 perempuan di negara maju juga mengalami kekerasan hingga mencapai 25%. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dengan stres pada wanita dewasa awal yang mengalami dating violence. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif Korelasional dengan jumlah subjek 100 orang. Dari hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan pengujian spearman-rho yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,418 dengan Sig=0,000 atau p<0,05. Artinya, semakin tinggi tingkat resiliensi yang diberikan maka semakin tinggi pula stres pada wanita yang mengalami dating violence begitu pula sebaliknya, semakin kecil resiliensi maka semakin kecil pula stres yang dialami.