https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/issue/feed JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia 2025-03-13T10:16:32+00:00 Andik Matulessy jiwa@untag-sby.ac.id Open Journal Systems <p><strong>JIWA: Indonesian Journal of Psychology</strong>&nbsp;is a peer-reviewed journal published by the Faculty of Psychology, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia journal is published every September, December, Maret, and June. JIWA: Indonesian Journal of Psychology gives readers access to download articles for free. JIWA: Indonesian Journal of Psychology accepts articles in the field of psychology and is not limited to educational, developmental, clinical, industrial, and organizational psychology</p> https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12603 Work Engagement pada Mahasiswa Bekerja: Bagaimana Peran Regulasi Emosi dan Persepsi Dukungan Organisasi? 2025-03-13T10:16:08+00:00 Muhammad Robby Firdaus muhammadrobby9859@gmail.com Diah Sofiah muhammadrobby9859@gmail.com Yanto Prasetyo muhammadrobby9859@gmail.com <p>Secara global, sekitar 85% karyawan merasa tidak terlibat dalam pekerjaan mereka. Di Asia Tenggara, hanya 19% karyawan yang merasa engaged, Di Indonesia, sekitar 76% karyawan melaporkan bahwa mereka tidak engaged dengan pekerjaan mereka, menjadikannya salah satu negara dengan tingkat disengagement tertinggi di Asia Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta menganalisis hubungan antara regulasi emosi dan persepsi dukungan organisasi dengan <em>work engagement,</em> serta menjawab beberapa rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan purposive sempling dengan 384 responden. Hasil penelitian ini hasil penelitian menunjukkan bahwa regulasi emosi dan persepsi dukungan organisasi secara simultan memiliki hubungan yang signifikan dengan <em>work engagement.</em> Adapun Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa regulasi emosi memiliki hubungan positif yang signifikan dengan work engagement. Sedangkan pada hipotesis ketiga Hasil pengujian hipotesis ketiga mengungkapkan bahwa persepsi dukungan organisasi memiliki hubungan yang signifikan dengan <em>work engagement. </em></p> 2025-02-07T13:30:49+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12613 Motivasi Belajar dengan Kemandirian Belajar pada Siwa Sekolah Menengah Pertama 2025-03-13T10:16:09+00:00 Dedy Ardito Putra Manta dedyardito@gmail.com Isrida Yul Arifiana dedyardito@gmail.com Mamang Efendy dedyardito@gmail.com <p><em>This research aims to determine the relationship between learning motivation and learning independence in junior high school students. This research is a type of quantitative research.&nbsp; The population in this study was 800 students at Smpn 33 Surabaya. The sample in the study amounted to 260 students with the sampling technique using the Accidental Sampling Technique. This research instrument uses a learning motivation scale with aspects proposed by Sardiman (2013) and a learning independence scale with aspects proposed by Song &amp; Hill (2007). The data analysis method in this research uses Person Correlation Product Moment with the help of IBM SPSS for Windows. The results of the correlation analysis between learning motivation and learning independence produce significant values, meaning that there is a significant positive relationship between learning motivation and learning independence in junior high school students. where the higher the learning motivation, the higher the learning independence in junior high school students, and conversely the lower the learning motivation, the lower the learning independence in junior high school students. This means that the hypothesis proposed in this research is accepted. The implications of this research show that increasing learning motivation is the foundation for building learning independence in junior high school students.</em></p> <p>&nbsp;</p> 2025-02-07T13:46:12+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12614 Regulasi Diri Belajar dengan Kesejahteraan Psikologis pada Siswa Sekolah Menengah Pertama 2025-03-13T10:16:09+00:00 Astria Ramadanti astriaramadanti03@gmail.com Herlan Pratikto astriaramadanti03@gmail.com Suhadianto Suhadianto astriaramadanti03@gmail.com <p>Kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting bagi siswa. Siswa yang memiliki kesejahteraan psikologis yang baik akan merasa sejahtera dan bahagia dalam hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara regulasi diri belajar dengan kesejahteraan psikologis pada siswa sekolah menengah pertama. Metode penelitian adalah kuantitatif korelasional dengan jumlah responden sebanyak 260 siswa yang diambil menggunakan teknik <em>stratified random sampling</em>. Instrument pengumpulan data pada penelitian ini melalui observarsi partisipan. Terdapat 2 skala yaitu skala regulasi diri belajar dan skala kesejahteraan psikologis. Arah hubungan regulasi diri belajar dengan kesejahteraan psikologis adalah positif yang artinya semakin tinggi regulasi diri belajar pada siswa maka semakin tinggi juga kesejahteraan psikologis. Maka dapat menjawab hipotesis dalam penelitian ini yaitu hipotesis diterima, yaitu ada hubungan positif antara regulasi diri belajar dengan kesejahteraan psikologis pada siswa sekolah menengah pertama.</p> 2025-02-07T14:00:16+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12626 Kecerdasan Emosional dengan Kecenderungan Alexithymia pada Remaja 2025-03-13T10:16:10+00:00 Nadya Okta Riana ndyanaaa22@gmail.com Andik Matulessy andikmatulessy@untag-sby.ac.id Nindia Pratitis nindia@untag-sby.ac.id <p><em>Masa remaja seringkali diwarnai dengan perubahan biologis dan emosional yang dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis. Alexithymia, atau ketidakmampuan untuk mengidentifikasi dan mengomunikasikan emosi, merupakan salah satu kesulitan utama yang dihadapi dan dapat menghambat interaksi sosial dan kesejahteraan mental. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara kecenderungan Alexithymia remaja dan kecerdasan emosional. Pendekatan kuantitatif menggunakan metodologi korelasional deskriptif digunakan. 390 remaja berusia antara 13 dan 18 tahun yang dipilih secara acak menjadi sampel penelitian. Formulir Google dengan skala Likert digunakan untuk mengumpulkan data daring. Temuan penelitian menunjukkan korelasi positif yang kuat antara kecenderungan Alexithymia dan kecerdasan emosional. Remaja dengan kecerdasan emosional yang lebih tinggi tampaknya kurang rentan terhadap alexithymia. Penelitian ini memberikan wawasan bagi pengembangan intervensi psikologis untuk membantu remaja mengelola tantangan emosional mereka.</em></p> 2025-02-07T14:10:28+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12630 Regulasi Diri dan Fear of Missing Out (FOMO) pada Mahasiswa Pengguna TikTok 2025-03-13T10:16:11+00:00 Ma'rifatullillah Destiana Cahyati marifatullillahdestianac@gmail.com Suhadianto Suhadianto suhadianto@untag-sby.ac.id Karolin Rista karolinrista@untag-sby.ac.id <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>FOMO is the fear of losing social opportunities that is closely related to the use of the internet and social media, one of which is TikTok. Self-regulation is behavior or management of thoughts and behaviors based on oneself. </em><em>This research aims to examine the relationship between self-regulation and fear of missing out (FoMO) in student users of TikTok. The sample from this research was 175 students who used TikTok aged 18-25 years in Surabaya. This research uses descriptive quantitative methods with correlational techniques. The instruments used consist of the FoMO scale with 16 items, and the self-regulation scale with 25 items which have been tested for validity and reliability. Data analysis was carried out using the Spearman rho correlation test to evaluate the influence of the independent variable (self-regulation) on the dependent variable (fear of missing out) or FoMO. The results of the analysis show that self-regulation has a significant negative relationship with fear of missing out (p &lt; 0.05). In other words, the higher the fear of missing out, the lower the self-regulation, and conversely, the lower the fear of missing out, the higher the level of self-regulation.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Fear of Missing Out, Self-Regulation, TikTok</em></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p>FOMO adalah ketakutan kehilangan kesempatan sosial yang erat kaitannya dengan penggunaan internet dan sosial media, salah satunya TikTok. Regulasi diri adalah perilaku atau pengelolaan pikiran dan perilaku yang didasari oleh diri sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara regulasi diri dengan fear of missing out (FoMO) pada mahasiswa pengguna TikTok. Sample dari penelitian ini adalah mahasiswa pengguna TikTok di yang berusia 18-25 tahun di Surabaya yaitu 175 orang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan teknik korelasional. Instrumen yang digunakan terdiri dari skala FoMO dengan 16 item, dan skala regulasi diri 25 item yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman rho untuk mengevaluasi pengaruh variabel bebas (regulasi diri) terhadap variabel terikat (fear of missing out) atau FoMO. Hasil analisis menunjukkan bahwa regulasi diri memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap fear of missing out (p &lt; 0,05). Dengan kata lain, semakin tinggi fear of missing out maka semakin rendah regulasi diri, dan sebaliknya semakin rendah fear of missing out maka semakin tinggi tingkat regulasi diri.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Kata kunci:</em></strong><em> Fear of Missing Out, Regulasi Diri, TikTok</em></p> 2025-02-07T14:18:41+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12642 Kepribadian Conscientiousness dan Cyberslacking pada Mahasiswa 2025-03-13T10:16:12+00:00 Syafira Putri Aisyah psyafira10@gmail.com Andik Matulessy psyafira10@gmail.com Nindia Pratitis psyafira10@gmail.com <p>Cyberslacking merupakan perilaku mahasiswa yang memanfaatkan internet untuk aktivitas non-akademik selama perkuliahan sedang berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian conscientiousness dengan cyberslacking pada mahasiswa di Surabaya. Metode penelitian menggunakan kuantitatif korelasional dengan jumlah responden sebanyak 377 mahasiswa aktif di Surabaya yang diambil dengan teknik simple random sampling. Skala penelitian menggunakan skala kepribadian conscientiousness diambil dari aspek Costa dan McCrae (1992) dan skala cyberslacking dari aspek Akbulut. dkk (2016). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepribadian conscientiousness dengan cyberslacking pada mahasiswa. Diharapkan mahasiswa dapat menghindari cyberslacking agar dapat meningkatkan produktivitas belajar, fokus pada tujuan akademik, dan mengoptimalkan waktu untuk kegiatan bermanfaat.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Kepribadian Conscientiousness, Cyberslacking, Mahasiswa.</p> 2025-02-07T14:27:30+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12643 Self Esteem pada Pengguna Filter Instagram di Kalangan Mahasiswa Perempuan ditinjau dari Prespektif Body Image 2025-03-13T10:16:12+00:00 Robertus Putra Setiawan Setiawanputra629@gmail.com Diah Sofiah Setiawanputra629@gmail.com Etik Darul Muslikah Setiawanputra629@gmail.com <p>Penggunaan filter Instagram seringkali menjadi salah satu cara pelajar untuk mempercantik penampilannya di media sosial. Namun penggunaan filter ini dapat menimbulkan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh aslinya; Apalagi jika tingkat kecantikan yang mereka gambarkan sulit dicapai di dunia nyata. Mengandalkan filter ini dapat memengaruhi citra tubuh dan harga diri pengguna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan body image dengan harga diri pada mahasiswa psikologi. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dan metode kuantitatif untuk menganalisis hubungan dua variabel. Skala pengukuran “ Body image” dan skala pengukuran “Self-Esteem” diuji validitas dan reliabilitasnya. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji korelasi product moment Pearson. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara body image dengan harga diri. Hubungan ini membuat individu menjadi lebih positif terhadap tubuhnya. Hal ini menunjukkan harga diri yang tinggi. Sebaliknya, orang yang memiliki citra tubuh negatif memiliki harga diri yang rendah. Filter Instagram memungkinkan individu dapat meningkatkan persepsi citra tubuh dan meningkatkan harga diri. Namun penelitian ini menemukan bahwa orang dengan citra tubuh rendah menggunakan filter untuk memenuhi ekspektasi sosial dan penerimaan diri di media sosial. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat beberapa individu yang mengunakan filter adalah individu dengan body image positif dan juga self esteem yang tinggi, sehingga individu tersebut mengunakan filter bertujuan untuk memperkuat citra diri dan juga harga dirinya</p> 2025-02-09T13:03:15+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12629 Resiliensi pada Gen Z: Bagaimana Peranan Optimisme? 2025-03-13T10:16:13+00:00 Sri Indah Septiani Putri sriindah.2209@gmail.com Niken Titi Pratitis nikenpratitis@untag-sby.ac.id Isrida Yul Arifiana isrida@untag-sby.ac.id <p><em>This research is motivated by the phenomenon of the inability of generation z to face stressful conditions, which makes individuals have low fighting power. Based on this background, the problem in this study is how optimism in generation z. Participants in this study are generation z determined using simple random sampling techniques. The data collection method in this study is a questionnaire in the form of a google form using the Likert scale. The statistical method uses product moment correlation. The results of this study show that optimism significantly positively affects resilience. This means that the optimism variable is significantly correlated with the resilience variable, so the research hypothesis that there is a significant correlation between the optimism variable and resilience is accepted.</em><em><br><br></em></p> <p><em>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena ketidakmampuan generasi z menghadapi kondisi yang menekan, dimana hal tersebut membuat individu memiliki daya juang yang rendah. Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana optimisme pada generasi z. Partisipan dalam penelitian ini adalah generasi z yang ditentukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Metode pengumpulan data pada penelitian ini kuesioner berupa google form dengan menggunakan skala Likert. Metode statistik menggunakan korelasi product moment. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa optimisme secara signifikan positif mempengaruhi resiliensi. Artinya, variabel optimisme berkorelasi secara signifikan dengan variabel resiliensi maka hipotesa penelitian yang menyebutkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara variabel optimisme dengan resiliensi, diterima.</em></p> 2025-02-09T13:46:22+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12653 Memaafkan untuk Bahagia: Kunci Kesejahteraan Remaja Pasca Putus Cinta 2025-03-13T10:16:14+00:00 Intan Navulani intannavulani578@gmail.com Herlan Pratikto intannavulani578@gmail.com Suhadianto Suhadianto intannavulani578@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara forgiveness dengan subjective well-being pada remaja yang mengalami putus cinta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini berjumlah 200 remaja yang mengalami putus cinta di Sidoarjo, berusia 16-19 tahun. Cara pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling. Pwngambilan data penelitian ini menggunakan skala forgiveness dan subjective well-being. Instrumen pada penelitian ini menggunakan skala likert, metode untuk analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dengan menggunakan bantuan SPSS 27 For Windows. Berdasarkan analisis data diperoleh koefisien r = 0,743 dengan nilai signifikansi p = 0,001 (p&lt;0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara Forgiveness dengan Subjective Well-Being. Adanya korelasi positif yang artinya semakin tinggi forgiveness maka semakin tinggi pula subjective well-being tersebut.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Memaafkan, Kesejahteraan Subjektif, Putus Cinta, Remaja.</p> 2025-02-09T13:56:50+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12666 Interaksi Self-Compassion dan Dukungan Sosial terhadap Tingkat Loneliness pada Mahasiswa Perantauan di Surabaya 2025-03-13T10:16:14+00:00 Meicha Lady Rosstiana Meichaladyross@gmail.com Sahat Saragih Meichaladyross@gmail.com Yanto Prasetyo Meichaladyross@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara <em>self compassion </em>dan dukungan sosial dengan <em>loneliness </em>pada mahasiswa rantau di surabaya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode kuantitatif korelasional. Responden dalam penelitian ini berjumlah 104 mahasiswa rantau Fakultas Psikologi Universitas 17 agustus 1945 surabaya. Hasil analisis regresi berganda menunjukan bahwa hubungan antara <em>self compassion </em>&nbsp;dan dukungan sosial secara simultan dengan <em>loneliness </em>memperoleh nilai F = 71.144 dengan signifikasi 0,000 &lt; 0,05 yang berarti terdapat hubungan negatif yang signifikan antara <em>self compassion</em> dan dukungan sosial dengan <em>loneliness</em> pada mahasiswa rantau di surabaya. Hasil uji parsial pada variabel <em>self compassion</em> memperoleh nilai (β= -0,526; t= -8,155) dengan signifikasi 0,001 &lt; 0,05 yang berarti terdapat hubungan negatif yang signifikan antara <em>self compassion</em> dengan <em>loneliness</em> sehingga semakin tinggi perilaku <em>loneliness</em>, maka semakin rendah <em>self compassion</em> yang dimiliki. Sedangkan hasil uji parsial pada variabel dukungan sosial memperoleh nilai (β= -0,499; t= -7,737) dengan signifikasi 0,001 &lt; 0,05 yang berarti terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial dengan <em>loneliness</em> sehingga semakin tinggi perilaku <em>loneliness</em>, maka semakin rendah dukungan sosial yang dimiliki</p> 2025-02-09T14:13:05+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12679 H Hardiness Generasi Z di Era Modern: Perspektif Religiositas dan Optimisme 2025-03-13T10:16:15+00:00 Siti Farihah rikhawoles@gmail.com Andik Matulessy rikhawoles@gmail.com Nindia Pratitis rikhawoles@gmail.com <p>Generasi Z yang terlahir di era digital cenderung lebih menghadapi berbagai macam tantangan dan permasalahan. Oleh karena itu gen Z membutuhkan sikap hardiness sebagai kemampuan mereka dalam menghadapi berbagai macam persoalan tersebut. Ada dua faktor penting yang dapat mempengaruhi hardiness dalam diri gen Z, yakni religiositas, serta optimisme yang sama-sama memberikan suatu dorongan untuk tetap bertahan dalam segala situasi. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara religiositas dan optimisme dengan hardiness pada gen Z yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan kesadaran akan pentingnya hardiness. Penelitian ini menggunakan metode korelasional, dan sampel terdiri dari 220 responden gen Z berusia 18-25 tahun yang berada di Surabaya dari hasil ketentuan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan tiga skala psikologis, skala religiositas, optimisme dan hardiness, serta menggunakan teknik analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini mendapatkan hasil yang membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara religiositas dan optimisme dengan hardiness pada gen Z, yang akhirnya dapat ditarik kesimpulan jika semakin tinggi tingkat religiositas dan optimisme yang dimiliki gen Z maka semakin tinggi pula hardinessnya, begitupun sebaliknya.</p> 2025-02-09T14:24:55+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12528 Komunikasi Interpersonal dan Regulasi Emosi sebagai Prediktor Persepsi Hubungan Romantis pada Masa Dewasa Awal 2025-03-13T10:16:16+00:00 Yuni Setiawati yunisetyawatiti123@gmail.com Herlan Pratikto yunisetyawatiti123@gmail.com Mamang Efendy yunisetyawatiti123@gmail.com <p>The perception of romantic relationships is when individuals find meaning in a relationship that leads to emotional and physical bonds with their partner and efforts to build a long-term relationship. This study aims to determine the relationship between interpersonal communication and emotion regulation with the perception of romantic relationships among married couples. The research method used a correlational quantitative research method with a total of 139 participants selected through snowball sampling. The research scale uses the romantic relationship perception scale taken from Schaefer &amp; Olson (1981), the interpersonal communication scale from Rubin et al. (1988), and the emotion regulation scale from Gratz &amp; Roemer (2004). The research results indicate that there is a positive relationship between interpersonal communication and emotion regulation with the perception of romantic relationships. This means that the higher the interpersonal communication and emotion regulation, the higher the perception of romantic relationships. Conversely, if there is a decrease in interpersonal communication and emotional regulation, the perception of romantic relationships will also decline.</p> 2025-02-09T14:36:51+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12699 Wanita Lajang dan Kesepian: Menggali Hubungan antara Keyakinan Diri dan Dukungan Sosial 2025-03-13T10:16:18+00:00 Mufarrohah Mufarrohah mufarrohah474@gmail.com Suroso Suroso mufarrohah474@gmail.com Karolin Rista mufarrohah474@gmail.com <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Self efficacy dan Dukungan sosial dengan Loneliness pada Wanita Lajang di Dewasa Awal.. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah 150 responden yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial dengan loneliness pada wanita lajang diusia dewasa awal. Artinya semakin tinggi dukungan sosial maka loneliness semakin rendah, sebaliknya semakin rendah dukungan sosial pada seseorang maka semakin tinggi loneliness yang dialami seseorang. terdapat hubungan positif antara self efficacy dengan loneliness pada wanita lajang diusia dewasa awal. Artinya semakin tinggi self efficacy seseorang maka semakin tinggi loneliness pada seseorang, sebaliknya semakin rendah self efficacy seseorang maka semakin rendah tingkat loneliness pada seseorang.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><em>&nbsp;</em></p> 2025-03-10T11:45:55+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12703 Kecemasan Sosial Korban Bullying: Bagaimana Peran Perilaku Asertif dan Regulasi Diri? 2025-03-13T10:16:18+00:00 Aninditha Azzahra andiza1912@gmail.com IGAA Noviekayati andiza1912@gmail.com Amherstia Pasca Rina andiza1912@gmail.com <p>Kecemasan sosial dapat diartikan sebagai pengalaman rasa takut, cemas atau khawatir terhadap situasi sosial dan takut dievaluasi oleh teman sebaya maupun orang lain. Faktor internal seperti perilaku asertif dan regulasi diri diduga berperan dalam menurunkan kecemasan sosial korban bullying pada siswa SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku asertif dan regulasi diri dengan kecemasan sosial korban bullying pada siswa SMA. Populasi penelitian ini sebanyak 127 dengan sampel 101 siswa salah satu SMA Muhammadiyah Surabaya yang dipilih menggunakan Quota Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan jika tidak adanya hubungan yang signifikan antara perilaku asertif dan regulasi diri dengan kecemasan sosial (F= 0.553 dengan signifikansi 0,577 (p &gt; 0.05)). Temuan ini menunjukkan jika masih ada kesempatan untuk peneliti lain untuk mengeksplor hubungan variabel antar ini.</p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci:</em></strong> <em>Kecemasan Sosial, Korban Bullying, Perilaku Asertif, Regulasi Diri siswa SMA</em></p> 2025-03-10T11:47:16+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12706 FOMO pada Remaja Pengguna Media Sosial: Adakah Peranan Kecemasan Sosial dan Harga Diri? 2025-03-13T10:16:19+00:00 Trezani Sabneno trezaniecca14@gmail.com Tatik Meiyuntariningsih tatikmeiyun@untag-sby.ac.id Akta Ririn Aristawati akta_ririn@untag-sby.ac.id <p><em>Fear of Missing Out (FOMO) merujuk pada kondisi di mana individu memiliki dorongan kuat untuk terus memantau aktivitas orang lain secara daring di media sosial. </em><em>Hal ini sering memunculkan rasa cemas ketika individu membandingkan dirinya dengan orang lain yang dianggap lebih sukses. Beberapa faktor yang diyakini mempengaruhi FOMO meliputi harga diri, kecemasan sosial, dan interaksi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kecemasan sosial dan harga diri dengan tingkat FOMO pada remaja pengguna media sosial. Pendekatan yang digunakan adalah metode kuantitatif korelasional, dengan melibatkan 130 remaja Surabaya berusia 12-19 tahun sebagai responden. Responden dipilih menggunakan teknik quota sampling. Instrumen penelitian mencakup tiga skala, yakni skala FOMO berdasarkan aspek yang dikembangkan oleh Przybylski, dkk (2013), skala kecemasan sosial dari aspek yang disusun oleh La Greca &amp; Lopez (Akbar &amp; Faryansyah, 2018), serta skala harga diri yang merujuk pada aspek Coopersmith (Nafeesa &amp; Novita, 2021). Data dianalisis menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa kecemasan sosial dan harga diri secara simultan memiliki hubungan yang signifikan dengan FOMO. Secara parsial, terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecemasan sosial dengan FOMO. Sebaliknya, hubungan negatif yang signifikan ditemukan antara harga diri dengan FOMO, menunjukkan bahwa semakin rendah harga diri individu, semakin tinggi tingkat FOMO yang dialaminya.</em></p> 2025-03-10T11:48:16+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12716 Keterikatan Akademik pada Mahasiswa: Bagaimana Peranan Dukungan Sosial dan Efikasi Diri Akademik? 2025-03-13T10:16:20+00:00 Mohammad Indra Rakib Indrarkb@gmail.com Andik Matulessy Indrarkb@gmail.com Suhadianto Suhadianto Indrarkb@gmail.com <p>There are four significant roles of academic engagement in the learning process: creating <br>productive learning, predicting how well students perform in their studies, providing <br>educational institutions with considerations for necessary interventions, and offering <br>feedback to educators regarding the effectiveness of their teaching. This study aims to <br>analyze the relationship between social support and academic self-efficacy with academic <br>engagement. The research employs a quantitative correlational method with a total of 285 <br>student respondents selected through random sampling. The study utilizes parametric <br>multiple linear regression analysis techniques. The findings indicate a significant positive <br>correlation between social support and academic self-efficacy with academic engagement, <br>both individually and collectively. Additionally, it was found that social support and academic <br>self-efficacy account for 52.2% of the variance in academic engagement. Through social <br>support and academic self-efficacy, students can enhance their academic engagement, <br>enabling them to face academic challenges optimally.</p> 2025-03-10T11:49:18+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12704 Resiliensi dan Dukungan Sosial: Strategi Mengurangi Parenting Stress pada Ibu yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus 2025-03-13T10:16:21+00:00 Sherlyta Ayu Aprillia aprilliasherlyta@gmail.com Tatik Meiyuntariningsih aprilliasherlyta@gmail.com Hetti Sari Ramadhani aprilliasherlyta@gmail.com <p>Ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus tentunya dihadapkan dengan tantangan pengasuhan yang lebih rumit dibandingkan ibu dengan anak normal, sehingga mudah sekali memicu timbulnya <em>parenting stress</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan <em>parenting stress </em>pada ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah subjek 53 ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Teknik pengambilan data menggunakan metode purposive sampling. Data diambil dengan mengaplikasikan skala <em>parenting stress</em>, skala resiliensi dan skala dukungan sosial. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiliensi dan dukungan sosial memiliki hubungan simultan dengan <em>parenting stress</em>. Uji parsial menunjukkan bahwa variabel resiliensi maupun dukungan sosial memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan <em>parenting stress </em>Tingkat resiliensi dan sukungan sosial yang tinggi maka tingkat parenting stress ibu akan rendah. Sebaliknya jika tingkat resiliensi dan dukungan sosial rendah, maka tingkat parenting stress pada ibu cenderung tinggi.</p> 2025-03-10T11:50:21+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12719 Self Compassion dan Dukungan Sosial: Kunci Mengatasi Quarter Life Crisis Gen Z 2025-03-13T10:16:21+00:00 Ninda Widya Setyowati S nindasetyowati11@gmail.com Sahat Saragih nindasetyowati11@gmail.com Yanto Prasetyo nindasetyowati11@gmail.com <p><strong><em>Abstract </em></strong></p> <p><em>This study was conducted to explore the relationship between self compassion and social support and the quarter life crisis for Gen Z social media users. The application of correlational quantitative methods was used in this study involving 183 participants aged 20–27 years. Research data was obtained through distributing Likert scale-based questionnaires which included three main variables: self compassion, social support, and quarter life crisis. Research findings indicate a significant negative relationship between self compassion and social support and quarter life crisis. Self compassion encourages individuals to be more accepting of life's challenges, while social support provides a sense of emotional security and reduces psychological stress. The variables self compassion and social support simultaneously play an important role in supporting Generation Z in facing changes towards adulthood.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Generation Z; quarter life crisis; self compassion; social media; social support</em></p> <p><strong><em>Abstrak </em></strong></p> <p><em>Studi ini dilakukan untuk mengeksplorasi keterkaitan antara self compassion dan dukungan sosial dengan quarter life crisis bagi pengguna media sosial Gen Z. Penerapan metode kuantitatif korelasional digunakan dalam studi ini dengan melibatkan 183 partisipan berusia 20–27 tahun. Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner berbasis skala Likert yang mencakup tiga variabel utama: self compassion, dukungan sosial, dan quarter life crisis. Temuan penelitian mengindikasikan hubungan negatif yang signifikan antara self compassion dan dukungan sosial dengan quarter life crisis. Self compassion mendorong individu untuk lebih menerima tantangan hidup, sementara dukungan sosial memberikan rasa aman emosional dan mengurangi stres psikologis. Variabel self compassion dan dukungan sosial secara bersamaan memegang peranan penting dalam mendukung Generasi Z menghadapi perubahan menuju kedewasaan.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci:</em></strong><em> dukungan sosial; Generasi Z; media sosial; quarter life crisis; self compassion</em></p> 2025-03-10T12:04:17+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12717 Internal Locus of Control dan Manajemen Waktu: Kunci Atasi Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Berorganisasi 2025-03-13T10:16:22+00:00 Muhammad Mauris Firdaus maurisfirdaus@gmail.com Diah Sofiah diahsofiah@untag-sby.ac.id Hikmah Husniyah Farhanindya hfarhanindya@untag-sby.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara internal locus of control, manajemen waktu, dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang aktif dalam organisasi. Prokrastinasi akademik sering menjadi tantangan bagi mahasiswa, terutama mereka yang harus menyeimbangkan tugas akademik dengan tanggung jawab organisasi. Dengan pendekatan kuantitatif, data dikumpulkan dari mahasiswa organisasi di sebuah Universitas Swasta di Surabaya. Analisis menggunakan regresi linier berganda menunjukkan hubungan signifikan antara internal locus of control dan manajemen waktu terhadap prokrastinasi akademik (R = 0,043, p &lt; 0,05). Mahasiswa dengan internal locus of control tinggi cenderung memiliki manajemen waktu yang lebih baik, sehingga mampu meminimalkan prokrastinasi akademik. Temuan ini memberikan kontribusi penting dalam pengembangan program intervensi yang berfokus pada peningkatan manajemen waktu dan penguatan internal locus of control guna mengurangi prokrastinasi akademik di kalangan mahasiswa.</p> 2025-03-10T12:14:17+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12725 Sense of Belongingness dan Academic Engagement pada Mahasiswa: Peran Psychological Well-Being sebagai Mediator 2025-03-13T10:16:23+00:00 Nadifah Nadifah wangnadifa22@gmail.com Eben Ezer Nainggolan ebenezer@untag-sby.ac.id Etik Darul Muslikah etikdarul@untag-sby.ac.id <p><em>Rendahnya academic engagement dapat memunculkan berbagai permasalahan baru yang berhubungan dengan prestasi akademik mahasiswa, kesehatan mental, dan isu akademik lainnya. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa academic engagement memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan intensi untuk drop out. Berdasarkan data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2023, tercatat sebanyak 4% atau 375.134 mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia mengalami putus studi. Dari jumlah tersebut, mahasiswa program sarjana mendominasi sebanyak 308.495 orang atau 82,24% dari keseluruhan kasus drop out. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran psychological well-being sebagai variabel mediator dalam hubungan antara sense of belongingness dan academic engagement pada mahasiswa di Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan variabel mediator. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling, melibatkan 384 mahasiswa sebagai responden. Analisis mediasi menggunakan perangkat statistik Jamovi versi 2.6.17 menunjukkan bahwa sense of belongingness memiliki hubungan langsung yang signifikan dengan academic engagement. Namun, analisis hubungan tidak langsung menunjukkan bahwa psychological well-being tidak berperan sebagai mediator dalam hubungan tersebut. Dengan demikian, H<sub>1</sub> diterima, sedangkan H<sub>2</sub> ditolak.</em></p> 2025-03-10T12:24:42+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12730 Menjaga Jiwa di Perantauan: Peranan Father Involvement dalam Psychological Well-Being Mahasiswa Rantau 2025-03-13T10:16:24+00:00 Noviana Firdaus novianafirdaus2@gmail.com Herlan Pratikto novianafirdaus2@gmail.com Suhadianto Suhadianto novianafirdaus2@gmail.com <p>Penelitian ini berfokus pada penilaian hubungan antara <em>father involvement </em>dengan <em>psychological well-being </em>pada mahasiswa rantau. Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Partisipan penelitian terdiri dari 180 mahasiswa rantau program studi Psikologi angkatan 2021. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah <em>purposive sampling</em>. Data dikumpulkan menggunakan skala Likert yang mencakup skala<em> father involvement</em> dan <em>psychological well-being</em>. Metode yang diterapkan untuk analisis data adalah korelasi <em>Product Moment</em>. Temuan ini mengindikasikan adanya hubungan positif yang signifikan antara antara <em>father involvement </em>dengan <em>psychological well-being </em>pada mahasiswa rantau. Oleh karena itu, hipotesis yang diidentifikasi dalam penelitian ini dapat diterima.</p> 2025-03-10T12:35:40+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12678 Peran Mindfulness dan Regulasi Emosi dalam Meningkatkan Psychological Well-being pada Guru TK di Surabaya 2025-03-13T10:16:25+00:00 Naufal Herari Zaulino naufalherari@gmail.com Eben Ezer Nainggolan ebenezer@untag-sby.ac.id Sayidah Aulia Ul Haque sayidahaulia@untag-sby.ac.id <p><strong><em>Abstrack</em></strong></p> <p><em>This study aims to examine the relationship between mindfulness and emotion regulation on psychological well-being among kindergarten teachers in Surabaya. The study population consists of 357 kindergarten teachers in Surabaya, selected using a purposive sampling technique. The research employed a descriptive quantitative method with a correlational approach. The research instruments include the Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ) with 24 items, the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) with 10 items, and the Psychological Well-Being Scales with 18 items, all of which were tested for validity and reliability. Data analysis was conducted using ordinal linear regression to evaluate the influence of mindfulness and emotion regulation on psychological well-being. The results indicate that mindfulness has a significant but negative influence on psychological well-being (p &lt; 0.05), while emotion regulation does not show a significant influence (p &gt; 0.05). These findings provide valuable insights for developing more targeted interventions to enhance the psychological well-being of kindergarten teachers.</em></p> <p><em>Keywords: Mindfulness, emotion regulation, psychological well-being.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara mindfulness dan regulasi emosi terhadap <em>psychological well-being</em> pada guru TK di Surabaya. Populasi penelitian terdiri dari 357 guru TK di Surabaya yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan korelasional. Instrumen penelitian mencakup <em>five facet mindfulness questionnaire</em> (<em>FFMQ</em>) dengan 24 item, <em>emotion regulation questionnaire</em> (<em>ERQ</em>) dengan 10 item, dan <em>-psychological well-Being scales</em> dengan 18 item, yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan dengan uji regresi linear ordinal untuk mengevaluasi pengaruh <em>mindfulness</em> dan regulasi emosi terhadap <em>psychological well-being</em>. Hasil analisis menunjukkan bahwa mindfulness memiliki pengaruh signifikan namun negatif terhadap <em>psychological well-being</em> (p &lt; 0,05), sedangkan regulasi emosi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan (p &gt; 0,05). Temuan ini memberikan wawasan penting bagi upaya pengembangan intervensi yang lebih terarah dalam meningkatkan <em>Psychological Well-Being </em>guru TK.</p> <p>Kata Kunci : <em>Mindfulness</em>, regulasi emosi, <em>psychological well-being.</em></p> 2025-03-10T13:19:02+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12714 Kecenderungan Nomophobia pada Dewasa Awal: Adakah Peranan Loneliness? 2025-03-13T10:16:25+00:00 Anita Natalia anitanatalia002@gmail.com Suroso Suroso anitanatalia002@gmail.com Karolin Rista anitanatalia002@gmail.com <p>Perkembangan teknologi di era digital telah meningkatkan ketergantungan terhadap <em>smartphone</em>, terutaman pada usia dewasa awal. Ketergantungan ini memunculkan fenomena <em>nomophobia</em>, yaitu rasa takut berlebihan ketika tidak dapat mengakses <em>smartphone</em>. <em>Loneliness</em> menjadi salah satu masalah psikologis yang sering dialami oleh dewasa awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara <em>loneliness</em> dengan kecenderungan <em>nomophobia</em> pada dewasa awal. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif. Partisipan dalam penelitin ini berjumlah 384 responden yang diambil dengan menggunakan teknik <em>purposive sampling</em> dan skala yang digunakan yaitu skala <em>loneliness</em> dan skala <em>nomophobia</em>. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis <em>spearman rho</em> dengan bantuan program <em>computer IBM Statistical for Social Science</em> (SPSS) versi 27 <em>for Windows</em>. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara <em>loneliness</em> dengan kecenderungan <em>nomophobia</em> pada dewasa awal dengan rentang usia 24 hingga 30 tahun dengan skor r sebesar 0,880 dengan signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima.</p> 2025-03-10T14:16:56+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12684 Fear of Missing Out (FOMO) dan Psychological Well Being pada Remaja Pengguna Media Sosial 2025-03-13T10:16:26+00:00 Yuninda Purwita Rahayuningtyas yunindapurwita12@gmail.com Niken Titi Pratitis yunindapurwita12@gmail.com Isrida Yul Arifiana yunindapurwita12@gmail.com <p><em>Psychological well being adalah kondisi di mana individu merasa puas dan bahagia dengan kehidupannya, mampu menerima diri sendiri, memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, dan memiliki tujuan hidup yang terarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Fear of Missing Out (FoMO) dengan Psychological Well Being. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi yang mempunyai karakteristik tertentu sampai jumlah yang diinginkan terpenuhi. Sampel penelitian ini adalah remaja pengguna media sosial yang berjumlah 100 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan negatif antara Fear of Missing Out (FoMO) dan psychological well being, yang artinya semakin tinggi Fear of Missing Out (FoMO) yang dimiliki oleh remaja makan akan semakin rendah psychological well being. </em></p> 2025-03-11T11:30:49+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12691 Orientasi Masa Depan dengan Kecemasan Karir Siswa SMK 2025-03-13T10:16:27+00:00 Yatin Aisyah yatinaisyah@gmail.com Niken Titi Pratitis yatinaisyah@gmail.com Isrida Yul Arifiana yatinaisyah@gmail.com <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara orientasi masa depan dengan kecemasan karir siswa SMK. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini mencakup 446 siswa dari SMK Al-Asy’ariyah Prambon Nganjuk. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan menetapkan kriteria tertentu yaitu siswa kelas XII dan siswa yang telah atau sedang PKL. Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan 160 sampel yang sesuai. Instrumen yang digunakan terdiri dari orientasi masa depan dengan kecemasan karir siswa SMK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara orientasi masa depan dengan kecemasan karir siswa SMK selain itu penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan linier dan signifikan antara kedua variabel yang mengindikasikan bahwa apabila orientasi masa depan siswa rendah maka kecemasan karir siswa tinggi begitupun sebaliknya apabila orientasi masa depan siswa tinggi maka orientasi masa depan rendah. Penelitian ini dapat menjadi landasan tentang pentingnya orientasi masa depan untuk menentukan arah karir siswa setelah lulus sekolah, sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan karir pada siswa SMK.</em></p> 2025-03-11T11:38:54+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12668 Altruisme dan Keterlibatan Akademik pada Mahasiswa: Peran Psychological Well-Being sebagai Variabel Mediator 2025-03-13T10:16:27+00:00 Luk Luk Atul Fuadah luluatulfuadah373@gmail.com Eben Ezer Nainggolan luluatulfuadah373@gmail.com Etik Darul Muslikah luluatulfuadah373@gmail.com <p><em>The problem in this study was identified as the low level of academic engagement in students in Surabaya, which is thought to be influenced by altruism, with the role of psychological well-being as a mediator that is expected to be able to strengthen or explain the relationship, so that researchers conducted a study that attempted to see the relationship between Altruism and Academic Engagement and Psychological Well-Being as a mediator with the aim of exploring the complex relationship between altruistic behavior, psychological well-being, and academic engagement of students. The respondents of this study were 384 active students in Surabaya. The analysis technique used was mediation analysis with the help of JASP. The results showed that Altruism had a relationship with Academic Engagement of 56.3 with a significance level of 0.001 (p</em>&lt;<em>0.05). The mediation test showed that Psychological Well-Being was able to mediate the relationship between Altruism and Academic Engagement from the indirect effect having a Z-value of -14.7 with a significance level of less than 0.001 which stated that Psychological Well-Being was able to partially mediate the relationship between altruism and academic engagement.</em></p> 2025-03-11T12:11:38+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12705 Stres Akademik dengan Emotional Eating pada Mahasiswa 2025-03-13T10:16:28+00:00 Sevila Putri Ramadhani sevilaputri13@gmail.com Herlan Pratikto sevilaputri13@gmail.com Suhadianto Suhadianto sevilaputri13@gmail.com <p>Penelitian ini berangkat dari fenomena perilaku makan beresiko yang ada di kalangan mahasiswa di Indonesia. Perilaku makan beresiko yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh salah satunya adalah <em>emotional eating</em>. <em>Emotional eating</em> adalah perilaku makan yang dipicu oleh emosi negatif, salah satunya adalah stes. Stres yang kerap terjadi pada mahasiswa adalah stres akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara stres akademik dengan <em>emotional eating</em> pada mahasiswa. Terdapat 145 mahasiswa aktif berusia 19-23 tahun yang menjadi partisipan pada penelitian ini. Stres akademik diukur menggunakan <em>skala Perceived Sources of Academic Stress</em> sedangkan <em>emotional eating </em>diukur menggunakan <em>sub-skala emotional eating dari Dutch Eating Behavior Questionnaire. </em>Analisis data dilakukan menggunakan metode <em>Spearman’s rho</em> dengan bantuan program Jamovi 2.2.5. Hasil analisis menemukan korelasi yang signifikan antara stres akademik dan <em>emotional eating </em>(r=0,276; p &lt; 0.001). Korelasi bersifat positif yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat stres akademik, semakin tinggi pula tingkat <em>emotional eating. </em></p> 2025-03-11T12:27:49+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12692 Optimisme dengan Academic Adjustment pada Mahasiswa Tahun Pertama 2025-03-13T10:16:29+00:00 Nadyah Wahyu Effendi businessnadyahwe@gmail.com Niken Titi Pratitis businessnadyahwe@gmail.com Rahma Kusumandari businessnadyahwe@gmail.com <p><em>Mahasiswa </em><em>tahun pertama</em> <em>merupakan status yang melekat pada mahasiswa di tahun </em><em>yang baru memasuki</em> <em>perguruan tinggi. Mahasiswa </em><em>tahun pertama</em> <em>akan menghadapi masa transisi kehidupan sekolah menengah ke dunia perkuliahan yang lebih mandiri dan penuh tantangan. Namun pada fase ini dapat dilihat bahwa tidak banyak mahasiswa yang mampu melakukan penyesuaian akademik dengan tingkat optimisme yang dimiliki. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menarik kesimpulan dari data sampel ke populasi untuk menguji hipotesis. Responden pada penelitian ini </em><em>ialah</em><em> mahasiswa aktif angkatan 2023 yang telah menempuh tahun pertama perkuliahan di Surabaya </em><em>sejumlah</em><em> 255 orang. Alat ukur yang digunakan yaitu skala optimisme yang mengacu pada aspek optimisme menurut Seligman (</em><em>2008</em><em>), dan skala academic adjustment disusun berdasarkan aspek menurut Schneiders (1964). </em><em>Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan analisis non parametrik. </em><em>Hasil penelitian dengan teknik analisis Spearman’s rho menunjukkan bahwa hipotesis diterima dan menunjukkan terdapat hubungan positif antara optimisme dengan academic adjustment. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara kedua variabel yang mengindikasikan bahwa peningkatan tingkat optimisme berhubungan secara proporsional dengan peningkatan kemampuan akademik individu dalam beradaptasi</em><em>.</em></p> 2025-03-11T12:44:57+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12722 Problem Focused Coping sebagai Prediktor Kualitas Hidup pada Family Caregiver Pasien Kanker Payudara 2025-03-13T10:16:30+00:00 Maulida Ihza Fairuz fairuzmaulida@gmail.com Tatik Meiyuntariningsih fairuzmaulida@gmail.com Akta Ririn Aristawati fairuzmaulida@gmail.com <p><em>Family caregivers play an important role in caring for breast cancer patients. However, their condition has not received much attention, where studies on family caregivers in Indonesia are still limited, especially those related to quality of life. This study aimed to determine the relationship between problem-focused coping and quality of life in family caregivers of breast cancer patients. The research design is a correlational study. The sample of the study was 74 family caregivers of breast cancer patients, obtained from purposive sampling. The sample criteria were limited to family caregivers who were of productive age as students or workers, and had accompanied families with breast cancer for 0-1 year. Problem-focused coping and quality of life were measured using scale constructed by the writer. Data analysis was conducted with Spearman Brown. The result of the study shows a significant positive correlation between the two variables. This shows that the higher tendency of family caregivers to apply problem-focused coping, the higher the level of quality of life.</em></p> 2025-03-11T12:55:30+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jiwa/article/view/12753 Peranan Resiliensi pada Penerimaan Diri Orang Tua yang Memiliki Anak ASD 2025-03-13T10:16:31+00:00 Nadinda Via Anggraeni nadindavia5@gmail.com Suroso Suroso nadindavia5@gmail.com Isrida Yul Arifiana nadindavia5@gmail.com <p><em>Autism Spectrum Disorder merupakan gangguan dalam komunikasi dan tingkah laku yang berulang dan terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dengan penerimaan diri orang tua yang memiliki anak dengan gangguan autis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jumlah responden 53 orang tua di Sidoarjo yang diambil dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan skala penerimaan diri diambil dari aspek Porter (1964) dan skala resiliensi dari aspek Reivich dan Shatte (2002). Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara resiliensi dengan penerimaan diri. Ketika orang tua mampu untuk menerima kondisi anak tanpa adanya rasa malu dan cemas terhadap penilaian orang lain maka orang tua tersebut memiliki kemampuan resiliensi yang baik.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci:</em></strong><em> &nbsp;Gangguan; Autis; Resiliensi; Penerimaan Diri; Orang Tua</em></p> 2025-03-13T10:15:06+00:00 ##submission.copyrightStatement##