IDENTITAS DESA PLUNTURAN DALAM KESENIAN PERTUNJUKAN GAJAH-GAJAHAN DI DESA PLUNTURAN
Abstract
Abstrak. Kesenian rakyat diyakini sebagai bagian dari identitas dalam kehidupan masyarakat. Pemikiran inilah yang menjadi landasan peneliti mengungkap adanya produksi wacana identitas masyarakat dalam kesenian Gajah-gajahan di desa Plunturan. Untuk mengungkap identitas dalam kesenian Gajah-gajahan di desa Plunturan, peneliti mengaplikasikan semiotika Roland Barthes. Untuk melihat tanda-tanda yang ada dalam setiap elemen dari kesenian Gajaha-gajahan seperti gerak, aksesoris, alat musik, kostum, dan penari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan studi etnografi dengan analisis semiotika berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari temuan tersebut, tim peneliti melihat adanya identitas dari desa Plunturan adalah sebuah harmonisasi kehidupan desa Plunturan yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan berupa perjuangan, keberagaman, kesetaraan, gotong royong, dan religius. Abstract. Folk art is believed to be part of identity in people's lives. This thought is the basis of researchers revealing the production of community identity discourse in Gajah-gajahan (the art of Elephant) in Plunturan. To reveal the identity Gajah-Gajahan (the art of Elephant) in Plunturan, researchers applied roland barthes semiotics. To see the signs that exist in every element of Gajah-gajahan art such as motion, accessories, musical instruments, costumes, and dancers. The method used in this study uses qualitative descriptive methods, with ethnographic studies with semiotic analysis based on facts found in the field through observations, interviews and documentation. From the findings, the research team saw the identity of Plunturan is a harmonization of plunturan village life that highly upholds the values of goodness in the form of struggle, diversity, equality, mutual cooperation, and religionDownloads
References
Alfianti.2018.Relasi Nilai Agama Islam dan Budaya dalam Kesenian Reog Ponorogo. An-Nuha. Vol 5 No. 2 Desember
Barthes, Roland. 1967. Element of Semiology. Hill & Wang. New York
Barthes, Roland. 1983. Mythologies. Paladin. London
Budiman,Kris. 1999. Kosa Semiotika Yogyakarta:LKiS
Erintina, Fillya Yunita. 2014. Nilai-Nilai Sosial dalam Kesenian Gajah-gajahan di Desa Coper, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo
Geertz, C. 1992. Kebudayaan dan Agama. Penerjemah Francisco Budi Hardiman. Kanisius.Yogyakarta.
Juliani, Reni, dkk. 2019. Analisis Semiotika dalam Kesenian Kuda Lumping Bima Sakti. SOURCE: Jurnal Ilmu Komunikasi. DOI: https://doi.org/10.35308/source.v5i1.1114
Kurnianto, Rido. (2015). SENI GAJAH-GAJAHAN (Mengemas Pentas Bernilai Seni, Religi, Filosofis, dan Edukatif). https://www.researchgate.net/publication/323796563_SENI_GAJAH-GAJAHAN_Mengemas_Pentas_Bernilai_Seni_Religi_Filosofis_dan_Edukatif/citation/downl oad
Komala, Yulia Citra.2019. Bentuk Penyajian Kesenian Gajah-gajahan di Dusun Krajan Desa Kedungbanteng, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo.
Kridalaksana H. 2008. Kamus Linguistik. PT. Gramedia. Jakarta.
Martin and Nakayama. 2003. Interncultural Communication in Contexts. The McGraw-Hill Companies. United States.
Rahmania, Anik. 2012. Budaya dan Identitas.Dwi Putra Pustaka Jaya. Sidoarjo
Rusmana, Dadan. 2014. Filsafat Semiotika . Pustaka Setia. Bandung
Ruswananta, Sigit Putra.2019. Kesenian Gajah-Gajahan desa Gontor Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo.AVATARA e-Journal Pendidikan Sejarah. Vol 7 No 2 tahun 2019
Salzmann Z. 1993. Language, Culture & Society: An Introduction to Linguistics Anthropology. Oxford: Westview.
Sedyawati E. 1977. Tari dalam Sejarah Kesenian Djawa dan Bali”. Departemen P & K.
Sedyawati E. 1980. Tari: Tinjauan dari Berbagai Segi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit CV Alfabeta. Bandung Spradley, J. P. 1997. Metode Etnografi. Penerjemah Misbah Zulfiah Elizabeth. Tiara Wacana. Yogyakarta.
Sobur, Alex. 2002. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Rosda Karya. Bandung
Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.
Authors publishing in the Journal will be asked to sign a Copyright Assignment Form. In signing the form, it is assumed that authors have obtained permission to use any copyrighted or previously published material. All authors must read and agree to the conditions outlined in the form, and must sign the form or agree that the corresponding author can sign on their behalf. Articles cannot be published until a signed form has been received.It is a condition of publication that authors assign copyright or license the publication rights in their articles, including abstracts, to email jurnalparafrase@untag-sby.ac.id. . This enables us to ensure full copyright protection and to disseminate the article, and of course the Journal to the widest possible readership in print and electronic formats as appropriate.