SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma
<div> <p align="justify">SUKMA: Jurnal Penelitian Psikologi (SUKMA Journal) is a peer-reviewed journal, published by the Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. The SUKMA Journal was first published in June 2020. This journal is published twice a year, in June and December. This journal gives readers access to download the journal content in PDF format. <br> SUKMA Journal was created as a means of communication and dissemination for researchers to publish research articles in the field of psychology. SUKMA journals are available in print and online. The language used in this journal is Indonesian.</p> </div>Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabayaen-USSUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi2722-9955<span style="color: #333333; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 12.6px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: #ffffff; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial; display: inline !important; float: none;">Writers who wish to include images, tables, or parts of the text that have been published elsewhere are required to obtain permission from the copyright owner for print and online formats and to include proof that such permission has been given when submitting their paper. Any material received without such evidence will be deemed to be from the author.</span>Kontrol diri dan kecenderungan agresivitas verbal di media sosial pada remaja
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/10191
<p>Adolescence is a period in which adolescents experience a process of self-development, both psychologically and physically. It is the phase where they have to be ready to enter adulthood, requiring them to prepare mentally and physically. The low levels of self-control cause individuals to tend to take risks and violate the rules without considering the long-term consequences, which will lead to a verbal aggressiveness tendency on social media. This study aims to determine the relationship between self-control and verbal aggression tendencies in social media among adolescents. For a total of 165 participants, this study was conducted at SMAIT- Al-Uswah Surabaya with the specified requirements for inclusion involving adolescents between the ages of 15-18 years who were actively using social media. Based on Spearman’s <em>rho</em> calculation in this study, a correlation coefficient value of -0,533 was identified, with a <em>p</em>-value of 0,000 (<em>p</em><0,01). According to the result, there is an extremely significant relationship between self-control and verbal aggressiveness in adolescents.</p> <p>Masa remaja merupakan periode di mana para remaja mengalami proses perkembangan diri, baik dari segi psikis maupun fisik. Hal ini fase di mana mereka harus bersiap-siap untuk memasuki masa dewasa mengharuskan mempersiapkan mental dan fisik yang matang. Rendahnya tingkat kontrol diri menyebabkan individu cenderung lebih suka mengambil risiko dan melanggar peraturan tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka Panjang yang akan menimbulkan kecenderungan agresivitas verbal di media sosial. Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kecenderungan agresivitas verbal di media sosial pada remaja. Penelitian ini dilakukan di SMAIT- Al-Uswah Surabaya dengan jumlah partisipan 165 siswa, kriteria yang dibutuhkan yaitu ramaja berusia 15-18 tahun, dan aktif dalam bersosial media. Berdasarkan hasil perhitungan spearman’s rho didapatkan nilai correlation coefisient sebesar -0,533 dengan nilai p=0,000 (p<0,01). Menurut hasil tersebut berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan kecenderungan agresivitas verbal pada remaja.</p>Elisa Retno NugrahaniAndik MatulessyNindia Pratitis
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-202024-06-205111110.30996/sukma.v5i1.10191Motivasi belajar siswa: Menelisik peran relasi guru–siswa dan interaksi teman sebaya
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/11100
<p><em>The purpose of carrying out this research is to: (1) analyze whether there is a simultaneous relationship between teacher-student relationships and peer interactions with learning motivation, (2) analyze whether there is a partial relationship between teacher-student relationships and peer interactions with learning motivation, and (3) analyze whether there is a partial relationship between teacher-student relationships and peer interactions with learning motivation. The population in this study was all students at SMP Negeri 1 Galis Pamekasan, totaling 375 students. Participants in the research were 150 students who were taken randomly without paying attention to the strata in the population. The research uses quantitative methods. Hypothesis testing uses the t-test for partial effects, and the F-test for simultaneous effects. Data analysis uses a multiple linear regression formula preceded by a classical assumption test. The research results show that (1) based on simultaneous analysis, there is a significant relationship between teacher-student relations and peer interactions with learning motivation. (2) the results of the partial analysis explain that there is a significant relationship between teacher-student relations and learning motivation, and (3) The results of the partial analysis explain that there is a significant relationship between peer interaction and learning motivation. In conclusion, there is a significant relationship between teacher–student relationships and peer interactions with learning motivation.</em></p> <p> </p> <p> </p> <p><em>Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini untuk: (1) menganalisis apakah ada hubungan secara simultan antara relasi guru-siswa dan interaksi teman sebaya dengan motivasi belajar, (2) menganalisis apakah ada hubungan secara parsial antara relasi guru-siswa dan interaksi teman sebaya dengan motivasi belajar, dan (3) menganalisis apakah ada hubungan secara parsial antara relasi guru-siswa dan interaksi teman sebaya dengan motivasi belajar. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMP Negeri 1 Galis Pamekasan sejumlah 375 siswa. Partisipan dalam penelitian berjumlah 150 siswa yang diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Penelitian menggunakan metode kuantitatif. Uji hipotesis menggunakan uji-t untuk pengaruh parsial, dan uji-F untuk pengaruh simultan. Analisis data menggunakan rumus regresi linear berganda dengan didahului uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) berdasarkan analisis simultan ada hubungan yang signifikan antara relasi guru-siswa dan interaksi teman sebaya dengan motivasi belajar, (2) hasil analisis parsial menjelaskan ada hubungan yang signifikan relasi guru-siswa dengan motivasi belajar, dan (3) hasil analisis parsial menjelaskan ada hubungan yang signifikan interaksi teman sebaya dengan motivasi belajar. Kesimpulannya, ada hubungan yang signifikan antara relasi guru–siswa dan interaksi teman sebaya dengan motivasi belajar.</em></p>Ni’matul FitriyahNinik Indawati
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-202024-06-20511222Fomo pada mahasiswa pengguna media sosial instagram : Bagaimana peranan kontrol diri ?
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/10378
<p><strong><em>Abstract </em></strong></p> <p>Fomo is a person's feeling of worry when they are afraid of missing out on the latest information. This can occur due to excessive use of social media which is usually experienced by young adults, including students. The aim of this research is to determine the relationship between self-control and fomo experienced by students who use the social media Instagram. This type of research is quantitative correlational which uses a self-control scale and a fomo scale. Participants in this research are 195 students at the University of 17 August 1945 Surabaya who use media. social Instagram more than 5 hours a day. Sampling in this research used purposive sampling. This research uses Google Form to obtain data. The technique used in the research is Pearson Corralation Product Moment. The research results showed a negative correlation between self-control and fomo. This means that the higher the self-control, the lower the fomo in students and vice versa, if the higher the self-control, the lower the fomo in students who use Instagram social media.</p> <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p>Fomo merupakan perasaan khawatir seseorang ketika takut tertinggal informasi terkini hal ini dapat diakibatkan karena penggunaan media sosial yang berlebihan yang biasanya dialami oleh usia dewasa awal termasuk mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kontrol diri dengan fomo yang dialami oleh mahasiswa pengguna media sosial Instagram Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif korelasional yang menggunakan skala kontrol diri dan skala fomo Partisipan dalam penelitian ini adalah 195 mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pengguna media sosial instagram lebih dari 5 jam sehari. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan Google Form guna mendapatkan data. Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah Pearson Corralation Product Moment . Pada hasil penelitian diperoleh korelasi negarif antara kontrol diri dengan fomo. Hal tersebut memiliki makna bahwasannya semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah fomo pada mahasiswa begitu juga dengan sebaliknya jika semakin tinggi kontrol diri maka akan semakin rendah fomo pada mahasiswa pengguna media sosial instagram.</p> <p> </p>Dinda AdelfiaAdnani Budi UtamiHetti Sari Ramadhani
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-212024-06-2151233410.30996/sukma.v5i1.10378Resiliensi pada pekerja di kota Surabaya: Bagaiamana peran dukungan keluarga dan regulasi emosi ?
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/10379
<p><em>Pekerja yang tangguh terhadap tekanan dan permasalahan dapat dikatakan memiliki resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antara dukungan keluarga dan regulasi emosi dengan resiliensi pekerja kota di Surabaya. Subjek penelitian ini adalah pekerja kota di Surabaya. Jumlah responden dalam penelitian nini adalah 314 responden. Data penelitian ini diperoleh dengan memberikan kuesioner melalui gform. Metode penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdaoat hubungan antara dukungan keluarga dan regulasi emosi dengan resiliensi pekerja kota di Surabaya. Namun tidak ada koerelasi antara dukungan keluarga dengan resiliensi pekerja kota di Surabaya, terdapat hubungan antara regulasi emosi dengan resiliensi pekerja kota di Surabaya. </em></p>Noer FaizhaAmanda Pasca RiniEko April Ariyanto
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-262024-06-2651354710.30996/sukma.v5i1.10379Psychological well being pada freshgraduate: Bagaimana peran kematangan karir?
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/10389
<p>Salah satu tantangan yang dihadapi pada masa dewasa awal adalah eksplorasi identitas dalam konteks karier. Namun, di sisi lain, <em>freshgraduate</em> juga mengalami dampak negatif dari peningkatan tingkat pengangguran dan persaingan di dunia kerja. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam menetapkan identitas pribadi yang kokoh, dan seringkali mereka enggan membahas tantangan perkembangan yang dihadapi dalam proses tersebut. Pada beberapa studi, kekhawatiran telah menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kesejahteraan psikologis pada individu. Penelitian ini bertujuan untuk menggali sejauh mana keterkaitan antara kematangan karir dengan kesejahteraan psikologis pada <em>freshgraduate</em> Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah desain korelasional dengan pendekatan kuantitatif, melibatkan sebanyak 275 partisipan. Pengukuran dilakukan menggunakan Skala Kesejahteraan Psikologis Ryff dan aspek-aspek Kematangan Karir berdasarkan aspek Kematangan Karir (CMI) dengan menerapkan teknik analisis uji korelasi <em>Pearson Product Moment</em>. Hasil analisis menunjukkan kedua variabel memiliki hubungan yang positif signifikan antara kematangan karir dengan <em>psychological well-being</em> pada <em>freshgraduate</em> Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, artinya semakin tinggi kematangan karir <em>freshgraduate</em> semakin tinggi <em>psychological well-being</em>-nya.</p>Regina dwiTatik MeiyuntariningsihHetti Sari Ramadhani
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-262024-06-2651486210.30996/sukma.v5i1.10389Kesejahteraan Psikologis Pada Family Caregiver Penderita Stroke : Bagaimana peran Strategi koping?
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/11590
<p><em>The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between coping strategies and psychological well-being of family caregiver of stroke suffers. This study used a quantitative approach. Family caregivers as often face various physical and emotional stresses, coping strategies are important to help them manage stress and maintain mental health. This study involved family caregivers who were caring for stroke patients and living with them. This study involved 201 family caregivers who help stroke patients. The study collected data using a Likert scale, which is a coping strategy scale with psychological well-being, which has a score from 1 to 4. Data analysis of this study was conducted using the Spearman Rho correlation technique. Data analysis of this study was conducted using the Spearman Rho correlation technique. The analysis yielded a correlation coefficient value (r) = 0.442 and a significance score of p = 0.000 < 0.01, indicating that there is a significant positive relationship between coping strategies and psychological well-being. The hypothesis of this study was largely accepted.</em></p> <p><em>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara strategi koping dengan kesejahteraan psikologis pada family caregiver penderita stroke. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sebagai family caregiver sering menghadapi berbagai tekanan fisik dan emosional, yang terkadang mmempengaruhi kesejahteraan psikologis inividu, maka dari itu strategi koping penting untuk membantu mereka dalammengelola stres dan menjaga kesehatan mental. Penelitian ini melibatkan pengasuh keluarga yang merawat pasien stroke dan yang tinggal satu rumah dengan penderita stroke. Penelitian ini melibatkan 201 caregiver keluarga yang mendampingi pasien stroke. Penelitian ini mengumpulkan data dengan menggunakan skala Likert, yaitu skala strategi koping dengan kesejahteraan psikologis, yang memiliki skor 1 sampai 4. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Spearman Rho. Hasil analisis menghasilkan nilai koefisien korelasi yaitu (r) = 0,442 dengan skor signifikansi p = 0,000 < 0,01 yang mengindikasikan adanya hubungan positif yang signifikan antara strategi koping dengan kesejahteraan psikologis. Artinya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima</em></p>Regina Puti LenggogeniAkta Ririn AristawatiHerlan Pratikto
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-07-272024-07-2751637210.30996/sukma.v5i1.11590Psychological well-being pada individu emerging adulthood: Bagaimana peranan fear of missing out dan kecanduan media sosial ?
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/11577
<p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>Emerging adulthood individuals are individuals who are quite diligent in using social media. In fact, according to several studies, excessive use of social media can have a negative effect on the level of psychological well-being due to fear of missing out and addiction to social media. This research aims to determine the relationship between fear of missing out and social media addiction with psychological well-being in emerging adulthood individuals. Using quantitative research methods with multiple analysis tests. Sampling using a purposive sampling technique involved 159 participants aged 18-25 years who actively use social media and live in Kebomas Gresik District. The results of the partial analysis of fear of missing out have a significant negative relationship with psychological well-being of -3.578 with p=0.000 (p<0.05), which means that if the level of fear of missing out is high, then the level of psychological well-being is low. Social media addiction also has a significant negative relationship with psychological well-being of -5.229 with p=0.000 (p<0.05) which means that if the level of social media addiction is high, then the level of psychological well-being is low. The results of the simultaneous analysis showed that fear of missing out and social media addiction together had an influence of 0.606 with p=0.000 (p<0.05) with an R2 value = 0.367, meaning that fear of missing out and social media addiction had a contribution of 36 .7% of psychological well-being in emerging adulthood individuals.</em></p> <p> </p> <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p>Individu <em>emerging adulthood</em> merupakan individu yang cukup rajin menggunakan media sosial. Padahal menurut beberapa studi, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memberikan efek negatif pada tingkat <em>psychological well-being </em>akibat adanya <em>fear of missing out </em>dan kecanduan media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara <em>fear of missing out </em>dan kecanduan media sosial dengan <em>psychological well-being </em>pada individu <em>emerging adulthood. </em>Menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan uji anareg berganda. Pengambilan sampel menggunakan teknik <em>purposive sampling</em> melibatkan 159 partisipan usia 18-25 tahun yang aktif menggunakan media sosial dan berdomisili di Kecamatan Kebomas Gresik. Hasil analisis parsial <em>fear of missing out </em>memiliki hubungan negatif signifikan dengan <em>psychological well-being </em>sebesar -3,578 dengan p=0,000 (p<0,05) yang berarti jika tingkat <em>fear of missing out </em>tinggi, maka tingkat <em>psychological well-being </em>rendah. Kecanduan media sosial juga memiliki hubungan negatif signifikan dengan <em>psychological well-being </em>sebesar -5,229 dengan p=0,000 (p<0,05) yang berarti jika tingkat kecanduan media sosial tinggi, maka tingkat <em>psychological well-being </em>rendah. Hasil analisis simultan diketauhi bahwa <em>fear of missing out </em>dan kecanduan media sosial secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 0,606 dengan p=0,000 (p<0,05) dengan nilai R<sup>2 </sup>= 0,367 artinya <em>fear of missing out </em>dan kecanduan media sosial memiliki kontribusi sebesar 36,7% terhadap <em>psychological well-being </em>pada individu <em>emerging adulthood.</em></p>Dita Rizqiatul LailyDyan Evita SantiAliffia Ananta
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-07-242024-07-2451738410.30996/sukma.v5i1.11577Stres kerja, emotional intelligence, dan work-life balance: Studi pada karyawan
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/11585
<p>Abstract <br>Human resources play an important role in development of an organization. The purpose of this study is to derermine how work stress and emotional intelligence relate to employees’ work-life balance. This quantitative type of research uses a correlational approach. This study involved 101 food and beverage employees in Babat District. Data collection was conducted using Google Forms and a 5-point likert scale. This study used multiple regression analysis to analyze data. The result of the simultaneous correlation test showed a sginficant correlation between work stress and emotional intelligence with work-life balance. On the other hand, the result of the partial correlation test of the work stress variable with work-life balance shows a significant negative correlation. While the partial correlation emotional intelligence variable with work-life balance shows a significant positive correlation.</p> <p> </p> <p>Abstrak</p> <p>Sumber daya manusia memainkan peran penting dalam perkembangan suatu organisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana stres kerja dan kecerdasan emosional berhubungan dengan keseimbangan hidup kerja karyawan. Penelitian jenis kuantitatif ini menggunakan pendekatan korelasional. Penelitian ini melibatkan 101 karyawan makanan dan minuman di Kecamatan Babat. Pengumpulan data dilakukan menggunakan Google Forms dan skala Likert 5 poin. Studi ini menggunakan analisis regresi berganda untuk menganalisis data. Hasil uji korelasi simultan menunjukkan korelasi yang signifikan antara stres kerja dan kecerdasan emosional dengan keseimbangan kehidupan kerja. Di sisi lain, hasil uji korelasi parsial variabel stres kerja dengan keseimbangan kehidupan kerja menunjukkan korelasi negatif yang signifikan. Sedangkan korelasi parsial variabel kecerdasan emosional dengan keseimbangan kehidupan kerja menunjukkan korelasi positif yang signifikan.</p>Adisti Mashuri PutriSuroso SurosoKarolin Rista
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-07-252024-07-2551859410.30996/sukma.v5i1.11585The relationship of spiritual intelligence and social support with academic resilience emigrant college students in Surabaya
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/11603
<p><em>Academic resilience is an individual's ability to recover from difficulties and pressure in academics. This research aims to determine the relationship between spiritual intelligence and social support and academic resilience. This research uses a quantitative method with an accidental sampling technique, which is a method of determining samples based on chance, meaning that anyone who happens to meet the researcher can be used as a sample, if the person accidentally met is deemed suitable as a data source. The measuring instruments used include the academic resilience scale with 32 items, the spiritual intelligence scale with 34 items, and the social support scale with 38 items. The sample for this research consisted of 100 migrant students in Surabaya. These results indicate a significant positive relationship between spiritual intelligence, social support, and academic resilience among emigrant college students in Surabaya.</em></p>Silvia Gazella SilalahiDwi Sarwindah SukiatniRahma Kusumandari
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-07-252024-07-25519510510.30996/sukma.v5i1.11603Psychological well-being pada dewasa awal lajang: Bagaimana peranan loneliness?
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/11605
<p><em>Psychological well-being is crucial for individuals to perform optimally and achieve fulfilling lives</em><em>. </em><em>The aim of this research is to investigate the relationship between psychological well-being and loneliness among young single adults</em><em>.</em><em> This study utilized quantitative correlational research methodology</em><em>. </em><em>The study included 177 single early adult students who were selected randomly</em><em>.</em><em> Psychological assessment in this study utilized Russell's (1996) loneliness scale and Ryff & Singer's (2006) psychological well-being scale</em><em>. </em><em>Data analysis involved the use of Pearson's product-moment correlation analysis</em><em>.</em> <em>The findings showed a statistically significant inverse correlation between psychological well-being and loneliness among young single adults. Low levels of loneliness can promote psychological health, enabling young adults to reach their full potential even in the absence of romantic relationships.</em></p> <p> </p> <p><em>Psychological well-being</em> sangat penting untuk dimiliki agar mampu menjalankan fungsi psikologis sehingga dapat mengoptimalkan diri secara penuh serta mendapatkan kehidupan bermakna da bahagia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara <em>loneliness</em> dengan <em>psychological well-being</em> pada dewasa awal lajang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian korelasional kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah 177 mahasiswa dewasa awal lajang yang diperoleh melalui teknik <em>incidental </em>sampling. Penelitian ini menggunakan skala <em>psychological well-being</em> milik Ryff & Singer (2006) dan skala <em>loneliness</em> milik Russel (1996) yang kemudian dikembangkan oleh peneliti sebagai acuan alat ukur psikologi. Teknik analisis data menggunakan teknis analisis <em>product moment. </em>Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif signifikan antara <em>loneliness</em> dengan <em>psychological well being </em>pada dewasa awal lajang. <em>Loneliness</em> yang rendah dapat meningkatkan <em>psychological well-being </em>sehingga dewasa awal mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya walaupun tidak sedang menjalin hubungan romantis dengan orang lain.</p> <p><em> </em></p>Cici Indah CahyawatiSuroso SurosoKarolin Rista
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-07-252024-07-255110611510.30996/sukma.v5i1.11605Quality of life pada lansia : Bagaimana peran dukungan sosial?
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/11596
<p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>The development of the population in the elderly in Indonesia from year to year is increasing, especially in the Nursing Home of Love Services in the City of Surabaya.In the</em><em> </em><em>elderly</em><em> </em><em>as they get older,</em><em> </em><em>the ability</em><em> </em><em>to</em><em> </em><em>do physical activity or</em><em> </em><em>daily activities will decrease which will have an impact on the Quality Of Life of the elderly, especially in the Nursing Home of Love Services in the City of Surabaya. Social</em><em> </em><em>support</em><em> </em><em>is</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>most</em><em> </em><em>important</em><em> </em><em>thing</em><em> </em><em>for</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>elderly</em><em> </em><em>in</em><em> </em><em>Pnti</em><em> </em><em>Werdha</em><em> </em><em>to</em><em> </em><em>improve the Quality Of Life in the elderly. Good social support can improve the Quality Of Life in the elderly so that they can enjoy life in their old age. The purpose of this study was to see the relationship between social support and Quality Of Life in the elderly</em><em> </em><em>at</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>Nursing</em><em> </em><em>Home</em><em> </em><em>of</em><em> </em><em>Love</em><em> </em><em>Services</em><em> </em><em>in</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>City</em><em> </em><em>of</em><em> </em><em>Surabaya.</em><em> </em><em>This</em><em> </em><em>research design uses quantitative methods with product moment analysis techniques. This study was conducted on 62 elderly people at the Love Service Nursing Home in Surabaya</em><em> </em><em>City</em><em> </em><em>using</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>total</em><em> </em><em>sampling</em><em> </em><em>method.</em><em> </em><em>The</em><em> </em><em>measurements</em><em> </em><em>in</em><em> </em><em>this</em><em> </em><em>study</em><em> </em><em>used the</em><em> </em><em>Quality</em><em> </em><em>Of</em><em> </em><em>Life</em><em> </em><em>scale</em><em> </em><em>adapted</em><em> </em><em>by</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>World</em><em> </em><em>Health</em><em> </em><em>Organization</em><em> </em><em>Quality</em><em> </em><em>Of Life (WHOQOL) and the social support scale adapted by Sarafino. The results of this study</em><em> </em><em>showed</em><em> </em><em>that</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>correlation</em><em> </em><em>coefficient</em><em> </em><em>was</em><em> </em><em>0.665</em><em> </em><em>with</em><em> </em><em>a</em><em> </em><em>significance</em><em> </em><em>of</em><em> </em><em>0.000. It can be concluded that social support and Quality Of Life have a positive and significant relationship between social support variables and Quality Of Life variables</em><em> </em><em>in</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>elderly</em><em> </em><em>in</em><em> </em><em>nursing</em><em> </em><em>homes.</em><em> </em><em>For</em><em> </em><em>further</em><em> </em><em>researchers</em><em> </em><em>can</em><em> </em><em>relate</em><em> </em><em>Quality Of Life with other variables, so that research on Quality Of Life is more diverse.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: </em><em>Quality Of Life, Social Support, Elderly</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p>Perkembangan populasi pada lansia Di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, terutama di Panti Werdha Pelayanan Kasih Di Kota Surabaya.Pada lansia semakin bertambahnya usia maka kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik atau kegiatan sehari-hari akan mengalami penurunan yang akan berdampak pada <em>Quality Of Life</em> lansia terutama di Panti Werdha Pelayanan Kasih Di Kota Surabaya. Dukungan sosial merupakan hal yang paling penting bagi lansia di Pnti Werdha untuk meningkatkan <em>Quality Of Life</em> pada lansia. Dukungan sosial yang baik dapat meningkatkan <em>Quality Of Life</em> pada lansia sehingga dapat menikmati hidup dimasa tuanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara dukungan sosial dan <em>Quality</em><em> </em><em>Of</em><em> </em><em>Life</em> pada lansia di Panti Werdha Pelayanan Kasih Di Kota Surabaya. Rancangan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis product moment. Penelitian ini dilakukan kepada 62 lansia di Panti Werdha Pelayanan Kasih Di Kota Surabaya dengan menggunakan metode total sampling. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala Quality Of Life yang diadaptasi oleh <em>World Health Organization Quality Of Life</em> (WHOQOL) dan skala dukungan sosial yang diadaptasi oleh Sarafino . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi sebesar 0,665 dengan signifikansi 0,000. Bisa disimpulkan bahwa dukungan sosial dan Quality Of Life memiliki hubungan yang positif dan signifikan antara variable dukungan sosial dan variable <em>Quality Of Life</em> pada lansia di Panti Werdha. Bagi peneliti selanjutnya dapat menghubungkan <em>Quality Of Life</em> dengan variabel lain, agar penelitian mengenai <em>Quality Of Life</em> lebih beragam.</p> <p><strong><em>Kata kunci:</em></strong><em> </em><em>Quality Of Life, Dukungan Sosial, Lansia</em></p>Novi RusdiyantiHerlan PratiktoAkta Ririn Aristawati
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-07-272024-07-275111612410.30996/sukma.v5i1.11596Keharmonisan keluarga dengan perilaku agresif pada remaja awal
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/11613
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keharmonisan keluarga dengan perilaku agresif pada remaja awal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 221 responden dengan jenis kelamin laki-laki dan berusia antara 12-15 tahun dan tinggal bersama keluarga serta bukan merupakan anak tunggal. Teknik analisis data menggunakan analisis uji korelasi product moment dengan bantuan SPSS versi 16.0 for windows. Hasil koefesien korelasi pada variabel keharmonisan keluarga dengan perilaku agresif sebesar - 0.553 yang menunjukkan bahwa tingkat koefisien korelasi pada penelitian terdapat hubungan negatif, dengan signifikansi sebesar 0,000 (p< 0,01). Artinya, semakin rendah tingkat keharmonisan keluarga, maka perilaku agresif para remaja akan meningkat. Sebaliknya, jika semakin tinggi tingkat keharmonisan keluarga, maka perilaku agresif pada remaja semakin rendah<em>.</em></p>Dwi Ria Maya HapsariAndik MatulessyNindia Pratitis
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-07-272024-07-275112513210.30996/sukma.v5i1.11613Mencapai work engagement pada karyawan : Bagaimana peranan psychological well-being dan work life balance?
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/11615
<p><em>The purpose of this study is to examine whether psychological well-being and work life balance are related to work engagement in employees. The population in this study were employees in Surabaya City. The sample size for this study was 287 people, as determined by the Isaac and Michael table, with an error rate of 10%. The approach used is quantitative correlational, with simple random sampling technique. The measurement tools used were the Scale of Psychological Well-being (SPWB) (18 items), the Work/Nonwork Interference and Enhancement Scale (17 items), and the Utrecht Work Engagement Scale (UWES) (17 items) to measure work engagement. The results of this study include multiple linear regression, t-test, variable means, and effective contribution. The results showed that psychological well-being and work life balance significantly increased work engagement (F = 52.664; r = 0.520; R Square = 0.271; P < 0.000). Psychological well-being and work life balance can be used as techniques for employees to build and improve employees' work engagement with the company and their work</em></p>Bryan Nifenty FerrysandiEben Ezer NainggolanSayidah Aulia Ul Haque
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-07-272024-07-275113314710.30996/sukma.v5i1.11615Kontrol Diri dan Celebrity Worship pada Wanita Penggemar K-Pop Usia Dewasa Awal
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/11607
<p><strong>Abstrack</strong></p> <p><em>The popularity of K-Pop that occurs in Indonesia involves women of early adulthood and causes negative impacts from excessive worship or what is called celebrity worship. This research aims to find out whether there is a relationship between self-control and celebrity worship in women in early adulthood who like K-pop. This research was conducted with participants as many as 96 young adult K-pop fans using incidental sampling techniques. The instruments used in this research were the self-control scale from Tangney (2004) and the celebrity attitude scale from Maltby (2005). Based on the results of the data analysis carried out, it shows that there is no relationship between self-control and celebrity worship.</em></p> <p> </p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Populernya K-Pop yang terjadi di Indonesia yang melibatkan wanita usia dewasa awal dan menimbulkan dampak-dampak negatif dari pemujaan berlebihan atau disebut juga dengan <em>celebrity worship</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kontrol diri dengan <em>celebrity worship</em> pada wanita berusia dewasa awal yang menggemari K-pop. Penelitian ini dilakukan dengan partisipan sebanyak 96 wanita usia dewasa awal penggemar k-pop dengan menggunakan teknik pengambilan sampel <em>sampling incidental</em>. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah skala kontrol diri dari Tangney (2004) dan skala <em>celebrity attitude scale</em> dari Maltby (2005). Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara kontrol diri dengan <em>celebrity worship</em>.</p>Devi Agnes Aprilia IngkeatubunDwi Sarwindah SukiatniRahma Kusumandari
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-07-272024-07-275114815510.30996/sukma.v5i1.11607Stres Akademik dan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Bekerja
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/11618
<p><em>Academic procrastination is the behavior of delaying work on assignments which is carried out intentionally and has a negative impact on students which can harm their abilities. However, it can also reduce stress, even if only temporarily. This research aims to determine the relationship between academic stress and academic procrastination in working students. Participants in this research were 205 evening class students from the class of 2023-2024 using incidental sampling techniques. The instruments used in this research were the Tuckman Procrastination Scale (TPS) which was adapted from Tuckman (1991) and the academic stress scale which refers to the theory of Bedwy and Gabriel (2015). The results of the product moment correlation test show that the relationship between academic stress and academic procrastination obtained a correlation of rxy = 0.764, significance of p = 0.000 (p<0.05), which means that there is a significant positive relationship between academic stress and academic procrastination in working students. These results indicate that the higher the academic stress, the higher the academic procrastination in working students. The statement above states that the hypothesis in this research is accepted.</em></p> <p>Prokrastinasi akademik merupakan perilaku penundaan dalam mengerjakan tugas yang dilakukan secara sengaja dan berdampak buruk pada mahasiswa yang dapat merugikan kemampuannya. Namun juga dapat mengurangi stres meskipun hanya bersifat sementara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubingan antara stres akademik dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa bekerja. Partisipan pada penelitian ini adalah 205 mahasiswa kelas sore angkatan 2023-2024 dengan menggunakan teknik <em>sampling incidental. </em>Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>Tuckman Procrastination Scale </em>(TPS) yang diadaptasi dari Tuckman (1991) dan skala stres akademik yang mengacu pada teori Bedwy dan Gabriel (2015). Hasil uji korelasi <em>product moment</em> bahwa hubungan stres akademik dengan prokrastinasi akademik memperoleh korelasi rxy = 0,764 signifikasi sebesar p = 0,000 (p<0,05) yang berarti adanya hubungan positif signifikan antara stres akademik dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa bekerja. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi stres akademik maka semakin tinggi prokrastinasi akademik pada mahasiswa bekerja. Pernyartaan diatas menyatakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.</p>Ari Fanti WardaniHerlan PratiktoSuhadianto Suhadianto
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-07-282024-07-285115616410.30996/sukma.v5i1.11618RELIGIUSITAS DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA MAHASISWA
https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/sukma/article/view/11766
<p><em><strong>Abstract</strong> </em></p> <p><em>Psychological well-being is how each individual can provide psychological well-being, which includes individuals being able to control their mental, physical and psychological functions with positive emotions (Fitri, 2017). Each individual's well-being can be seen from happiness, life satisfaction, and not experiencing symptoms of depression. The type of research that will be used in this research is quantitative research using correlational techniques. Correlational research is research that focuses on finding out whether there is a relationship between two variables, namely the independent variable and the dependent variable. The independent variables are religiosity (X1) and peer support (X2), and the attachment variable is Psychological well-being (Y). The research subjects were 118 individuals who were students from the Faculty of Natural Sciences and the Faculty of Engineering in Malang. The data collection technique used in this research is scale. This research uses a psychological well- being scale, religiosity scale, peer support scale. The data obtained in this study were from all variables using analytical tests using the distribution normality test (distribution is normally distributed and some are not normally distributed) and linearity test (all scales have a linear relationship), so the data analysis carried out was Multiple Linear Regression Analysis. to examine the relationship between religiosity and peer support with psychological well-being.</em></p> <p> </p> <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p><em>Psychological well-being </em>merupakan bagaimana setiap individu dapat memberikan kesejahteraan psikologisnya, yang meliputi individu mampu mengontrol fungsi mental, fisik dan psikologisnya dengan emosi yang positif (Fitri, 2017). Setiap kesejahteraan individu dapat dilihat dari kebahagiaan, kepuasaan hidup, dan tidak mengalami gejala depresi. Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan Teknik korelasional. Penelitian dengan korelasional merupakan penelitian yang berfokus untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu religiusitas (X1) dan dukungan teman sebaya (X2), serta variabel terikat yaitu <em>Psychological well- being (Y). </em>Subjek penelitian berjumlah 118 individu yang merupakan mahasiswa dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Teknik di Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala. Penelitian ini menggunakan skala <em>psychological well-being, </em>skala religiusitas, skala dukungan teman sebaya. Diperoleh hasil data pada penelitian ini dari seluruh variabel yang menggunakan uji analisis menggunakan uji normalitas sebaran (Sebaran berdistribusi normal dan ada yang tidak berdistribusi normal) dan uji linearitas (Semua skala memiliki hubungan yang linear), sehingga analisis data yang dilakukan adalah Analisis Regresi Linier Berganda untuk menguji hubungan antara religiusitas dan dukungan teman sebaya dengan <em>Psychological well-being.</em></p>Bawinda LestariBalqis Salma Labibah
##submission.copyrightStatement##
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-08-092024-08-095116517410.30996/sukma.v5i1.11766