HUKUM POSITIF DAN THE LIVING LAW (Eksistensi dan Keberlakuannya dalam Masyarakat)

  • Syofyan Hadi

Abstract

Sebagai produk budaya, hukum selalu eksis dalam setiap masyarakat. Karenanya, hukum yang tidak diciptakan, namun hukum ditemukan dalam masyarakat (the living law). Namun seiring lahirnya negara modern, the living law cenderung dihilangkan dan diganti dengan hukum positif (state law). Bahkan the living law tidak dianggap sebagai hukum. Namun demikian, dalam sistem hukum Indonesia the living law masih diakui dengan batas-batas tertentu, seperti pengakuan terhadap masyarakat adat dan hak-haknya tradisionalnya, pengakuan hak ulayat dan sebagainya.

Kata kunci: hukum positif, the living law,  sistem hukum

Downloads

Download data is not yet available.

References

Eugen Ehrlich, Fundamental Principles of The Sociology of Law, Walter L. Moll trans., 1936.

Hilaire McCoubrey and Nigel D. White, Textbook on Jurisprudence, London:Blackstone Press Limited, 1996.

H.L.A.Hart (ed), J. Bentham, of Law in General, London: Athlone Press, 1970.

John Austin, The Province of Jurisprudence Determined, Cambridge: Cambridge University Press, 1995.

Joseph Dainow, The Civil Law and The Common Law: Some Points of Comparison, The Americal Journal of Comparative Law, Vol. 15, No. 3 (1966-1967).

Karunamay Basu, The Modern Theories of Jurisprudence, Calcuta: University of Calcuta, 1925.

Luis Kutner, Savigny: German Lawguver, Marquatte Law Review, Vol. 55, Issue 2 Spring, 1972.

Martin Kryger, Law as Tradition, Journal of Law and Philosophy, Vol. 5 No. 2 August 1986.

Mathias Reimann, The Historical School Against Codification: Savigny, Carter, and the Defeat of the New York Civil Code, American Journal of Comparative Law, Vol. 37, 1989.

Steven Winduo, Costumary Law is A Living Law, www.ichcap.org, diakses pada tanggal 09 Januari 2018, jam. 12.00.

Vincy Fon and Fransico Parisi, Judicial Precedent in Civil Law System: A dynamic Analysis, International Review of Law and Economics, (2006).