PENGARUH KERAPATAN PARANET TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT PENANGKAP KABUT DI DUSUN NGLURAH WONODADI KULON KAB. PACITAN

  • Maula Nafi Teknik Mesin UNTAG Surabaya
  • Muhammad Aziz Teknik Mesin UNTAG Surabaya

Abstract

Beberapa daerah di Indonesia, khususnya di daerah dataran tinggi masih dikategorikan sebagai daerah kekurangan air. Hal tersebut dikarenakan kontur tanah yang merupakan bebatuan, dan sumber air tanah yang terlalu dalam, lebih dari 50 meter, sehingga sumber air yang digunakan warga pada umumnya hanya dari sumber mata air. Hal yang bertolak belakang, di daerah dataran tinggi mempunyai potensi kabut yang sangat tinggi. Pada dasarnya, kabut adalah butiran air yang mengumpul dan belum menguap ke udara. Penelitian kali ini bertujuan untuk memanfaatkan paranet dan difabrikasi sebagai alat penangkap kabut, sehingga air dari kabut tersebut dikumpulkan dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga. Penelitian dikhususkan di Dusun Nglurah, Desa Wonodadi Kulon, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Alat penangkap kabut dibuat di dua titik dengan potensi kabut tertinggi, kemudian diambil data berapa air yang dapat ditampung selama lima bulan. Hasil menjanjikan dapat dilihat pada alat penangkap kabut pertama, karena lokasinya memang lebih tinggi dan mempunyai potensi kabut lebih banyak. Rata-rata produktivitas pada alat penangkap kabut pertama adalah 3,6 liter/m2/hari, dibandingkan dengan alat penangkap kabut kedua yaitu 3,2 liter/m2/hari. Secara umum, prototype alat penangkap kabut berfungsi dengan baik..

Kata kunci: air, alat penangkap kabut, paranet, produktivitas kabut

Downloads

Download data is not yet available.

References

Dodson, L. L. dan Bargach, J. 2015. Harvesting Fresh Water from Fog in Rural Morocco : Research and Impact – Dar Si Hmad’s Fogwater Project in Aït Baamrane. Procedia Engineering. 107 : 186-193

Harb, O. M., Salem, M. Sh., Abd EL-Hay, G. H., dan Makled, Kh. M. 2016. Fog Water Harvesting Providing Stability for Small Bedwe Communities Lives in North Cost of Egypt. Annals of Agricultural Science. 61 (1) : 105-110

Marzol, M. V. dan Sanchez Megia, J. L. 2008. Fog Water Harvesting in Ifni, Morocco: An Assessment of Potential and Demand. Atmospheric Research. 139 : 97-119

Russo, A. Escobedo, F. J., Cirella, G. T., dan Zerbe, S. 2017. Edible Green Infrastructure: An Approach and Review of Provisioning Ecosystem Services and Disservices in Urban Environments. Agriculture, Ecosystems, & Environment. 242 : 53-66

Sabino, A. 2007. Fog Collection in The Natural Park of Serra Malaguetta. An Alternative Source of Water for The Communities. Proceeding of the 4th International Conference on Fog. Fog Collection and Dew. 425-428

Schemenauer, R. S. dan Cereceda, Pilar. 1994. A Proposed Standard Fog Collector for Use in High-Elevation Region. Journal of Applied Meteorology. 33 : 54-55

Taufani, A. R., Utomo, P., Maulana, T. I., dan Musofa. 2011. Teknologi Pemanen Kabut (Fog Harvesting) sebagai Solusi Mengatasi Masalah Kekeringan pada Dataran Tinggi. Jurnal Universitas Gajah Mada.

http://www.inhabitat.com/> Jenis dan Macam Alat Penangkap Kabut. Diakses pada 3 April 2017

http://kecamatan.pacitankab.go.id/> Profil Desa Wonodadi Kulon. Diakses pada 3 April 2017

Published
2018-07-05
Section
Articles