Hubungan antara Forgiveness dengan Kebahagiaan Pada Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan

  • Theresia Claudia Rienneke Universitas Kristen Satya Wacana
  • Margaretta Erna Setianingrum
Keywords: Forgiveness, Kebahagiaan

Abstract

Abstrak

 

 

Perasaan ditinggalkan atau dititipkan oleh orang tua merupakan suatu peristiwa yang dapat membekas di hati seorang anak. Hal ini dapat menimbulkan emosi negatif seperti dendam, rasa tidak percaya karena merasa dikhianati, kebencian dan kemarahan. Masa remaja dalam pertumbuhannya dapat merasakan luka dan kepedihan sehingga diperlukan adanya forgiveness pada orang tua yang telah menyakitinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang positif antara forgiveness dengan kebahagiaan pada remaja yang tinggal di Panti Asuhan. Remaja dalam penelitian ini adalah individu yang tengah mengalami masa perkembangan dari anak-anak menjadi dewasa, dengan rentang usia 15 – 21 tahun. Sebanyak 60 orang diambil sebagai sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik sampel purposive sampling.  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Alat ukur yang digunakan untuk forgiveness yaitu Transagression Interpersonal Motivation Inventory (TRIM-18) dengan koefisien alpha cronbach sebesar 0,891 dan skala kebahagiaan dengan koefisien alpha cronbach sebesar 0,902. Dari hasil analisis data diperoleh hasil koefisien korelasi r = 0,419 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) yang berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara forgiveness dengan kebahagiaan pada remaja yang tinggal di Panti Asuhan, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

 

Kata Kunci        : Forgiveness, Kebahagiaan

 

Abstract

 

 

The feeling of a child when she / he abandoned by their  parents is an event that will always remain in children's heart. This feelings can cause negative emotion like revenge, trust issue because of betrayal, hatred, and anger. Teenage in their development can feel the pain and agony because of the event that happened in their life. So they need to learn how to forgive those who hurt them. Adolescents in this study is the individual who is experiencing a period of growth of children into adults, with an age range 15-21 years. Sixty people were taken as the sample which was done by using purposive sampling technique. The method used in this research is quantitative method. Measuring instrument used for forgiveness is Transagression Interpersonal Motivation Inventory (TRIM-18) with alpha cronbach’s coefficient is 0,891 and happiness scale with alpha cronbach’s coefficient is 0,902. From the data analysis obtained that the result of coefficient correlation r = 0,419 with the significance ammount 0,000 (p < 0,05) which means there is a positive correlation between forgiveness with happiness in forgiveness with happiness in teenagers living in an orphanage, so the hypothesis of the researcher accepted.

 

Keywords: Forgiveness, Happiness

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Argyle, M, 2001. The Psychology of Happiness. New York: Routledge

Anderson, M.A. (2006). The Relationship among Resiliance, Forgiveness, and Anger Expression in Adolescents. Maine: The University of Maine

Chaplin, L.N., Baston, W., & Lowrey, T.M. (2010). Beyond brands: Happy adolescents see the good in people. The Journal of Positive Psychology, 5(5), 342-354.

Darmawan, R.A, D. N. F. (2016). Hubungan Self-forgiveness dengan Resiliensi Pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Pada Dewasa Muda di Denpasar-Bali angkatan 2012-2016. Skripsi. Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana: Salatiga.

Departemen Sosial Republik Indonesia. (2004). Acuan Umum Pelayanan Sosial. Anak di panti sosial asuhan anak. Jakarta: Departemen Sosial RI

Diponegoro, A.M., Mulyono. (2015). Faktor-Faktor Psikologis yang Memengaruhi Kebahagiaan Pada Lanjut Usia Suku Jawa di Klaten. Psikopedagogia Universitas Ahmad Dahlan. Vol 4 No 1.

Diponegoro, M.A. (2013). Peran Religiusitas Islami dan Kesejahteraan Subjektif Terhadap Pemaafan Remaja Siswa Madrasah Aliyah Negeri III Yogyakarta.Psikopedagogia Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol 2,No 1.

Eldeleklioglu, J. (2015). Predictive Effects of Subjective Happiness, Forgiveness, and

Rumination on Life Satisfaction. Social Behavior and Personality, 43(9, 1563

doi: 10.2224/spb.2015.43.9.1563

Maltby, J., Day, L., & Barber, L. (2005). Forgiveness and happiness. The different context of forgiveness using the distinction between hedonic and eudaimonic happiness. Journal of Happiness Studies,6, 1-13. doi: 10.1007/s10902-004- 0924-9

Maharani, D. (2015). Tingkat Kebahagiaan (Happiness) Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan dan Konseling Univeristas Negeri Yogyakarta.

McCullough, M. E. (2000). Forgiveness as Human Strength: Theory, measurement, and links to well-being. Journal of Social and Clinical Psychology, 19,43-55.

McCullough ME., Root, LM., and Cohen, AD. (2006). Writing About the Benefits of an Interpersonal Transgression Facilitates Forgiveness. Journal of Consulting and Clinical Psychology 2006, Vol. 74, No. 5, 887–89. doi: 10.1037/0022-006X.74.5.887.

Papalia, D.E., Old, S.W., & Feldman, R.D. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana Predana Media Grup.

Prabowo, D. (2016, November). Mensos kembali deklarasikan Indonesia bebas anak jalanan. Diunduh dari:

https://nasional.kompas.com/read/2016/11/27/09421611/mensos.kembali.dekla rasikan.indonesia.bebas.anak.jalanan.2017

Rahmawati, P. A. (2015). Hubungan Antara Kepercayaan dan Keterbukaan Diri Terhadap Orang Tua dengan Perilaku Memaafkan Pada Remaja yang Mengalami Keluarga Broken Home di SMKN 3 &SMKN 5 Samarinda. Ejournal Psikologi, 3(1) 2015:395-406.

Rana, S., Hariharan, M., Nandinee, D., & Vincent, K. (2014). Forgiveness: A Determinant of Adolescents’ happiness. Indian Journal of Health and Wellbeing,5(9), 1119-1123.

Santrock. (2003). John W. Adolescence. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W., (2007). Child Development. 11th edition. Boston : Mc.Graw Hill.

Seligman, M. E. P. (2002). Authentic Happiness: Using the new positive psychology to realize your potential for lasting fillfillment. New York: Free Press

Seligman, M. E. P. (2005). Authentic Happiness; Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif. Terjemahan. Bandung: PT Mizan Pustaka

Shekhar, C., Jamwal, A., & Sharma, S. (2014). Happiness and Forgiveness among College Students. Indian Journal of Psychological Science, V-7, No.1 008-09. doi: 09769218

Willis, S.S. (2005). Remaja dan Masalahnya. Bandung: CV.Alfabeta.

Veenhoven, K.J. (2006). Orientations to happiness and life satisfaction: The Fulllife Versus The Empty Life. Journal of Happiness Studies. Vol. 14, page:141- 146.doi: 10.1007/s10902-004-1278-z.

Zechmeister, J.S., dan Romero, C. 2002. Victim and Offender Accounts of Interpersonal Conflict : Autobiographical Narratives of Forgiveness and Unforgiveness. Journal of Personality and Social Psychology, 82 (4), 675-686. doi: 10.1037//0022-3514.82.4.675.

Published
2018-07-18
Section
Articles