KINERJA STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN BENTANG KANTILEVER 4 M MENGGUNAKAN METODE ANALISIS PUSHOVER

Keywords: level kinerja, analisa pushover, balok kantilever

Abstract

Abstract

The advance of technology and design in construction field are developing. Therefore, variety of structural design becomes unique. The shape of building with cantilever seems increasingly atrractive because it is rated to have high architecture. Cantilever form with a longer span of more than 1/3 L is increasingly desirable because it provides a unique exterior appearance,
as well as a double function other than as a room can also functioned as a canopy.The building is designed to be a 7-storey building with cantilever beam on the 6th – 7th floor for 4 m. This study used the reference of SNI 03-2847-2013 in designing the main structural elements of reinforced concrete, SNI 03-1726-2012 for the designing the earthquake load, SNI 03-1727-2013 and PPIUG
1983 for gravity load planning. From the results of analysis, the interstory drift that occurs both the X-direction and the direction of Y is 50.544 mm and 39.956 mm, each of which qualifies the interstory drift limit according to SNI 03-1726-2012. Structural performance levels are being catagories in immediate occupancy level which means there is no structural damage and the building can be used immediately according to its function

 

Abstrak

Kemajuan teknologi dan desain di bidang konstruksi semakin berkembang. Hal tersebut, membuat beragamnya variasi desain struktur yang semakin hari semakin unik. Bentuk-bentuk gedung dengan kantilever tampaknya semakin diminati karena dinilai mempunyai arsitektur yang tinggi. Bentuk kantilever yang mempunyai bentang lebih panjang, yaitu lebih dari 1/3 L makin diminati karena memberikan tampilan eksterior yang unik, serta dapat berfungsi ganda selain sebagai ruangan juga dapat difungsikan sebagai kanopi. Gedung yang didesain merupakan gedung 7 lantai dengan balok kantilever pada lantai 6 dan 7 sepanjang 4 m. Penelitian ini menggunakan acuan SNI 03-2847-2013 dalam mendesain elemen struktur utama beton bertulang, SNI 03-1726-2012 untuk perencanaan beban gempa, SNI 03-1727-2013 dan PPIUG 1983 untuk perencanaan beban gravitasi. Dari hasil analisis didapatkan besar simpangan yang terjadi baik arah x maupun arah Y adalah sebesar 50,544 mm dan 39,956 mm, dimana masing-masing memenuhi syarat batas simpangan antar lantai sesuai SNI 03-1726-2012. Level kinerja struktur termasuk level immediate occupancy yang berarti tidak terjadi kerusakan structural dan gedung dapat segera dipakai sesuai dengan fungsinya.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Retno Trimurtiningrum, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik
Faradlillah Saves, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik
Laily Endah Fatmawati, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik
Yusak Adi Setiawan, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik

References

Dewobroto, W. (2005). Evaluasi Kinerja Struktur Baja Tahan Gempa dengan Analisa Pushover. Civil Engineering National Conference : Sustainability Construction & Structural Engineering based on Professionalism – Unika Soegijapranata, Semarang 17-18 Juni 2005.

Utami, T.P., N. Warastuti. (2017). Analisis Kekuatan Bangunan Terhadap Gaya Gempa dengan Metode Pushover Studi Kasus Gedung Asrama Pusdiklat PPATK Depok. Jurnal Infastruktur vol 3(2) pp. 99-106.

Badan Standardisasi Nasional. (2012). SNI 03-1726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional. (2013). SNI 03-1727-2013 tentang Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. (1987). Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung. Bandung : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.

Badan Standardisasi Nasional. (2013). SNI 03-2847-2013 tentang Persyaratan Beton Strukturan untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. (1971). Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Bandung : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.

ATC Council. (1971). Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Buildings.

Published
2020-12-18
Section
Articles