ANALISIS PEKERJAAN BASEMENT (PEKERJAAN GALIAN DAN DIAPHRAGM WALL) PADA METODE TOP - DOWN DENGAN ALAT BERAT DITINJAU DARI ASPEK TEKNIK, WAKTU, DAN BIAYA
Abstract
Pembangunan basement yang dilakukan dewasa ini dengan mengikuti perkembangan teknologi dan inovasi dibidang konstruksi untuk mendapatkan alternatif metode konstruksi dari yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja. Metode yang dapat diterapkan yaitu metode top – down dengan pekerjaan basement dimulai dari basement yang teratas dan dilanjutkan lapis demi lapis sampai kedalam basement yang diinginkan bersamaan dengan pekerjaan galian, didasari luas lahan yang terbatas dan mencegah pencemaran lingkungan. Pekerjaan basement ada beberapa diantaranya pekerjaan galian dan diaphragm wall dengan dibantu alat berat untuk memudahkan pekerjaan tersebut. Pekerjaan galian alat berat yang digunakan excavator dan dump truck untuk alat angkut ,sedangkan pekerjaan diaphragm wall alat berat yang digunakan Clamshell, Crawler Crane, Pipa Tremi yang bisa dianalisa produktivitas dari alat berat tersebut berikut biaya yang dibutuhkan serta aspek teknik yang harus dikerjakan dilapangan. Penelitian ini dilakukan di salah satu mall yang terletak di Surabaya timur, dengan luasan 5.625 m², basement 2 lantai, dengan kedalaman galian 1 sebesar 1,85 m dan kedalaman galian 2 sebesar 5,35 m. Volume galian 40.500 m³. Biaya yang diperlukan untuk pekerjaan galian dengan volume diatas memerlukan biaya sebesar Rp. 393.688.014 dengan waktu 210 hari. Sedangkan pekerjaan pemasangan diaphragm wall dengan ketebalan panel 0,5 m dan tinggi 22 m untuk pekerjaan galian, pekerjaan pembuangan, biaya mobilisasi, sewa mesin concrete, pembesian, penyediaan beton K-300, CWS, dan upah pekerja menghabiskan total biaya Rp. 13.184.745.940 dengan kebutuhan waktu selama 75 hari. Sumber daya manusia yang dibutuhkan dari 6 grup yang setiap grupnya memerlukan 1 mandor, 4 tukang, 2 kenek untuk group penggalian dan 1 mandor, 10 tukang, 1 kenek untuk group pengecoran.
Kata kunci : basement, top – down, diaphragm wall
Downloads
References
Gambui, M. dan Chiffoleau, Y. Seminar Sehari Dinding Diafragma Untuk Ekskavasi Besmen. Majalah Konstruksi.
Hidayat, Arif (2011). Penelitian tentang pemilihan pekerjaan Basement pada bangunan bertingkat tinggi menggunakan Metode Top Down sebagai inovasi metode pelaksanaan ( Studi kasus Proyek Sudirman Suites Hotel and Apartment Jakarta)
Howe, Jone; Brown, Geoff. One Day Seminar On Top Down Construction. 1993. Weathered Howe PTY.LTD, Australia
Makarim, Chaidir A, Dr.Ir..; Sall,.S.P. Lima, Ir,M.Sc; Long, Gouw Tjie. 1991. Dinding Diafragma Untuk Ekskavasi Besmen. Majalah Konstruksi.
Prawidiawati, Fitri dan Nurcahyo, Cahyono Bintang, 2015. Analisa Perbandingan Metode Bottom – Up dan Metode Top – Down Pekerjaan Basement Pada Gedung Parkir Apartemen Skyland City Education. Surabaya
Rochmanhadi, 1983. Kapasitas dan Produksi Alat – Alat Berat, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Rostiyanti, Susy Fatena,.M.Sc.Ir 2008. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi Edisi 2. Renika Cipta.
Rumpaidus, Hans R (2014). Analisis Biaya, Waktu dan jumlah penggunaan alat berat pada proyek pematangan lahan Institut Pertambangan Nemangkawi Timika Papua.
Zeniya, Virda Akmalia (2007). Pencanaan dinding diafragma wall sebagai struktur penahan tanah dinding basement pada studi kasus Hi – Tech Center Surabaya.
Authors who publish with Extrapolasi agree to the following terms:
- Authors transfer the copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.. that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)