USAHA RUMAH TANGGA PETERNAKAN KAMBING DI DUSUN SUKOREJO, DESA TUGU, KECAMATAN SENDANG, KABUPATEN TULUNG AGUNG, PROPINSI JAWA TIMUR
Abstract
Desa Dusun Sukorejo berada di Desa Tugu. Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulung Agung berada dilereng Gunung Wilis. Potensi yang dimiliki oleh desa Tugu adalah sebagai kampung pertanian, perkebunan dan penghasilan sampingan beternak Sapi dan Kambing yang memanfaatkan sumber alam lingkungan. Potensi ekonomi di disektor perternakan kambing dan sapi sangat memungkinkan untuk dikembangkan karena berlimpahnya sumber pakan alam yang tersedia terutama di musim hujan. Bapak Hartono sebagai warga desa tersebutjuga memiliki usaha sampingan ternak kambing yang yang dijalankan secara tradisional sebagaimana layaknya yang dilakukan oleh warga lainya, sehingga capaian kapasitas ternaknya sangat terbatas 5–10 ekor karena keterbatasan waktu dan tenaga untuk penyediaan pakan yaitu mencari pakan ternak setiap hari dengan cara memotong rumput atau hijauan daun.. Dimusim kemarau mengalami kesulitan mencari rumput maupun hijauan daun, sedangkan dimusim hujan dan panen raya sebenarnya banyak bahan pakan dari limbah pertanian yang bisa diolah dengan fermentasi dan disimpan untuk persediaan pakan dimusim kemarau antara lain: Jerami, janggel jagung, hijauan daun dan sebagainya.Berdasarkan hasil survei dan penjelasan dari mitra diperoleh informasi limbah hasil pertanian tersebut berlimpah dan digunakan sebagai kayu bakar atau dibuang, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan tentang pembuatan pakan ternak dan cara/teknologi untuk mengolahnya. Beberapa permasalahan yang dihadapi mitra yaitu: 1. Manajemen pengelolaan usaha masih secara tradisional, 2. Kurangnya pengetahuan pembuatan pakan ternak 3. Belum memiliki alat atau mesin pengolahan pakan ternak, Dari kondisi tersebut kami memberikan solusi dengan pengadaan Teknologi tepat guna mesin pengolahan pakan yaitu mesin Perajang Rumput, serta memberi pelatihan manajemen pengelolaan usaha yang profesional. Beternak secara tradisionall rata-rata hanya mampu memelihara 5-10 ekor sehingga tidak dapat menjadi sumber utama ekonomi keluarga, sedangkan dengan bantuan mesin pengolahan pakan maka masyarakat mampu memelihara kambing minimal 30 – 150 ekor, karena peternak tidak perlu setiap hari mencari rumput atau hijauan daun, sedangkan limbah pertanian saat musim panen raya dapat diolah dan ditimbun untuk kebutuhan dimusim kemarau. Peluang pasar kambing masih sangat terbuka, yaitu untuk konsumsi setiap hari, aqiqoh, hari raya qurban, sedangkan dari sisi produksi masih sedikit industri peternakan kambing dalam sekala besar, sehingga hal ini merupakan peluang yang sangat besar untuk dikembangkan didesa untuk menghambat laju urbanisasi ke Kota Kata kunci: Pakan buatan, Mesin perajang rumputDownloads
References
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – BPOM (2003), “Cara Produksi
Pangan Yang Baik Untuk Industri Rumah Tangga”
Ginting, Simon P, 2009. Petunjuk teknis pengelolaan pakan dalam usaha ternak kambing,
Galang Deli Serdang: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Guntoro,
Suprio, 2008. Membuat pakan ternak dari limbah perkebunan, Jakarta: Agro Media
Pustaka
Kopiang, IP, 2000. Peningkatan mutu bahan pakan, Denpasar: Seminar Nasional Teknologi
Pertanian Ramah Lingkungan
Mulyono, Subangkit, 2011. Teknik pembibitan kambing dan domba, Jakarta: Penebar
Swadaya
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Pakan Inovatif. Yogyakarta:
DIVA Press
Suryana, A, dkk. 2001. Pedoman Teknologi Tepat Guna Ergonomi Bagi Pekerja Sektor
Informal. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jendral Bina
Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Toko Mesin. 2020. www.TokoMesin.com
Tojo Mesin Solusindo. 2020. www.tokomesisolusindo.co.id