Mezurashii: Journal of Japanese Studies https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii <p style="text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 12.6px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: #ffffff; text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial; display: inline !important; float: none;"><strong>Mezurashii: Journal of Japanese Studies</strong> is a biannual peer-reviewed, open-access journal published by the Faculty of Cultural Science, University of 17 Agustus 1945 Surabaya. The journal encourages original articles on various issues within Japanese Studies, which include but are not limited to linguistics, literature, and culture. <strong>Mezurashii: Journal of Japanese Studies</strong> accepts to publish a balanced composition of high-quality theoretical or empirical research articles, comparative studies, case studies, review papers, exploratory papers, and book reviews. All accepted manuscripts will be published either online and in printed journal.</span></p> en-US <p>Authors publishing in the Journal will be asked to sign a Copyright Assignment Form. In signing the form, it is assumed that authors have obtained permission to use any copyrighted or previously published material. All authors must read and agree to the conditions outlined in the form, and must sign the form or agree that the corresponding author can sign on their behalf. Articles cannot be published until a signed form has been received.It is a condition of publication that authors assign copyright or license the publication rights in their articles, including abstracts, to emailÂ&nbsp;<a href="mailto:jurnalmezurashii@untag-sby.ac.id">jurnalmezurashii@untag-sby.ac.id</a>. . This enables us to ensure full copyright protection and to disseminate the article, and of course the Journal to the widest possible readership in print and electronic formats as appropriate.</p> jurnalmezurashii@untag-sby.ac.id (Luluk Ulfa Hasanah) jurnalmezurashii@untag-sby.ac.id (Mezurashii Team) Fri, 02 May 2025 00:00:00 +0000 OJS 3.1.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Metafora pada Lirik Lagu dalam Album Koi No Uta Karya Mosawo https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/11777 <p>Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa adalah untuk menyampaikan makna. Ilmu yang mempelajari makna disebut semantik. Semantik biasa digunakan untuk meneliti gaya bahasa. Gaya bahasa sering diungkapkan dalam bentuk bahasa tulis, terutama&nbsp; dalam karya sastra, misalnya puisi, cerpen, novel, bahkan lirik lagu. Salah satu gaya bahasa yang sering digunakan dalam lirik lagu adalah metafora. Penelitian&nbsp; ini&nbsp; menganalisis dan mendeskripsikan metafora dan makna yang terdapat pada lirik lagu dalam album Koi No Uta karya Mosawo. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik dengan metode deskriptif kualitatif karena hasil penelitian berupa teks narasi deskripsi yang menjabarkan metafora dan makna yang ada pada frasa dan kalimat. Dari 15 lirik lagu yang telah diteliti, terdapat 14 data yang terkumpul berdasarkan teori yang digunakan. Hasil analisis data yang didapatkan bahwa 8 lirik lagu yang terdapat metafora. Metafora yang terdapat pada data dalam penelitian ini sesuai dengan teori dari Seto Kenichi.</p> Dinar Umi Kaltsum, Eva Amalijah ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/11777 Fri, 02 May 2025 03:13:43 +0000 Analisis Retorika Makna dalam Manga Doraemon Volume 18 https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/11727 <p>Penggunaan retorika dalam sebuah <em>manga </em>bertujuan untuk menambah nilai estetika pada <em>manga</em> tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis retorika makna yang terdapat pada manga “Doraemon” volume 18 karya Fujiko.F. Fujio dengan menggunakan teori retorika makna menurut Seto (2002). Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan pragmatik. Data dalam penelitian ini berupa dialog dan monolog para tokoh yang ada dalam manga “Doraemon” Volume 18 karya Fujiko.F. Fujio dan dikumpulkan dengan menggunakan teknik baca catat. Hasil penelitian terhadap&nbsp; 56 data yang berupa dialog dan monolog para tokoh dalam manga “Doraemon” Volume 18 diketahui ada 7 jenis retorika makna, yaitu simile sebanyak 4 data, sinestesia 38 data, sinekdok 2 data, hiperbola 2 data, tautologi 7 data, eufemisme 2 data, dan pertanyaan retorika 1 data pada manga “Doraemon” volume 18 karya Fujiko.F. Fujio.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> pragmatik,<em> Retorika Makna, Manga, Doraemon</em></p> Yuwi Andraini, Umul Khasanah ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/11727 Fri, 02 May 2025 00:00:00 +0000 Hubungan Majas Perbandingan dan Citraan dalam Album Hajimete no EP Yoasobi oleh Ayase: Kajian Stilistika https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12156 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara majas perbandingan dengan citraan dalam album <em>Hajimete no</em> EP karya Yoasobi. Metode yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif non-interaktif dengan teknik simak-catat dan studi pustaka. Instrumen yang digunakan adalah alat perekam berupa aplikasi atau <em>platform streaming music online</em> dan alat tulis. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teori stilistika yang digunakan adalah teori Nurgiyantoro (2022) tentang hubungan antara majas perbandingan dan citraan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 11 data dan 5 hubungan yang ditemukan. 3 data dari lagu <em>Seventeen</em>, 5 data dari lagu <em>Umi no Manimani</em>, dan 3 data dari lagu <em>Mister</em>. Hubungan yang ditemukan bertujuan untuk mengkonkretkan sesuatu yang abstrak; untuk menghidupkan penuturan agar mudah dipahami; untuk memperindah penuturan agar lebih mengesankan; penggunaan majas perbandingan dapat memperkuat citraan; dan penggunaan majas perbandingan dan citraan dapat menekankan dan mengintensifkan penuturan. Hubungan antara majas perbandingan dan citraan yang paling banyak ditemukan adalah antara majas perbandingan simile, personifikasi dengan citraan visual. Keduanya berfungsi untuk menegaskan perasaan, memudahkan pemahaman, dan efek estetika.</p> Erika Selphie Damayanti, Ina Ika Pratita, Miftachul Amri, Djodjok Soepardjo, Parastuti Parastuti ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12156 Fri, 02 May 2025 04:44:58 +0000 Analisis Bahasa Hormat (Keigo) dalam Anime Isekai Yakkyoku Episode 1 Karya Liz Takayama https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/11752 <p>Bahasa adalah sistem komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan, berbagi informasi, dan memahami satu sama lain. Beberapa variasi bahasa muncul berdasarkan siapa penutur dan petuturnya. Negara Jepang terkenal dengan aturan tata bahasa kesopanan yang unik, yang dikenal dengan sebutan keigo. dalam bahasa Indonesia, <em>keigo </em>sering disebut sebagai bahasa hormat, dan ini menjadi salah satu ciri khas bahasa Jepang.&nbsp; Secara umum, <em>keigo</em> dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yakni <em>sonkeigo</em> (尊敬語), <em>kenjougo</em> (謙譲語), dan <em>teineigo</em> (丁寧語).&nbsp; Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan ragam jenis keigo (sonkeigo, kenjougo, teneigo) dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan <em>keigo </em>(<em>sonkeigo, kenjougo, teneigo</em>) yang terdapat dalam anime <em>Isekai yakyoku</em> episode 1 karya liz takayama. Pendekatan dalam penelitian ini mengunakan pendekatan sosiolinguistik dengan metode deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa percakapan/dialog yang terdapat data <em>keigo</em>. Sumber data penelitian ini adalah anime <em>Isekai yakyoku</em> episode 1 karya liz takayama. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 5 data percakapan/dialog dengan total data yang diperoleh berupa 43 data mencangkup 3 jenis <em>keigo</em>, yaitu 22 data <em>sonkeigo</em>, 3 data <em>kenjougo</em>, dan 17 data <em>teineigo</em> yang dianalisis dengan mengacu pada teori-teori Nagasaki (2004, 2007) dan sudjianto &amp; dahidi (2007). Sedangkan faktor yang mempengaruhi penggunaan <em>keigo</em> tersebut yaitu usia dan status dianalisis dengan mengacu pada teori dari nakao (dalam sudjianto 2007).</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : sosiolinguistik, keigo, sonkeigo, kenjougo, teneigo, anime</p> Syarif Hidayatullah, Cuk Yuana ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/11752 Fri, 02 May 2025 04:48:40 +0000 Variasi Aktivitas Kelas Pada Mata Kuliah Hyouki https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12502 <p>Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan variasi aktivitas kelas pada mata kuliah Hyouki dan mendeskripsikan persepsi mahasiswa terhadap aktivitas kelas pada mata kuliah Hyouki. Aktivitas yang diberikan yaitu berupa <em>haya mono gachi, shinkei suijyaku, torampu asobi, cross word kanji, maching card,</em> dan juga tutor sebaya. Teknik pengumpulan data berupa angket dan observasi langsung. Angket diberikan kepada mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang UNNES untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap aktivitas kelas pada mata kuliah Hyouki. Observasi langsung dilakukan untuk memperkuat hasil angket mengenai variasi aktivitas yang diberikan pada mata kuliah Hyouki. Teknik yang digunakan untuk menganailisis data adalah dengan teknik deskriptif kualitatif. Dari hasil angket yang diberikan kepada 80 mahasiswa tentang aktivitas yang diberikan pada mata kuliah hyoki, 86,3% menyatakan pembelajaran lebih menarik setelah ada aktivitas yang bervariasi, 71,3% menyatakan aktivitas kelas membantu mereka dalam menghafal kanji yang sedang dipelajari, 75% mengatakan bahwa aktivitas <em>shinkei suijyaku </em>dan<em> torampu asobi</em> membuat mereka lebih konsentrasi dan mengasah ingatan kanji, 74.5% menyatakan aktivitas <em>cross word</em> kanji membuat mahasiswa lebih teliti dalam mencari kanji dan melatih logika berfikir mahasiswa, 74,8% menyatakan aktivitas <em>hayai mono gachi</em> melatih keberanian untuk tampil ke depan dan keberanian mengambil keputusan, 76,3% menyatakan <em>maching card</em> melatih kerjasama dan meningkatkan pemahaman tentang kanji yang dipelajari, 76% menyatakan aktivitas tutor sebaya membuat lebih leluasa bertanya kepada teman mengenai Kanji yang belum dipahami dan meningkatkan rasa percaya diri untuk terus belajar Kanji.&nbsp;</p> Dwi Puji Asrini, Dwi Puspitosari ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12502 Fri, 02 May 2025 05:22:38 +0000 Jejepangan Having Fun: Tren dan Event Komunitas Cosplay di Jember https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12583 <p>The development of interest in Japanese popular culture, especially cosplay and anime, among young people in Jember has shown a significant increase over time. This study aims to describe the development of cosplay culture in Jember and the factors that influence it. The research methods used are direct observation of cosplay events, interviews with cosplayers and event organizers, and analysis of cosplay community social media. Using Joseph Nye's soft power theory and Jean Baudrillard's hyperreality, this study found that the cosplay trend in Jember has become a medium for cultural expression and identity for young people, especially through various cosplay events and competitions held in shopping centers, tourist destinations, educational institutions, hotels, and cafes with events including Coswalk Competition, Cosplay Perform, JSong Competition, cover dance and sales of anime, manga, and game merchandise. The results of the study indicate the existence of hyperreality, namely cosplayers bringing to life the fictional characters they play, thus providing space for escapism and creativity. This study also found the role of cosplay as a form of Japanese cultural soft power that is accepted by the local community in Jember.</p> <p><strong>Keywords:</strong> cosplay, Jember, Japanese popular culture, soft power, hiperreality</p> Edy Hariyadi, Heru SP Saputra, Didik Suharijadi, Agustina Dewi Setyari, Abu Bakar Ramadhan Muhammad ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12583 Fri, 02 May 2025 06:21:36 +0000 Verba Gakkari Suru dan Ki O Otosu sebagai Sinonim dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Semantik) https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/13112 The Japanese language has many vocabulary words, verbs, and adjectives that have similar meanings. One of them is a verb. Examples of verbs that are synonymous in Japanese are gakkari suru and ki o otosu. Both words have the same meaning, namely 'disappointed.' This is sometimes confusing for learners who still don't understand the differences. This study aims to find out the meaning of the verbs gakkari suru and ki o otosu in Japanese sentences and to find out if the two verbs can be replaced by each other. We analyzed the meaning of the verbs gakkari suru and ki o otosu using Hirose's (1994) theory. The method in this study uses a qualitative descriptive method. The data source used in this study is the corpus nlb.ninjal.ac.jp, with data in the form of Japanese sentences that use the verbs gakkari suru and ki o otosu. We collected the data using the Simak method and the recording technique (Mahsun in Fauzah: 2022). Based on the results of the analysis, it was found that there are similarities and differences in the use of the verbs gakkari suru and ki o otosu in Japanese sentences. In general, the verbs gakkari suru and ki o otosu can replace each other, even though there will be sentences that change their meaning. For sentences that are subjective in nature, the pronouns ki o otosu cannot be applied, and for command sentences, the two verbs gakkari suru and ki o otosu can replace each other. Gakkari suru and ki o otosu have the same meaning of disappointment because something with negative nuances happens, such as disappointment due to regret or unwanted things. Nunik Nur Rahmi Fauzah, Dyon Vilcy Setiabudi, Septi Ayu ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/13112 Fri, 16 May 2025 00:00:00 +0000 Analisis Teknik Penerjemahan dalam Lirik Lagu "Arjuna" dan "Bento" Versi Jepang https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12913 <p>Song lyric translation is a complex process that involves not only linguistic aspects but also musicality and cultural acceptability in the target language. This study aims to analyze the translation techniques used in the Japanese versions of the songs <em>Arjuna</em> and <em>Bento</em>, based on Molina and Albir’s (2004) translation techniques. A qualitative descriptive method was employed, with textual analysis conducted on the original Indonesian lyrics and their Japanese translations. The findings reveal that 13 translation techniques were utilized in both songs, with different dominant techniques corresponding to the characteristics of each song. <em>Arjuna</em>, which has a romantic and poetic theme, predominantly employs established equivalence, amplification, and transposition to preserve the song’s aesthetics and emotional meaning. In contrast, <em>Bento</em>, which carries a strong social critique, primarily employs modulation, adaptation, reduction, and linguistic compression to align its meaning with Japanese expressive norms. These findings suggest that in song lyric translation, the choice of translation techniques is significantly influenced by the song’s theme, syntactic structure, rhythm, and cultural acceptability in the target language. This study is expected to contribute to research on song lyric translation and provide insight for translators in adapting songs across languages while maintaining their meaning, aesthetics, and musicality.</p> A. Alfandy Jaharuddin, Kasmawati Kasmawati, Taqdir Taqdir ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12913 Fri, 16 May 2025 00:00:00 +0000 Representation of Honne and Tatemae in Drama “Cherry Magic Thirty Years of Virginity Can Make You A Wizard” https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12390 <p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">ABSTRAK</span></span></strong></p> <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Studi ini menyelidiki interaksi rumit antara honne (perasaan sejati) dan tatemae (fasad sosial) seperti yang digambarkan dalam drama Jepang, "Cherry Magic." Dengan menganalisis karakter Adachi dan Kurosawa, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana konsep-konsep budaya ini terwujud dalam hubungan interpersonal dalam konteks Jepang kontemporer. Studi ini menemukan bahwa sementara honne sering diungkapkan dalam suasana informal dan dengan hubungan dekat, tatemae umumnya digunakan dalam situasi formal atau ketika hubungan hierarkis terlibat. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika sosial Jepang, menyoroti cara-cara bernuansa di mana individu menavigasi antara diri mereka yang autentik dan harapan masyarakat. Melalui analisis kualitatif drama, studi ini menawarkan wawasan tentang signifikansi budaya honne dan tatemae dalam membentuk interaksi interpersonal dalam masyarakat Jepang.</span></span></p> Debora Saragih, Rani Arfianty, Meyland Tampubolon, Aura Zefanya Sitanggang ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12390 Fri, 16 May 2025 00:00:00 +0000 Representasi Budaya Patriarki berdasarkan Penggunaan Bahasa Danseigo dan Joseigo dalam Anime Kimi no Na wa https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12627 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan bahasa gender, yakni danseigo (bahasa laki-laki) dan joseigo (bahasa perempuan), dalam anime Kimi no Na wa serta kaitannya dengan budaya patriarki di Jepang. Anime ini merefleksikan peran gender tradisional melalui dialog karakter utama, Taki dan Mitsuha, yang menggunakan danseigo dan joseigo sesuai dengan norma-norma sosial di Jepang. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis isi, di mana data dikumpulkan melalui studi literatur dan analisis dialog karakter dalam anime. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Taki, melalui penggunaan danseigo, merepresentasikan maskulinitas yang kuat dan peran laki-laki dalam masyarakat patriarki. Sementara itu, Mitsuha, melalui penggunaan joseigo, mencerminkan kelembutan dan kepatuhan yang diasosiasikan dengan peran feminin. Pertukaran tubuh antara kedua karakter mengungkapkan ketidaknyamanan yang muncul ketika mereka harus menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan gender biologis mereka, menunjukkan betapa kaku norma gender yang dipengaruhi oleh patriarki. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Kimi no Na wa memperlihatkan bagaimana patriarki membentuk ekspektasi sosial mengenai peran gender dan penggunaan bahasa. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah memperluas kajian pada berbagai anime lain serta melakukan studi komparatif lintas budaya guna mendapatkan pemahaman lebih dalam mengenai pengaruh patriarki dalam media populer.</p> Indria Apriza, Syihabuddin Syihabuddin ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12627 Mon, 30 Jun 2025 07:07:23 +0000 Analisis Pembalasan Tokoh Utama Moriguchi Yuko dalam Novel Confession karya Minato Kanae https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12413 <p>Novel karya Minato Kanae dengan judul “Confession” atau “Kokuhaku (告白)” dalam bahasa Jepang, adalah novel dengan tema balas dendam. Peneliti memusatkan fokus pada tokoh Moriguchi Yuko dalam kasus pembalasan dendamnya. Dengan metode penelitian Deskriptif Kualitatif, tujuan penelitian ini untuk menjabarkan latar belakang pembalasan Moriguchi Yuko kepada anak anak SMP yang telah membunuh anaknya, yaitu Manami. Novel Confession karya Minato Kanae juga menjadi sumber data utama dalam penelitian ini. Hasil analisis yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa kasus balas dendam menjadi kunci utama dalam novel ini. Penggambaran tata cara penulisan novel, menggunakan narasi satu arah atau sudut pandang orang pertama, pada setiap bagan. Minao Kanae, menghadirkan cita rasa narasi baru, dengan menjabarkan setiap emosi karakter yang ada pada novel Confession. Namun, meskipun begitu, kunci novel terdapat pada karakter utama yaitu Moriguchi Yuko. Moriguchi Yuko digambarkan sebagai seorang guru SMP, dan seorang ibu tunggal yang sangat menyayangi anaknya, Manami. Semua berjalan dengan baik, sampai pada anaknya yaitu “Manami” meninggal dunia secara tidak wajar. Kemudian, mulailah berbagai macam kasus pembalasan dendam yang kompleks dan saling terikat satu sama lain, oleh Moriguchi Yuko sebagai dalang utama. Melalui novel ini, pembaca dapat mendapatkan banyak pesan moral yang berkaitan dengan Keadilan, Moralitas, dan Konsekuensi Psikologis.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Analisis Karakter, Minato Kanae, Confession, Moriguchi Yuko, Pembalasan Dendam</p> <p><em>The novel </em><em>“</em><em>Confession</em><em>”</em><em> (Kokuhaku, </em><em>告白</em><em>) by Minato Kanae is a story with the theme of revenge. The researcher focuses on the character of Moriguchi Yuko in her case of revenge. Using a descriptive qualitative research method, the aim of this study is to elaborate on the background of Moriguchi Yuko’s revenge against the middle school children who killed her daughter, Manami. The novel *Confession* by Minato Kanae is also the primary source of data for this research. The analysis shows that the theme of revenge is a key element in the novel. The writing style of the novel uses a one-way narrative or first-person perspective for each section. Minato Kanae presents a new narrative flavor by describing the emotions of each character in *Confession*. However, despite this, the key to the novel lies in the main character, Moriguchi Yuko. Moriguchi Yuko is depicted as a middle school teacher and a single mother who deeply loves her daughter, Manami. Everything goes well until her daughter, Manami, dies in an unnatural way. Afterward, a series of complex and interconnected revenge cases begin, with Moriguchi Yuko as the mastermind. Through this novel, readers can gain many moral lessons related to Justice, Morality, and Psychological Consequences. </em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Keywords: </strong><em>Character Analysis, Minato Kanae, Confession, Moriguchi Yuko, Revenge</em></p> Aprilya Meta Hani, Rani Arfianty ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/mezurashii/article/view/12413 Mon, 30 Jun 2025 07:10:29 +0000