PERAN MEDIA MASSA DALAM EDUKASI PENYADARAN SATWA DILINDUNGI (STUDI KASUS PENAYANGAN KAKAKTUA DILINDUNGI DI NET TV DAN TRANS TV)
Abstract
Peran dan fungsi media massa dalam masyarakat sangat besar. Mengacu pada pemikiran McQuail, salah satu peran media massa adalah cerminan dari perilaku masyarakat yang diwakilinya. Melalui pemikiran media massa maka kita dapat memahami bagaimana opini dan perilaku masyarakat tersebut. Dalam konteks perlindungan lingkungan khususnya satwa dilindungi, peran media massa di Indonesia masih jauh dari fungsinya sebagai fasilitator edukasi masyarakat. Riset ini menunjukkan betapa rentannya media massa arus utama khususnya televisi dalam menayangkan satwa dilindungi dalam program hiburan mereka. Di sisi lain, media massa arus utama juga beberapa kali memuat kasus penyelundupan satwa dilindungi dan penangkapan pedagang satwa tersebut. Hal ini seharusnya memberikan masukan kepada pengelola media tersebut bahwa satwa dilindungi tidak boleh diperjual belikan, diburu, dikonsumsi, dan dipelihara tanpa ijin yang jelas dari pihak berwenang. Dengan menggunakan studi kasus intrinsik dari Stake, serta pisau analisis menggunakan teori jurnalisme lingkungan, komunikasi lingkungan, dan teori konservasi satwa, riset ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam menggali pemahaman pengelola media Net TV dan Trans TV dalam kasus penayangan satwa dilindungi khususnya burung Kakaktua dalam program hiburan mereka. Hasil riset ini menunjukkan adanya ketidakpahaman pada pengelola program hiburan tersebut tentang peraturan mengenai satwa dilindungi seperti yang tercantum dalam peraturan Pemerintah no 7 tahun 1999 tentang Pemanfaatan dan Pengelolaan Tanaman dan Satwa Liar Dilindungi, serta Undang-Undang no 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Umumnya mereka mencari sensasi dalam penayangan satwa tersebut dan tidak mencari tahu tentang aturan-aturan ini. Dampak dari penayangan ini dapat memberi pengaruh yang buruk secara signifikan kepada khalayaknya. Kata Kunci : Komunikasi Lingkungan, Satwa Dilindungi, Jurnalisme Lingkungan, Media Massa, Studi KasusDownloads
References
Biagi, Shirley, 2010, Media/Impact: An Introduction to Mass Media, terjemahan
Media/Impact, Pengantar Media Massa, Jakarta :Salemba Humanika
Bungin, Burhan, 2007, Sosiologi Komunikasi, Teori Paradigma dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa,
Iklan Televisi, dan Keputusan Konsumen serta Kritik terhadap Peter L.Berger &
Thomas Luckmann.Jakarta: Kencana Media Group
Denzin, Norman K, dan Yvonna S. Lincoln, 2009. Handbook of Qualitative Research, edisi
bahasa Indonesia, Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
McQuail, Dennis. 1987. Mass Communication Theory, terjemahan, Teori Komunikasi
Massa, Jakarta : Erlangga
Mc Quaill, Denis. 1992, Media Performance, Mass communication and The Public Interest,
London : Sage Publications,
Lain lain
Undang-undang no 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan ekosistemnya
Peraturan Pemerintah no 7 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar