LINGKUNGAN ADALAH SEORANG GURU (REFLEKSI PEMBERDAYAAN TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM SERVICE LEARNING)

  • Jovan Adriel A.
  • Olivia Reynalda T.
  • Dion Nathanael W.
  • Surya Hermawan

Abstract

Di era globalisasi ini, tidak banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan sekitar mereka. Masih banyak daerah-daerah di surabaya ini baik daerah perkotaan maupun daerah pinggiran yang masih terdapat sampah berserakan, sungai yang tercemar sampah dari pabrik maupun dari limbah rumah tangga. Masyarakat masih meremehkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya sehingga tanpa kita sadari, sampah yang berserakan tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan yang merugikan kita sendiri. Contohnya seperti kampung Putat Jaya ini. Dari survei yang kita lakukan, Mahasiswa Petra sudah melakukan kegiatan Service Learning sebanyak 4 kali yaitu melakukan kegiatan membuat toilet,lomba cuci tangan,dan lain lain. Tetapi dari lingkungan kita belajar kembali bahwa ada yang kurang. Kita lupa bahwa ada hal yang lebih sederhana yang bisa dilakukan untuk membiasakan diri menjaga kebersihan. Oleh karena itu, demi menyadarkan akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar, diadakanlah lomba mengecat tong sampah yang ditujukan untuk anak-anak di daerah Kelurahan Putat Jaya yang juga merupakan tempat eks-lokalisasi dolly. Dengan tujuan utama yaitu meningkatkan  kesadaran  betapa  pentingnya  menjaga  kebersihan  lingkungan  sekitar dengan membuang sampah di tong sampah yang tersedia lebih dekat dengan rumah tiap warga.  Kegiatan  Service  Learning  ini  dilakukan  melalui  banyak  tahapan.  Tahapan pertama adalah melakukan pendataan dan survei di lingkungan sekitar, yaitu Kelurahan Putat Jaya. Tahapan kedua dilakukan pencarian materi dan gambar skets tong sampah yang sesuai dengan kegemaran anak-anak di daerah Putat Jaya. Tahapan ketiga yaitu mengelompokan mereka dengan mahasiswa Universitas Kristen Petra sebagai pembimbing.  Tahapan  keempat  adalah  pelaksanaan  lomba  di  lokasi  dimana  semua pealatan dan fasilitas sudah disediakan oleh pihak  panitia lomba dan melakukan cat secara bersama-sama. Tahapan terakhir, tong sampah tersebut dikumpulkan dan dinilai sesuai dengan tingkat kreativitas mereka. Tong sampah tersebut kemudian dipilih dan ditentukan untuk juara 1,2,dan 3 dan kemudian pemberian hadiah juga untuk semua anak- anak yang ikut menjadi peserta. Tujuan diberikannya hadiah kepada seluruh peserta yaitu agar anak-anak tersebut senang dan bisa mengingat terus mengenai lomba ini sehingga bisa menanamkan pelajaran kepada mereka betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan mulai dari hal kecil yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya.

 

Kata kunci: Lomba Mengecat Tong Sampah, Putat Jaya, dan Lingkungan.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Jovan Adriel A.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra

Olivia Reynalda T.
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra
Dion Nathanael W.
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra
Surya Hermawan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra

References

Izal. 2015. Proposal: Usaha Tong Sampah Berkah. Retrieved from http://pintudunia09.blogspot.com/2015/12/proposal-usaha-tong- sampah-berkah.html. Diakses 20 November 2018

Cadwell, L.B. (1997). Bringing Reggio Emilia home: An innovative approach to early childhood education. New York: Teachers College Press.

Edwards, C., Gandini, L. & Forman, G. (Eds.). (2012). The hundred languages of children: The Reggio Emilia experience in transformation (3rd ed.). Santa Barbara CA: Praeger.

Gambetti, A. (2002). Safety issues. Child Care Information Exchange.

September, 68-70.

Gandini, L. (2005). The essential voice of the teachers. In L. Gandini, L.

Hill, L. Cadwell & C. Schwall (Eds.), In the spirit of the atelier: Learning from the atelier of Reggio Emilia (pp.58-72). New York: Teachers College Press.

Green, R. (2001). Creating an anti-bias environment. In E. Dau, The anti- bias approach in early childhood (2nd ed.) (pp.15-28). Frenchs Forest: Pearson Education Australia.

Haskins, C. (2012). Order, organization, and beauty in the classroom: A

prerequisite, not an option. Montessori Life: A Publication of the

American Montessori Society, 24(2), 34-39

Kirmani, M.H. (2007). Empowering culturally and linguistically diverse children and families. Young Children, 62(6) ,94-98.

Lewin-Benham, A. (2011). Twelve best practices for early childhood education: Integrating Reggio and other inspired approaches. New York: Teachers College Press.

Ontario Ministry of Education (2007). Early Learning for Every Child Today: A Framework for Ontario Early Childhood Settings. Retrievedfromhttp://www.edu.gov.on.ca/childcare/oelf/continuum/ continuum.pdf

Ontario Ministry of Education (2013). Ontario Early Years Policy Framework.Retrievedfrom:http://www.edu.gov.on.ca/childcare/O ntarioEarlYear.pdf

Tarr, P. (2001). Aesthetic codes in early childhood classrooms: What art educators can learn from Reggio Emilia. Retrieved from http://www.designshare.com/Research/Tarr/Aesthetic_Codes.htm

United Nations Convention on the Rights of the Child (1989). Retrieved

From_http://en.wikisource.org/wiki/UN_Convention_on_the_Rigts

_of_the_Child

Wien, C.A. & Kirby-Smith, S. (1998). Untiming the curriculum: A case study of removing clocks from the program. Young Children,

(5), 8-13.

Wien, C.A. (2004). From policing to participation: Overturning the rules and creating amiable classrooms. Young Children, 59(1), 34-40.

Wien, C.A., Coates, A., Keating, B. & Bigelow, B. (2005). Designing the environment to build connection to place. Young Children, 60(3),

-24.

Published
2020-01-25
Section
Articles