MITIGASI BENCANA DALAM TRADISI “TEMANTEN KUCING” MASYARAKAT DESA PELEM, KECAMATAN CAMPURDARAT KABUPATEN TULUNGAGUNG (PENERAPAN ETIKA KOMUNIKASI DALAM MEMAKNAI POTENSI LOCAL WISDOM)

  • Lukman Hakim
  • Widiyatmo Eko Putro
  • Dewi Sri Andika Rusmana

Abstract

Orang Indonesia di setiap daerah memiliki kekayaan pengetahuan lokal yang biasa disebut sebagai kearifan lokal. Ini termasuk mitigasi bencana dan resolusi konflik. Mitigasi bencana berdasarkan kearifan lokal memiliki dimensi yang lebih kompleks, terutama di bidang sosial kemanusiaan. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk melestarikan dan melestarikan pengetahuan lokal yang sebenarnya masih relevan saat ini. Metode tradisional seperti ini, di samping untuk mendapatkan harmoni dan persatuan di antara warga. Karena, kearifan lokal adalah salah satu alat perekat bangsa selain kurangnya harmoni di masyarakat saat ini. Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat memiliki kearifan lokal dalam mengatasi musim kemarau. Tradisi ini dapat memperkuat hubungan antar warga karena masing-masing kegiatan ini diadakan mampu mengumpulkan semua warga negara untuk mengumpulkan dan memelihara hubungan baik, tanpa memandang ras, ras atau agama. Tradisi "temanten kucing" adalah tradisi nenek moyang masyarakat Desa Pelem, Kecamatan Campur Darat, Kabupaten Tulungangung, untuk meminta hujan ketika musim kemarau panjang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mencapai target yang ingin dicapai adalah metode kualitatif-deskriptif. Hasil yang dicapai adalah kearifan lokal dalam tradisi "Temanten Kucing" yang memiliki potensi untuk sangat memperkuat semangat persatuan nasional. Menciptakan iklim sosial yang harmonis dan memiliki karakteristik khusus dalam elemen media komunikasi, untuk menciptakan tujuan yang disebutkan di atas. Dapat disimpulkan bahwa dalam proses mitigasi bencana-dalam budaya lokal ada proses komunikasi yang dilakukan oleh semua pihak sehingga ada pemahaman bersama. Etika komunikasi tradisi kucing tradisional mengandung nilai teleologis tertentu (bertujuan) untuk memimpin massa. Upacara ini diarahkan pada tujuan (telos) nilai-nilai kebijaksanaan dan persatuan.

 

Kata Kunci: Mitigasi Bencana, Etika Komunikasi, Kearifan Lokal, Temanten Kucing

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bertens, Kees, 1993, Etika, Jakarta: Gramedia.

Bakker, Anton dan Zubair, Ahmad Charis, 1990, Metodologi Penelitian Filsafat, Kanisius: Jogjakarta.

Bajari, Atwar, 2015, Metode Penelitian Komunikasi, (Prosedur Trend an Etika), Bandung: Rosdakarya.

Dwicahyono, Wisnu Aji. 2012. Sejarah dan Konflik Ritual Manten Kucing Di Desa Pelem Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung. Malang; Universitas Negeri Malang.

Haryatmoko, 2007, Etika Komunikasi, Yogyakarta: Kanisius.

__________, 2015, Etika Publik, Yogyakarta: Kanisius.

Morissan, 2015, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, Jakarta: Prenada Media.

Romli, Khomsahrial, 2017, Komunikasi Massa, Jakarta: Gramedia.

Rudianto, 2015. Komunikasi dalam Penanggulangan Bencana. Jurnal Simbolika Volume 1 Nomor 1.

Sobur, Alex, 2013, Filsafat Komunikasi, Trad isi dan Merode Fenomenologi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susanto, Eko Harry, dkk. 2011. Komunikasi Bencana. Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi. Mata Adi Pressindo: Yogyakarta.

Yuwana, Sudikan Setya. 2001. Metode Penelitian Sastra Lisan. Surabaya: Citra Wacana.

___________________.2013. Kearifan Budaya Lokal. Sidoarjo: Damar Ilmu.

Published
2018-11-30
Section
Articles