Peran mediasi intensitas penggunaan media sosial dalam hubungan self-acceptance dengan kecenderungan body dysmorphic disorder pada konten kreator di surabaya
Abstract
Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder merupakan kondisi dimana individu selalu merasa memiliki “cacat” pada tubuhnya yang kecacatan tersebut mungkin bagi orang tidak signifikan, Salah satu penyebab individu dengan kecenderungan BDD yaitu adanya Self Acceptance yang rendah sehingga individu kerapkali mebandingkan dirinya dengan orang lain dalam hal penampilan. Terlebih saat ini individu lebih mudah dalam membandingkan diri di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Self Acceptance dan Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder dengan di mediasi oleh Intensitas Penggunaan Media Sosial. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 333 individu konten kreator dengan menggunakan teknik accidental sampling. Metode analisis kuantitatif menggunakan analisis jalur dengan bantuan Smart PLS versi 4.1.0.9. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan dengan arah hubungan negatif antara Self Acceptance dan Kecenderungan BDD dengan di mediasi oleh Intensitas Penggunaan Media Sosial dengan nilai P = 0,015 (P<0.05) dan total indirect effects sebesar -0,051. artinya semakin tinggi self acceptance maka akan semakin rendah kecenderungan BDD dan Intensitas Penggunaan Media Sosial, begitu pula sebaliknya semakin rendah Self Acceptance maka akan semakin tinggi Kecenderungan BDD dan Intensitas Penggunaan Media Sosial. Individu diharapkan memahami bahwa setiap manusia memiliki ciri khas masing – masing sehingga tidak perlu untuk membandingkan diri dengan orang lain di media sosial.
Kata Kunci : Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder, Self Acceptance, Media Sosial, Konten Kreator