POTENSI PENAMBAHAN ANTOSIANIN PADA MINUMAN FUNGSIONAL BERBASIS KEDELAI TERHADAP KETAHANAN PANGAN DI ERA ADAPTASI KEBIASAAN BARU
Abstract
Ketahanan pangan serealia khususnya kedelai dan beras hitam dapat berfungsi sebagai pangan (minuman) fungsional di era adaptasi kebiasaan baru ini. Minuman fungsional berbasis ke dua bahan tersebut secara nyata dapat meningkatkan daya tahan dan memiliki pengaruh yang menyehatkan bagi tubuh. Tahapan penelitian ini diawali dengan ekstraksi fraksi beras hitam dan pembuatan soygurt kemudian dilanjutkan dengan penyiapan hewan coba dan pembuatan pakan. Duapuluh delapan ekor tikus Wistar jantan umur 2 bulan, terlebih dahulu diadaptasi selama 7 hari dan hanya diberi air deionisasi secara ad libitum, kemudian tikus dibagi menjadi 4 kelompok @ 7 ekor, dan dipelihara selama 4 minggu. Selama masa tersebut, dilakukan penimbangan berat badan per minggu. Kelompoknya yaitu kelompok 1 diberi makanan standar AIN-93M dan air deionisasi (Kontrol=K); Kelompok 2 diberi makanan standar AIN-93M dan soygurt yang diperkaya antosianin beras hitam pecah kulit (K1); Kelompok 3 diberi makanan standar AIN93M dan soygurt yang diperkaya antosianin beras hitam sosoh (K2) ; Kelompok 4 diberi makanan standar AIN-93M dan soygurt yang diperkaya antosianin bekatul beras hitam (K3). Pengambilan darah dilakukan melalui retroorbital flexus dan pada akhir penelitian dilakukan analisis untuk parameter profil eritrosit dan leukosit darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan berat badan dan efisiensi yang dimakan menunjukkan tidak beda nyata antar perlakuan. Juga untuk profil eritrosit dan leukosit darah menunjukkan tidak beda nyata antar perlakuan. Minuman fungsional berbasis kedelai yang difermentasi (soygurt) dan diberikan penambahan antosianin beras hitam (fraksinya), berpotensi sebagai pangan fungsional yang bermanfaat di era adaptasi kebiasaan baru ini. Kata kunci: antosianin, minuman fungsional, kedelai, ketahanan pangan, era kebiasaan baruDownloads
References
Brouillard, R. 1982. Chemical Structure of Anthocyanin. Di dalam P. Markakis (ed).
Anthocyanin as Food Colors. Academic Press, New York.
Cahyadi, W. 2007. Kedelai : Khasiat Dan Teknologi. PT. Bumi Aksara
Carmen, M. dan Siagian (2007): Pengaruh pemberian yogurt terhadap status nutrisi
pasien pra bedah kanker kolekteral dengan malnutrisi. UKI Press.
Harborne J. B. dan Grayer R. J. 1988. The Anthocyanins. Di dalam J. B. Harborne (ed).
The Flavonoids. Chapman and Hall, London.167
SEMINAR NASIONAL KONSORSIUM UNTAG Indonesia ke-2 Tahun 2020
ISBN : 978-623-96163-3-5
Heinnermen. J. 2003. Khasiat Kedelai Bagi Kesehatan Anda. Prestasi Pustaka Publisher.
Jakarta.
Hermana., Sutopo, D. dan Karmani, M. 1996. Aktivitas Enzim Hidrolik kapang Rhizopus
sp. Pada proses Fermentasi Tempe. The Journal of Nutrition and Food Research.
Jackman R. L. dan J. L. Smith. 1996. Anthocyanins and Betalains. Di dalam Hendry. G.
A. P dan J. D. Houghton (eds). Natural Food Colorants, Second Edition. Chapman
and Hall, London.
Kong, S. dan Lee, J. 2010. Short communication : Antioxidants in milling fractions of
black rice cultivars. Food Chemistry. 120: 278–281
Reeves, P.G., Neilsn, F.H. dan Fahey Jr, G.C. 1993. Purified Diet for LaboratoryRodents.
J. Nutr. 123: 1939-1951.
Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminan. Penebar Swadaya, Jakarta
Timberlake, C. F. dan Bridle, P. 1997. The Anthocyanins. Di dalam J. B. Horborne (ed).
The Flavonoid. Chapman and Hall, London.
USAID. 2011. Technical Bulletin #07: Feed Conversion Ratio (FCR): How to calculate
it and how it is used. Phnom Penh, Cambodia
Wu, X., Beecher, G.R., Holden, J.M., Haytowitz, D.B., Gebhardt, S.E., Prior, R.I. 2006.
Concentration of Anthocyanins in Common Foods in the United States and
Estimation of Normal Consumption. J. Agric. Food. Chem. 54: 4069-4075.
Zhao, Y., B. M Martin, dan C. M. Weaver. 2005. Calcium Bioavailability of Calcium
Carbonate Fortified Soymilk LV.